Prolog

136 28 13
                                        

Bolehkah aku marah? Terhadap takdir yang Tuhan berikan, kepadaku. Rasanya aku ingin berteriak, sekeras mungkin meluapkan semua yang berada dalam hati.

Sungguh, jika Tuhan memberikanku permintaan sebelum aku dilahirkan. Aku hanya ingin normal, aku hanya ingin terlahir dalam keluarga yang harmonis, aku hanya ingin mendapatkan cinta kasih dari semua orang.

Tapi nyatanya, Tuhan membuatku berbeda. Jika saja aku boleh marah kepada Tuhan dan Dunia, sudah ku lakukkan sejak dulu. Tapi kata bunda, amarah hanya akan membuatku menyesal. Maka dari itu, ketika semua orang menindasku, aku hanya diam lalu tersenyum.

Aku memang bisu, tapi aku jauh lebih bisa mengerti daripada mereka yang normal.

Aku memang bisu, tapi aku lebih bisa memahami makna kehidupan dibandingkan dengan mereka.

Mereka menertawakanku, karena aku berbeda. Aku menertawakan mereka, karena mereka semua sama.

Inilah kisahku.

Kisah si bisu yang mencintai seorang laki-laki bermulut pisau secara diam-diam.

Kisah si bisu yang disebut anak haram, dan tak pernah di anggap dikeluarganya kecuali ibuku.

Kisah si bisu, yang tak mau terlihat berbeda dan berusaha normal.

Kisah si bisu, yang hanya diam ketika di tindas.

Jangan lupa voment & krisar!❤

Salam, muach.

Not perfect.Where stories live. Discover now