prolog

546 27 6
                                        

Namiyya Azkya Nurdilla,gadis si pembenci kentang itu baru saja terbangun dari komanya selama hampir satu bulan,karena sebuah kecelakaan.

Di sampingnya, Mala-sahabat sejak masa SMPnya,selalu saja ada di samping Miyya,sebagai seorang sahabat.

Mala Muthiara,gadis cantik dengan gigi gingsulnya adalah teman yang sangat aktif,lincah,dan bawel. Mala suka semuanya kecuali satu,ikan.

Pintu kamar terbuka,Nur-Bunda Namiyya,datang membawa plastik putih,berisikan makanan yang tadi Miyya pinta,ayam goreng.

"Miyya sayang,makan dulu ya,tadi kamu bilang mau ayam goreng," ucap Nur,menyuapinya.

Namiyya tak berkutik sedikit pun,dia hanya diam,dan melahap nasi yang tadi bundanya sodorkan. Tatapan matanya kosong,menatap ke arah depan.

"Miyya,kenapa?" Tanya Nur.

Hening,tak ada jawaban.

"Bunda,biar Mala aja," pinta Mala,Mala memang terbiasa dengan panggilan Bunda kepada Nur,seperti halnya Namiyya yang juga memanggil bunda Mala dengan sebutan 'Bunda'.

"Bunda juga mau ngurusin administrasi selama Miyya dirawat di rumah sakit," ucap bunda memberikan piring berisi nasi dan ayam goreng kepada Mala.

"Maaf ya Mala,bunda tinggal dulu sebentar," ucap Nur,lalu beranjak pergi.

"Makan dulu ya Miyya," ucap Mala,menyuapi Miyya.

"Kamu harus sehat,nanti ibu kamu sakit,mikirin kamu terus," Mala kembali menyuapinya.

Lagi lagi,hening.

"Ghama nanti siang mau ke sini Mi," ucap Mala,memberitahukan.

"Mau longok aku?" Tanya Miyya.

"Iya Mi,akhirnya kamu mau ngomong juga,makan ya,biar nanti Ghama datang ke sini kamu udah sehat," Mala kembali menyuapinya.

Berhasil. Miyya akhirnya mau membuka suara,ketika yang diucapkan Mala adalah nama seorang pria,yang tak lain adalah Ghama.

Namanya Ghama Yudhistira Elfaraz,tubuhnya jangkung,hidungnya mancung,kulitnya tidak terlalu putih,juga tidak terlalu hitam,dia memiliki senyuman yang khas,yang banyak disukai kaum hawa,termasuk Miyya juga.

Miyya menyukai Ghama,namun secara diam diam,Miyya tahu jika Miyya menyukai Ghama secara terang terangan seperti Icha,yang selalu saja berteriak ketika jam pulang berbunyi dengan teriakan "Ghama I love You" dan tentu saja itu membuat Ghama ilfeel kepada Icha.

Atau tidak seperti Mey,yang selalu saja titip salam lewat Mala,yang juga membuat Ghama jijik atas sikapnya.

Ghama dingin,dia tidak mau banyak orang yang suka padanya yang kemudian terang terangan mengungkapkan hatinya,dan menyukai dalam diam adalah cara yang pas bagi Miyya untuk menyukai Ghama.

Makanannya sudah habis,Nur sudah kembali,kata dokter Miyya boleh pulang nanti sore.

Miyya menatap jam yang ada di dalam ruangannya,dia menanti nanti kedatangan seseorang.

Pintu terbuka.

"Ghama?" Ucap Miyya,dia membenarkan posisinya menjadi duduk.

Nur melihat ekspresi wajah anaknya itu,Miyya tampak ceria dan bersemangat ketika dua orang pria itu datang.

Ghama datang dengan karibnya,Defan. Dia membawa parsel berisikan buah-buahan.

"Hai Mi," sapa Defan.

Miyya hanya tersenyum.

Yang ditunggu tunggu tak juga datang,Miyya menunggu Ghama menyapanya,namun sepertinya ini mustahil.

Tapi setidaknya Miyya senang,Ghama datang,dan duduk di sampingnya saja sudah membuat Miyya bersemangat untuk sembuh,setidaknya ada harap kembali untuk Miyya berjuang.

"Aldhi sama Rama gak ikut?" Tanya Miyya.

Ghama hanya menggeleng.







                      🌸🌸🌸

Gimana, seru gak prolognya?, comen and vote yah,.. Supaya nambah semangat

😉

Simple BoyWhere stories live. Discover now