Prologue

50.2K 4K 26
                                    

"Ini masih rough cut*. Setelah istirahat makan siang dilanjut lagi."

"Hasil revisi script untuk jam 7 nanti sudah dikasih ke anchor?"

"Done."

"Ya sudah kalau gitu. Istirahat aja dulu. Nanti setelah selesai periksa ini, saya keluar buat periksa sekalian cek bagian editing."

Mungkin ini agak kurang sopan. Tapi aku hanya berusaha untuk menyelesaikan tugasku secepat mungkin dengan lembar demi lembar kertas menumpuk ini. Toh aku juga dengar dengan apa yang dikatakan laki-laki di hadapanku ini, si supervising producer yang baru, Andra.

Aku masih berkutat dengan pena dan kertas selama beberapa saat hingga menyadari kalau dia belum beranjak, masih berdiri di tempat tanpa sedikit pun bergerak. Kali ini aku menengadahkan kepala untuk memandanginya.

"Ada lagi yang mau kamu sampaikan ke saya?" tanyaku.

"Bentar lagi istirahat makan siang, kan?" Andra justru balik bertanya padaku. Kakinya melangkah untuk mendekat ke mejaku, memandangiku seakan menunggu jawaban.

"Iya. Makanya saya bilang..."

Aku bahkan belum menyelesaikan kalimatku dan Andra sudah tiba-tiba mencondongkan tubuhnya, tangan bertumpu pada meja, memberi hentakan yang tidak terlalu kuat tapi cukup mengagetkan. Aku spontan memundurkan tubuh karena jarak di antara kami yang terlalu dekat.

"Ayo kita makan bareng, Ra."

Kali ini alisku menyatu, kemungkinan besar lipatan di keningku bertambah. Tidakkah dia lihat pekerjaanku masih banyak di sini? Dan kenapa dia peduli? Aku punya prioritas lain untuk didahulukan ketimbang makan. Aku baru saja ingin membalas, tapi tiba-tiba Andra menggeser kertas-kertas di mejaku dan merebut pena di tanganku dan meletakkannya di sudut meja sebelum semakin mencondongkan wajahnya. Mendadak embusan napasnya seolah menerpa wajahku.

"Jangan banyak alasan. Sekuat apapun perempuan, makan itu tetap kebutuhan. Kalau aku nggak bilang sekarang kamu pasti nggak akan makan siang." []

---

Glosarium:

(*rough cut: tahap awal editing untuk susunan program dan gambar yang telah dipilih.)

---

Baca lebih lanjut di akunArataKim.

Insecurities PrincipleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang