39

28.4K 1K 267
                                    

Aduh maaf banget yaa UP-nya lama #cepika_cepiki biar kaga di amuk massa :)

________

Di dalam kelas. Bunga menatap beberapa lembar kertas dengan wajah datar.

Peringkat ke-enam, yah dia mendapat peringkat ke-enam, itu tertulis di kertas rapornya.

Tapi bukan itu yang membuatnya murung, ketidak beradaan Raffi saat ini yang menjadi penyebabnya. Padahal ia sangat berharap bahwa Raffi akan datang mengambil Rapornya. Tapi nihil. Pemuda itu sama sekali tidak muncul. Jangankan muncul, memberikan kabar saja tidak.

Merindukannya, eh?

"Nissa mana?" Tanya Liya yang datang memasuki kelas. Bunga mengidikan bahu, begitu juga dengan Novita yang lagi sibuk dengan ponsel-nya.

"Eh, gimana Raffi ada dateng kagak?" Tanya Liya saat melihat sorot dingin Bunga, yang kagak ada semangat hidup.

"G-gue balik duluan." Ucap Bunga lalu pergi meninggalkan ruang kelas.

....

Lagi-lagi Bunga ada di halte depan gang rumahnya bersama Sasu, sambil memandangi bunga mawar pemberian Raffi yang udah layu.

Bunga kembali menatap jalanan yang tidak terlalu ramai dengan tatapan hampa.

Gue rindu dia ganggu gue, dengan nyembunyiin tas gue, atau pulpen gue.

Gue rindu dia perhatian dengan caranya yang cuek.

Gue rindu dia mesumin gue.

Gue rindu muka sombongnya itu, pas dia maksa gue jadi pacar dia.

Gue rindu semua tentang dia.

Dan sumpah demi apapun gue rindu. Tapi sekarang gue telat karena dia udah pergi. Kenapa gue biarin dia pergi, padahal gue tau gue suka ama dia.

"Huffft." Bunga menghela nafasnya panjang, terkadang kehidupan adalah hal yang rumit. Begitu sulit dimengerti.

*****

Raffi terlihat semangat siang ini untuk menjalankan semua tugasnya di desa, untuk kepulangannya yang segera.

Subuh-subuh ia sudah pergi ke surau untuk sholat dan mengaji. Setelah itu ikut membajak sawah paginya. Saat ini Raffi sedang duduk di bangku depan teras rumah pamannya, bersama Dimas, Anggito dan Husein.

Raffi mengambil ponsel berlogo apel gigit dari saku celana jeans-nya. Ia memandangi wallpaper di ponsel-nya itu sambil tersenyum.

Dimas geleng-geleng kepala sendiri saat melihat tingkah Raffi yang menurutnya aneh. Ditambah tingkah dua teman ngelenehnya dari Jakarta yang datang kemaren. Itu semakin membuatnya pusing.

Masa cuma gara-gara melewatin jalan becek terus baju kesayangannya kotor, Anggito sampai terbawa mimpi dalam artian ngigo bahkan ngompol di kasur Dimas yang mereka tiduri berdua.

Dia lagi apa ya? Tanya Raffi dalam hati, masih sambil melihat layar ponsel-nya.

Raffi terkekeh saat melihat foto itu, sampai suara Anggito mengintrupsi kegiatannya. Dengan tatapan heran ia duduk di sebelah Raffi lalu merebut ponsel itu, sehingga sang empunya berdecak kesal.

"Jangan lama-lama ninggalin Bunga." Kata Anggito, Raffi menatapnya heran. "Entar lu jadi dinosaurus." Lanjutnya.

"Ngomong paan sih lu?"

Impressive Love [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang