Part Five

2.1K 286 16
                                    

Joseph masih memilki perasaan marah pada Sasuke setelah dua hari berlalu saat Sasuke menceritakan semuanya. Ia kecewa, tentu saja. Kenapa Hinata tidak pernah menceritakan hal sekrusial itu padanya? Bahkan Joseph tidak pernah tahu jika Hinata mengalami perundungan dimasa sekolahnya jika Sasuke tak menceritakannya. Namun, mau bagaimanapun, ia tidak bisa mengabaikan Sasuke begitu saja, apalagi mengusirnya. Meskipun marah, ia masih cukup memiliki hati sebagaimana manusia pada umumnya. Bagaimanapun juga, Joseph juga tidak ingin terus seperti ini. Joseph ingin segalanya kembali seperti semula.

Dulu Joseph sempat curiga ketika ia sering menemukan Hinata memiliki beberapa lebam dan luka di tubuhnya, namun Hinata berdalih bahwa itu semua ia dapatkan karena kecerobohannya. Joseph mengakui jika Hinata memang merupakan gadis yang cukup ceroboh hingga hal itu take membuat kecurigaannya berangsur lama. Ia dulu hanya berpesan pada Hinata untuk lebih berhati-hati.

Sasuke juga merasakan sikap Joseph yang sedikit berubah padanya, meskipun pria itu masih sering mengajaknya berbicara namun Sasuke tahu Joseph sedang mengendalikan dirinya. Sasuke mengerti, ia tersangkanya di sini. Lelaki itu tak bisa menuntut apapun seperti saat ia masih tinggal di rumahnya. Sasuke sedikit merasa tidak enak, ia ingin meminta bantuan Naruto, tapi ia juga tidak bisa terus merepotkannya. Sasuke bahkan menyadari betapa buruknya sikapnya dulu pada lelaki itu. Apapun yang dilakukannya, Sasuke merasa serba salah.

Salju sudah turun sedari pagi. Suhu juga semakin dingin. Tiga hari lagi orang-orang akan merayakan natal. Meskipun toko sepi, namun pesanan kue maupun roti terus saja datang.

Joseph ingin mengantarkan beberapa pesanan itu ke beberapa alamat yang dituju. Namun pekerjaannya di dapur bersama Chouji tak bisa ia tinggalkan. Ia berinisiatif untuk meminta tolong pada Sasuke dan Hinata untuk mengantarkan pesanan tersebut. Ia berpikir mungkin melalui ini, ia bisa membantu memperbaiki hubungan antara Sasuke dan Hinata menjadi lebih baik. Sejujurnya, Joseph bukan tipe orang yang suka menyimpan kemarahan terlalu lama.

"Sasuke!" Panggil Joseph dari pintu dapur. "Kemari sebentar."

Sasuke pun menghampiri Joseph menuju pintu dapur.

"Kau bisa membawa mobil kan?" Tanya Joseph kemudian. "Ah, tentu saja kau pasti bisa." Lanjut Joseph tanpa perlu mendengar jawaban Sasuke.

"Begini, aku perlu bantuanmu untuk mengantar pesanan kue-kue dan roti-roti ini. Bisa?"

"Bukankah biasanya kau yang mengantarkan pesanan?"

"Iya. Tapi saat ini aku tidak bisa meninggalkan pekerjaanku di sini, masih ada banyak roti yang harus ku buat. Berhubung tidak terlalu banyak pelanggan, aku bisa mengatasi yang ada di sini. Kau bisa pergi dengan Hinata."

"Apa?"

"Kau mendengarku. Aku sudah menyiapkan kotak-kotak kue dan roti itu di belakang, tinggal kau angkut saja ke dalam mobil. Semua alamat pemesanan ada di dalam mesin kasir, sudah kutandai juga semuanya. Pergilah. Ajak Hinata bersamamu."

Tanpa menunggu jawaban Sasuke, Joseph mulai kembali lagi pada pekerjaannya. Dari ambang pintu dapur dapat Sasuke lihat dua orang pria di dalam sana dengan cekatan mengadoni bahan-bahan yang sedang mereka olah. Sangat sibuk, hingga membuatnya tidak bisa menolak.

Dari tempatnya berdiri Sasuke kemudian mengalihkan pandangannya pada Hinata yang baru saja melayani pelanggan terakhir yang baru saja meninggalkan toko. Lelaki itu pun mendekatinya.

"Ganti pakaianmu dengan yang hangat. Joseph menyuruh kita mengantarkan pesanan." Ujar Sasuke sambil melepaskan celemek coklat yang melekat ditubuhnya.

"Denganmu?" Tanya Hinata sedikit sangsi.

"Kau tidak mendengar kata ki-ta?" Jawab Sasuke dengan menekan kata terakhirnya. "Cepatlah. Sebelum cuaca menjadi makin dingin." Lanjutnya seraya berjalan menuju lantai atas mengambil jaket dan mantel tebal pemberian dari Joseph beberapa hari lalu yang kemudian disusul oleh Hinata.

Winter Chance (✓)Where stories live. Discover now