47 - The Payback

981 105 32
                                    

Budayakan votes dan komentar yaa :D

Ada alur mundur di bab ini. Jadi jangan sampai dibuat bingung 😃

Happy reading~!

Empat hari setelah peristiwa pagi yang memuakkan di Puncak Bintang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Empat hari setelah peristiwa pagi yang memuakkan di Puncak Bintang.

Angin terasa kencang menerpa wajah Kiran di jendela tanpa bingkai lantai delapan Ballroom. Udara terasa basah, sama seperti kedua telapak tangannya yang mengepal saat melihat pemandangan tak biasa di bawah sana. Bukannya berkumpul di dalam gedung yang mereka anggap sebagai markas, bermain kartu atau pun minum-minum, kali ini para Masked Rider justru berkumpul di luar. Menonton dua orang dari petinggi mereka yang kini tengah berduel.

Raven dan Killer Clown. Matt dan Galang.

Kiran menggigit bibir. Disaksikannya kedua lelaki itu saling adu jotos. Menendang, memiting, meninju. Apa pun yang bisa dilakukan untuk membuat salah satunya tumbang dan angkat tangan. 'Ini bodoh,' batinnya. Ketika Kevin baru saja menyelesaikan hari pertama di KRAPSI, di sinilah ia berada. Jika bisa memilih Kiran lebih ingin menonton perlombaan yang Kevin ikuti daripada memenuhi panggilan Angela agar ia menonton perkelahian barbar semacam ini.

Ditambah lagi, ia juga secara tidak langsung terlibat dalam perkelahian itu.

"Kamu seharusnya ada di bawah sana, Ran-Ran." Angela yang berdiri tak jauh di salah satu jendela berujar. "Raven itu sedang memperjuangkanmu, lho."

"Dia hanya enggak suka seseorang mengingkari kata-katanya." Kiran berucap datar. "Aku juga enggak meminta dia melakukan apa pun."

"Tapi kamu senang, kan? Si Galang itu sudah sembarangan menyentuhmu," celetuk Angela. "Bukan berarti aku protes, sih," lanjutnya tersenyum miring.

"White Wolf, tolong suruh Raven berhenti!"

Kiran dan Angela menoleh. Seorang gadis berambut tembaga pendek dan bertubuh kurus muncul di belakang mereka, wajahnya diwarnai ekspresi cemas. Angela mendekat pada Kiran dan berbisik,

"Salah satu mainan Galang yang terlalu bodoh karena malah menyukainya."

Kiran menelan saliva, mengarahkan pandangannya satu kali lagi pada perkelahian di bawah sana. Langkah Galang sudah terlihat sempoyongan, sementara Raven masih berdiri tegak dengan kepalan tangan siap melayang. Gadis itu memohon padanya berkali-kali, mengatakan kalau Kiran pasti bisa membuat Raven berhenti.

Lagipula, perkelahian ini memang dilakukan demi dirinya. Taruhan kepemilikan atas dirinya yang sudah diklaim sebagai 'hadiah' untuk Raven, yang mana diterima oleh Killer Clown karena dia juga bernafsu untuk mencicipi anak anjing Panglima Perang. Atau itulah drama picisan yang terbayang di otak semua anggota Masqueride.

Sayangnya, bayangan soal Galang yang nyaris merenggut kehormatannya terasa lebih menyakitkan ketimbang permohonan gadis di hadapannya ini. Malam itu takkan pernah ia lupakan dan akan menjadi dendam yang ia sendiri tak bisa membalaskannya.

ForbiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang