46. Lamaran

Mulai dari awal
                                    

Sementara Lily mendekati Lobby, dua gadis yang berdiri di situ mengangguk hormat. Semua sudah tahu siapa calon nyonya di gedung GE ini. 

"Siang Mbak Lily!"

Lily tersenyum manis. "Siang, gimana? Mas Ajie di mana? Masih meeting?"

Kedua gadis itu mengangguk kompak. Lalu salah satunya menjelaskan. "Tadi Pak Danu sudah pesan akan menahan Pak Ajie di lt. 25 sampai Mbak selesai. Katanya maksimal sampai jam 5 sore nanti."

Lily melirik jam tangan berwarna pink di tangannya, dan mengangguk. "Oke deh, Insya Allah kami sudah selesai. Oh ya, udah info ke bagian radio juga?"

Lagi-lagi keduanya mengangguk. Lily pun mengucapkan terima kasih dan bergegas menyusul Pak Harun dan kedua satpam kantor menuju lt. 9. Ia memaksa keduanya masuk ke lift VIP, agar memudahkan gerakan mereka yang terbatas karena membawa barang.

Di ruangan sekretariat, semua staf berdiri menyambut Lily yg datang bersama pasukan kecil pembawa barang. Begitu lift terbuka, mereka berhamburan mendekati Lily. Mereka memang sedang merencanakan kejutan untuk seseorang hari ini. Untuk Ajie. 

Kurang lebih satu jam kemudian, Ajie yang sedang rapat kecil bersama beberapa direktur mengenai selesainya proyek pembangunan gedung GE, akhirnya mengakhiri rapat. Kini lantai 25 siap digunakan oleh Ajie sebagai ruang kerja tertinggi di perusahaan itu sekaligus ruang kerja Presdir beserta staf sekretariatnya. Bagian gedung paling prestisius yang ingin segera dipakainya bekerja setelah menikahi Lily.

Ajie tersenyum tanpa sadar saat memandangi progress report di tangannya. 100% selesai. Dan ia sudah menyiapkan kejutan untuk Lily.

"Baiklah, saya rasa cukup ya. Sudah tidak ada pertanyaan lagi, kan?" tanya Danu bersiap mengakhiri meeting. Suara-suara kertas dibereskan dan dengung obrolan pun terdengar. Ajie mengambil ponsel dari kantung jasnya, mengecek pesan dari Lily. Gadis itu berencana datang hari ini ke kantor. Jadi Ajie ingin memberikan kejutan itu hari ini.

Pintu terbuka, dan saat itu terdengar suara dari pengeras suara gedung. 

"Test, test! Ini nyala kan? Hah? Udah? Yeee... " Suara gadis yang amat dikenal Ajie terdengar di seluruh gedung. Suara kikik geli bermunculan mendengar suara itu. Otomatis kaki Ajie melangkah keluar, untuk mendengar lebih jelas.

Danu diam-diam mengambil ponsel dan mengarahkannya pada Ajie.

"Pak! Bapak Pramono Ajie Al Farizi yang terhormat. Pak, Lily benci sama Bapak! Bapak galak, yang udah bikin hidup Lily susah."

Semua orang terdiam mendengar kata-kata itu. Siapapun yang berani mengucapkan itu, bisa dipastikan akan membuat si tuan pemilik nama sedang menahan amarah.

"Gara-gara Bapak, Lily sekarang tidur gak nyenyak. Aneh. Lily gak bisa tidur kalo Bapak marah. Lily juga gak bisa tidur kalo kangen sama Bapak. Lily bahkan gak bisa tidur kalo WA Lily udah centang biru tapi gak dibalas."

Suara kikik geli terdengar makin kencang. Ajie tersenyum tipis.

"Gara-gara Bapak, Lily gak bisa makan seperti dulu. Aneh kan? Lily gak bisa makan kalo inget Bapak suka lupa makan kalo lagi sibuk. Lily gak bisa makan kalo tahu Bapak lagi kesal. Lily makin gak bisa makan kalo gak ada yang traktirin."

Tawa makin jelas bergaung. Ajie geleng-geleng kepala. Gadis jahilnya ini....

"Karena itu, Lily benci sama Bapak. Bapak harus tanggung jawab! Tanggung jawab seumur hidup. Karena Lily benci sama Bapak, Bapak harus nikah sama Lily. Karena Lily benci sama Bapak, Bapak harus mau jadi Boss Lily selamanya."

Boss Galak  & Sekretaris Badung [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang