Part 27 - A

429 39 10
                                    


Sebuah mobil SUV hitam terlihat berhenti di depan rumah dan menurunkan seorang gadis, setelahnya mobil tersebut kembali melaju meninggalkan rumah beserta gadis itu. Sementara sang gadis berjalan memasuki rumah tersebut. Gadis itu menekan bel rumah, tak lama pintu terbuka dan berdiri seorang wanita paruh baya.

Gadis itu tersenyum pada wanita paruh baya yang membukakannya pintu. "Eomma."

Wanita paruh baya itu sebelumnya terkejut melihat sosok gadis di hadapannya, namun dia segera tersenyum dan memeluk gadis itu. "Anak nakal! Kemana saja kau selama ini?" omel sang Ibu dengan suara sendunya, bahkan air matanya sudah tak terbendung.

"Liburanku sangat menyenangkan," jawab gadis itu.

Seorang pria tampak duduk di tepi ranjang dengan tangannya memegang sebuah nampan berisi menu lengkap makan siang, nasi dan beberapa lauk lainnya. Itu bukan untuknya, tapi untuk seorang gadis yang tengah berbaring menyembunyikan diri di balik selimut. Dan sudah lebih dari setengah jam pria itu memegang nampan tersebut, bahkan makanan itu mungkin saja sudah dingin.

"Hyunji –ya," panggilnya dengan mengguncangkan tubuh gadis itu. "Makan dulu, eoh? Kau belum makan sejak kemarin, ditambah kau sedang sakit." Ada nada khawatir dari ucapannya.

"Aku sudah makan," jawab Hyunhee dengan suara lemahnya.

"Jika yang kau maksud itu tiga keping biskuit beberapa saat lalu, itu tidak masuk hitungan karena kau sudah memuntahkannya kembali. Makan nasi, setidaknya beberapa suap." Sehun sedikit emosi, istrinya ini bertingkah rewel seperti anak kecil.

"Aku akan memakannya, jika itu baik-baik saja. Tapi itu bau dan membuatku mual!"

Sehun menaruh nampan tersebut di nakas. "Lantas kau mau makan apa?" Dia beringsut mendekati gadis itu, tubuhnya sedikit menyondong pada sang Istri dan mengusap surai hitamnya lembut.

"Aku tidak berkeinginan untuk makan apapun saat ini." Lebih dari untuk makan, Hyunhee merasa dia lebih butuh tidur. Badannya lemas dan kepalanya pusing, bahkan hanya untuk sekedar membuka mata atau meladeni celotehan Sehun itu sudah berat.

Sehun menghela nafas sembari memijit keningnya saat mendengar jawaban sang Istri. "Kau tidak bisa seperti ini, hanya karena kau tak ingin makan sekarang. Kau sedang sakit!"

"Apa kau tidak bekerja? Ini sudah siang," ucap Hyunhee terdengar mengusir. Dia bermaksud mengalihkan topik soal makan.

"Tidak, kau membuatku tak tenang jika meninggalkanmu," akunya. "Sudah cepat bangun dan makan." Sehun menarik tangan gadis itu untuk duduk, dia masih belum menyerah untuk membuat Istrinya makan. "Mau aku suapi?"

Hyunhee memutar bola matanya malas, dia mulai mengambil sendok dan memposisikan duduk. "Tidak."

Sendok yang hanya terisi setengah nasi dan seiris daging itu telah berhasil masuk ke gua mulut Hyunhee, namun detik selanjutnya dia beringsut dari ranjang dan berlari menuju kamar mandi dengan tangan membekap mulutnya sendiri. Hyunhee memuntahkan makanan yang bahkan belum sempat dia kunyah itu ke wastafel.

Sehun mengikuti langkah gadis itu menuju kamar mandi –dengan sedikit berlari, setelahnya dia mengurut tengkuk sang Istri. Ini sudah untuk kesekian kalinya gadis itu muntah, bahkan saat tak ada asupan yang dia terima. Jadi hanya cairan bening yang keluar selanjutnya.

Hyunhee terduduk di lantai kamar mandi, setelah muntah –dia semakin tak bertenaga. Dan mungkin, dia bisa saja berbaring di dalam kamar mandi jika Sehun tak segera menggendongnya menuju ranjang.

My Possessive HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang