"Pagiiiiii Ibundanya Retta, eh Ibundanya Jingga hehe," tiba-tiba terdengar suara Retta dari depan pintu.

"Pagi Retta sayang. Kamu kan juga udah Tante anggep anak. Jadi dianterin Papamu Ta?"

"Jadi Ibundaaa," jawabnya.

"Tuh Jingga cepat gih, biar ditungguin lama."

"Iya Mama, aku berangkat dulu ya," ucapku menyalimi tangan Mama lalu diikuti oleh Retta.

"Retta ijin berangkat ya Ibunda."

"Iya hati-hati ya kalian. Tante titip Jingga ke kamu ya Ta," ucap Mama.

"Ah, yang ada juga aku Ma yang jagain si Retta."

"Oh bener ya Dee? Awas aja kalo minta tolong ini itu ke gue."

"Emang bener yaaaa, lo yang sering ngerepotin."

"Ssstt, udah-udah. Tuh Papanya Retta udah nungguin daritadi. Have fun ya, pada jaga diri di sana," ucap Mamaku.

"Iya siap Ibunda."

"Iya Mama," sahut aku dan Retta bersamaan.

Sesampainya di sekolah, aku langsung berkumpul dengan anak OSIS dan panitia study tour tahun ini.

Semua murid kelas X dan XI sudah berkumpul sesuai kelasnya masing-masing. Study tour ini hanya diperuntukkan bagi kelas X dan XI saja. Setiap kelas sudah mulai memasuki busnya.

Aku menghampiri Haris dan Shinta yang terlihat seperti sedang kebingungan.

"Kenapa Shin?" tanyaku.

"Ini Ngga, ada satu anak yang belum sampe padahal ini udah mau jalan kan," jawabnya.

Aku melihat ke depan Bus.

"Kelas X2, jangan-jangan..." batinku.

"Siapa nama muridnya?" tanyaku lagi.

"Ketan Kak Jingga," tiba-tiba Dhea turun dari bus.

Aku menghela nafas. "Selalu ada deh nih si Ketan. Udah coba ditlp belum Dhe?"

"Udah Kak, katanya tadi lagi naik motor ke sini sama Bapaknya."

"Emmm."

"Nah tuh Kak, si Ketan lagi lari ke sini," tunjuk Dhea ke arah gerbang sekolah.

"Huh... huh... huh... Maaf Kak aku telat," ucap Tania sambil mengatur nafasnya.

Aku hanya menatapnya dengan wajah datar. "Buruan naik ke bus."

"I-iya Kak," jawabnya menundukkan kepala.

"Udah semua kan Shin?"

"Udah kok Ngga."

"Yaudah, all set ya."

"Iya."

Ketika aku ingin kembali ke dalam bus-ku, aku melihat Tania sedang mencari sesuatu di dalam tasnya tepat di pintu masuk bus kelasnya.

"Ada yang ketinggalan?" tanyaku membuatnya terkejut.

"Hah? Oh engga Kak, aku cuma lagi cari kunci kamarku di mana ya."

"Hemm, kan bisa di dalem bus carinya. Ini udah mau pada jalan, buruan masuk."

"Oh iya Kak hehe maaf ya Kak, aku telat," sahutnya.

"Iya, udah sana. Dan nih buat elap keringet lo tuh," ucapku sambil memberikan tissue padanya.

"Ma-makasih Kak Jingga," sahutnya lagi.

"Hemm, ya." Aku lalu berjalan masuk ke dalam bus.

Selama di perjalanan menuju Bandung, ada yang bernyanyi. ada yang ngobrolin boyband Korea, cowok-cowok di belakang pada main gitar, dan aku hanya mengobrol dengan teman sebangkuku.

Reminisce 1.5Where stories live. Discover now