Off Jumpol tergesa-gesa menuju basement tempat mobilnya diparkir. Pagi ini waktunya latihan untuk konser Y I Love U 2019 dan sialnya ia kesiangan. Seharusnya setengah jam yang lalu ia harus sudah berada di GMM. Jika begini terus ia akan semakin sulit menghilangkan citranya sebagai aktor yang disiplin, mengingat ini sudah kali ketiganya ia telat datang dari waktu yang sudah dijadwalkan. Karena tidak ada sanksi, ia terlalu santai.
Ketika ia berhasil keluar dari parkiran dengan mobilnya, ia hampir lupa untuk menghubungi adik kecilnya, Gun Atthaphan. Ia memang sering kali menjemput lelaki mungil itu. Tapi sepertinya kali ini ia tidak perlu menjemputnya. Ia harus memprioritaskan dirinya terlebih dahulu. Lagi pula ia sangat kesiangan, ia yakin lelaki mungil itu sudah berangkat lebih dulu karena tahu ia tak kunjung datang menjemputnya. Dengan gerakan cepat, ia segera meraih tasnya dengan tangan kanan tetap pada kemudi. Dengan sedikit kesulitan ia berhasil menggenggam ponselnya lalu segera mengirim pesan singkat kepada Gun.
[Phi berangkat duluan. Kau bawa mobil sendiri ya..]
Namun pesan itu tak pernah sampai. Bagaimana mau sampai jika sebelum jarinya benar-benar menyentuh ‘send’, ia sudah melempar ponselnya ke jok penumpang di sampingnya dan kembali fokus mengemudi. Ia baru menyadari jika ia belum mengirim pesan itu ketika ia sudah sampai di parkiran gedung GMM. Setelah menimbang beberapa hal, ia memutuskan untuk tidak mengirim pesan pada Gun. Ia yakin lelaki mungil itu sudah berada di studio latihan berasmaa teman-temannya. Gun termasuk orang yang rajin. Pikirnya.
Setibanya Off di studio latihan, ia langsung menuju sudut untuk menaruh barang-barangnya, kemudian bergabung dengan teman-temannya yang sudah menari. Untungnya ia sudah tahu posisi. Ia hanya perlu berbaur dan mengimbangi gerakan. Satu putaran lagu selesai, ia belum menyadari jika Gun tidak terlihat di antara mereka. Hingga sebuah suara menginterupsi.
“Sawassdi Khap” ujar lelaki mungil yang kini berjalan menghampiri P’Yan dance trainer-yang mana masih kerabat GMM Manajemen.
Off tidak bisa menangkap pembicaraan Gun dengan P’Yan. Bukannya ingin ikut campur masalah orang lain. Pasalnya semua orang yang tadinya sudah bersiap untuk putaran lagu kedua pun ikut menatap penasaran ke arah Gun. Jarang sekali adik kecilnya itu terlambat, bahkan satu jam setelah waktu yang dijanjikan. Apa saja yang ia lakukan? Pikir Off.
“Hm semuanya maafkan Gun ya karena terlambat.” ucap Gun sambil berwai ke semua orang yang disambut pengertian. Semua orang merespon dengan sekedar tersenyum atau menimpali dengan kata ‘tidak apa-apa Gun’. Kecuali Off yang kini menatap Gun intens. Ia merasa bersalah, meski keterlambatan Gun bukan seratus persen kesalahannya. Namun karena kebiasaan Off yang sering menjemput Gun sebelum berangkat ke kantor menjadikan lelaki itu resah sendiri. Ia takut Gun marah karena ia tidak menghubungi dulu sebelum berangkat. Di sisi lain, ia juga merasa heran. Gun tidak biasanya datang terlambat apalagi dengan muka bantalnya yang masih kentara. Gun tidak bisa membohongi siapapun di ruangan itu termasuk Off jika dirinya baru bangun tidur. Melihat keadaan Gun yang tidak biasa membuat Off resah. Ia tidak bisa menghentikan dirinya untuk tidak menatap Gun sepanjang latihan berlangsung. Ditambah rasa bersalah yang masih menggerogori dirinya sejak seminggu yang lalu, ketika dirinya pergi berlibur ke Jepang dengan teman-temannya. Ia tidak bisa merutuki dirinya sendiri kala itu karena tidak mengajak Gun untuk pergi bersamanya. Namun egonya masih berusaha untuk menang. Sehingga ia tidak ingin mengatakan hal tersebut pada Gun, meski dalam hati ia sudah tidak nyaman dengan keadaan ini. Ia tahu betul jika Gun berusaha untuk tidak terlibat dengannya. Ia juga sering mendapati Gun berusaha untuk tidak berlama-lama mengobrol dengannya. Ditambah kecenderungan Gun dengan ponselnya membuatnya heran setengah mati. Ia tahu Gun tidak pernah bisa lepas dari ponselnya, namun akhir-akhir ini rasanya Gun sudah menggila dengan ponselnya itu. Gun bahkan akan diam dan mendiaminya ketika sedang bersama bahkan ketika ada gathering aktor-aktor GMM Gun lebih sering fokus dengan ponselnya. Ia tidak tahu apa yang membuat Gun seperti itu. Akan terlihat jelas jika Gun hanya mendiami dirinya saja, karena ia tahu ia sering berbuat salah baik yang disadari maupun tidak. Tetapi kali ini Gun bersikap sama terhadap Tay, Arm, dan yang lainnya. Kecuali Krist. Fakta ini sangat mengganggu.
Berbicara mengenai Krist, ia jadi teringat percakapan mereka lewat Line Call ketika dirinya berlibur di Jepang. Saat itu Krist yang menghubungi Singto-sekedar untuk berbagi kabar dengan ‘teman spesial’nya itu- tiba-tiba ingin berbicara dengan Off.
YOU ARE READING
The Colors of Atthaphan (on hold)
FanfictionGun Atthaphan adalah sosok yang periang, tak bisa diam, dan menyayangi semua orang. Sikapnya yang manja dan menggemaskan membuat dirinya menjadi perhatian banyak orang. Namun suatu ketika ia menemukan bahwa semua perhatian yang tertuju padanya tak u...
