Chapter 29

128 10 8
                                        

"Bilang aja lo sakit hati, iyakan? Karna keluarga Geza lebih milih gue dari pada lo!"


Deg!

Seketika kantin yang tadinya ramai mendadak sunyi karna penasaran dengan teriakan Rahma tadi.

Zura dan Elis setengah mati menahan kekesalan mereka, tak lama itu Caca berbalik badan dan melihat kearah Rahma yang sedang senyum sinis kearahnya.

"Lo pikir gue sesuka dan secinta itu sama tunangan yang lo bangga-banggain itu?! Saat lo mengklaim bahwa Geza itu milik lo, saat itu juga gue berhenti, gue bukan lo yang menghalalkan berbagai macam cara untuk mendapatkan perhatian orang yang disuka, gue gak SERENDAH itu!" ucap Caca meluapkan emosinya.

Melihat Rahma yang cengo dengan ucapannya pun membuat Caca tersenyum sinis.

"Dan, apa tadi lo bilang, Geza? Yaampun bahkan lo aja gak tau panggilan TUNANGAN lo itu apa!" ucap Caca sengaja menekankan kata tunangan, dan langsung beranjak dari kantin diikuti oleh Zura dan Elis.

Rahma yang masih tidak menyangka bahwa Caca akan mengucapkan hal seperti itupun masih sedikit terkejut, setelah sadar ia melihat dirinya menjadi tontonan siswa lain dikantin.

"BUBAR!" teriaknya lalu pergi meninggalkan kantin dengan emosi yang masih meluap-luap.

"Shit! Liat aja lo gue bakal buat perhitungan sama lo!" batin Rahma.


^^^^^


Caca langsung menuju kelasnya dan duduk disana, ia harus meredakan emosinya yang sudah meledak-ledak tadi. Seketika ada sebuah air dingin dengan coklat didepan wajah Caca, sontak Caca melihat siapa pelaku tersebut, dan disana Billy berdiri dengan senyum manisnya, dan Caca memandangnya heran.

"Buat lo, setelah tadi lo adu bacot sama tu kakak kelas gue yakin lo butuh ini buat meredakan emosi lo yang lagi meluap-luap kaya air mendidih itu" jelas Billy.

Caca pun tersenyum dan mengambil air dingin dan coklat yang diberi Billy tadi. "Makasih ya" ucap Caca tulus.

"WOAH..!! Caca gue udah gede, ternyata Caca kalau lagi emosi seram banget" celoteh Zura saat memasuki kelasnya.

"Makanya jangan main-main sama orang yang jarang emosi, sekalinya emosi sikapnya bakal ngalahin singa jantan, dan omongannya bakal tajam, kalah deh pisau sama samurai saking tajamnya tu omongan" lanjut Elis.

"Iya kaya lo, yang waktu itu nampar dan marahin Bella" celetuk Billy.

Sontak Elis melihat sepupunya itu heran. "Bella siapa?"

"Bella Bonifasius" jawab Billy. "Yang kemarin gak sengaja ngelempar bola basket kekepala Caca, lo gak tiba-tiba amnesiakan Lis?" selidik Billy, sedangkan Elis mendelik kesal dengan sepupu laknatnya itu.

"Ngapain lo disini?" tanya Zura yang merasa aneh dengan kehadiran Billy dikelasnya.

"Meredakan amarah singa betina" celetuk Billy, dan mendapat tatapan tajam dari Caca, sedangkan Billy hanya tersenyum tanpa dosa.

Sedangkan Zura dan Elis hanya melihatnya dengan malas.

"Sana balik kekelas lo, bentar lagi bel" usir Zura.


***


Sepulang sekolah Caca langsung merebahkan badannya kekasur empuk miliknya, ah lelah sekali ia hari ini. Sungguh hari yang sangat menguras emosi Caca.

Only While (Completed) √Where stories live. Discover now