Pandangan mata itu lurus ke depan. Langkahnya juga sama, benar-benar lurus seperti model profesional. Tangannya tidak mengayun, saling bertautan di depan pusar. Wajah manis si gadis tetap terjaga, tidak tersenyum maupun cemberut.
Pakaian putih abu-abu melekat di badannya. Rambut hitamnya tergerai rapi. Rambutnya panjang sebahu, tidak membuat wajahnya tertutupi. Sepatu hitam yang mengkilat membuat lantai pualam turut bersuara.
"Hai, Ardel," sapa seorang perempuan dari arah berlawanan.
Gadis yang jalannya tertata itu tersenyum. Singkat. Kemudian melanjutkan perjalannya lagi, menuju ruang kelas.
Saat ini, gadis berlesung pipi itu masih berjalan di koridor. Seolah si gadis adalah pusat kehidupan. Sapaan dan tatapan kagum dari orang-orang masih jelas terasa. Siapa yang tak mengenal gadis ini. Sosok gadis yang sempurna di mata semua orang.
Ardelia Lintang Laila. Itulah nama si gadis sempurna. raut wajahnya tenang, diatur dan tidak berlebihan. Sikapnya teratur, mulai dari cara berjalan, pandangan mata sampai pada senyumannya.
Tapi keteraturan itu, bukanlah mencerminkan diri. Ekspresi wajah yang tenang dan selalu dibuat-buat oleh pikiran. Takkan menjadi baik untuk dirinya sendiri.
Ya. Itulah yang ia rasakan. Hidup adalah panggung drama bagi Ardel.
Hanya satu keinginan Ardel. Mendapatkan kebahagiaan sesungguhnya. Tanpa bermain peran dalam kepelikan remaja.
"Aku hanya ingin disayangi papa."
***
Senin, 01 Februari 2019
YOU ARE READING
Yang Sempurna || •COMPLETED•
Teen Fiction17+ Mengandung unsur kekerasan. Harap bijak dalam membaca! (Tamat) . . Jangan dibacaaaaaaa!!! BAYAHA! .. Belum revisi Ayah. Sosok terpenting dalam kehidupan setelah ibu. Namun, bagaimana jika sosok ini selalu menekan putrinya untuk sesempurna...
