13

39.9K 1.1K 5
                                    

_____

Bunga POV

Kak Rangga
Bunga, lu ada temen gak buat acara besok?
Bisa gak lu pergi bareng gue?

Degh!

Jantungku langsung berdetak tak karuan saat membaca pesan dari kak Rangga. Senyum lebar mengambang di bibirku. Bolehkan aku bahagia saat ini.

Aku yang sudah mengaguminya dari awal MOS, sekarang akhirnya mendapatkan lampu hijau. Siapa coba yang tidak senang.

Saat aku hendak menulis balasan 'Iya', dilayar ponselku tiba-tiba wajah Raffi yang tersenyum manis saat memintaku ikut pergi dengannya terlintas jelas, dalam pikiranku. Oh astaga, ada apa sebenarnya denganku?

Kenapa aku harus peduli pada makhluk tuhan, yang paling mesum itu.

Ngomong-ngomong apa dia tidak marah ya, kalau aku pergi dengan Kak Rangga. Aiss untuk apa dia marah. Toh dia bukan siapa-siapaku.

Beberapa flashback, flashback kejadian saat aku melawannya di tempo hari juga membuatku bergidik. Bagaimana jika aku menolaknya dia akan mendekatkan wajahnya lagi, atau lebih parahnya.. menciumku.

Arrgh bodoh.. kenapa aku jadi tertular otak mesumnya. Memikirkannya bisa membuatku gila. Lebih baik aku tidur.

Aku menengok ke jam dinding yang berada di samping lemari besar di kamarku. Masih jam delapan malam pas. Tapi aku akan mencoba tidurlah. Dari pada mikirin si Raffi. Gak jelas ihh.

Tapi soal pesan itu aku bingung mau menjawab apa, apa aku harus tolak lalu pergi bersama si mesum Raffi atau..

Entahlah disisi lain aku seperti-nya takut Raffi kecewa dan marah, atau aku tolak saja ya?

Lebih baik tidur.

...

Aku bangun dari tidurku ketika merasakan sinar mentari menyapa dangan lembut wajahku.

Setelah melakukan sedikit peregangan otot pada tubuhku, aku lalu pergi ke kamar mandi, menyalakan air di dalam bathtub kemudian melakukan ritual pagiku seperti biasa.

...

"Huahhhh." Nissa menguap dengan lebar, aku yang duduk di sebelahnya masih bisa mendengar itu walaupun aku sedang sibuk mencari-cari sesuatu.

Beberapa kali aku membongkar-bongkar tasku, tapi sama sekali aku tidak menemukannya. Aku noroh itu dimana coba, kok di laci meja gak ada, di tas gak ada dan bahkan di rumah gak ada. Oh.. ya lord kemanakah harus kucari?

"Eh, ke kantin yok?" Ajak Riska.

Nissa segara berdiri dan akupun ikut berdiri. "Yok!" Seru kami bersamaan.

Aku, Nissa dan Riska pun pergi ke kantin, entah kenapa pagi ini aku datang terlalu pagi, sampai hanya ada Nissa Dan Riska saja di kelas. Ya sebenarnya sih Riska itu datang emang selalu pagi karena ada tugas mantau piket kelas. Sementara Nissa entah kenapa datangnya pagi banget padahal dia biasa nunggu guru datang baru doi nongol. Kaga juga sih deng.

"Ris ke kantin mbak Atri yok, beli batagor." Ajak Nissa, kebetulan kantin mbak Atri itu ada di sebelah.

Mereka berdua pun pergi ke kantin sebelah, sementara aku duduk manis sambil menikmati Ice dark chocolate.

"Bunga!" Aku terkaget saat tiba-tiba Raffi datang dan langsung duduk disampingku.

End Bunga POV

...

Raffi, Husein, Rendy dan Anggito baru saja memasuki area kantin. Nampak kantin masih sepi saat itu, dan itulah kesempatan dan peluang bagi Raffi agar bisa makan. Ya karena gak ada FG gila-nya itu lho.

"Raff, jadi kan lu kirimin video na-ena jepang itu?" Tanya Anggito, mata Raffi terus menyapu selaluru isi kantin, hanya ada sedikit orang. Dan lagi-lagi indra penglihatannya menangkap sosok gadis berambut sepunggung yang diikat kuda sedang meminum Ice Drak Chocolate.

"Masalah itu nanti, sekarang gue ada urusan." Ucap Raffi meninggalkan ketiga temannya.

...

"Bunga!" Bunga tersentak kaget saat Raffi tiba-tiba memanggil namanya dan langsung duduk di bangku sebelahnya. Reflek ia langsung menelan es-nya sampai tersedak.

"Uhuk, uhuk, uhuk..." Bunga terbatuk-batuk sambil menepuk dadanya, Raffi dengan segera mengisikan air minum.

Raffi memberikan segelas air pada Bunga, dengan panik. "Nih minum." Unjuknya sambil menepuk-nepuk punggung Bunga.

Bunga meminum air itu sampai sia setengah-nya, lalu ia menatap Raffi. Bunga menatap mata hitam jelaga milik Raffi, sesaat terasa ada yang berdesir dalam dirinya. Seolah ada yang berkata ia ingin terus menatap mata itu. Tapi Bunga lagi-lagi terbangun dari lamunannya saat sebuah tangan menyentuh pundaknya.

"Ngegetin tau gak." Sungut Bunga.

"Melamun mulu lu, lagi mikirin masa depan kita ya?"

"Ngarep."

Bunga membuang muka dengan melihat ke arah lain. Sampai tiba-tiba ia teringat sesuatu.

"Raff, kan lo itu punya banyak fans, gimana kalau lo datang ke acara itu ama para Fa-"

"Langsung pada intinya." Potong Raffi cepat.

"Boleh gak gue pergi ama Kak Rangga?"

"Lu suka ama dia?"

"I-iya, dan kemaren dia ngajakin gue."

"Sejak kapan lu suka ama dia?"

"Awal MOS."

"Lu pikir gue sebaik itu?"

B e r s a m b u n g...
Follow ig: @anissaftr17_

Impressive Love [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang