38. R.U.P.S

Mulai dari awal
                                    

Towelan lembut di pergelangan tangannya membuat Lily menoleh. Amy sedang berdiri di belakangnya. "Saya bisa minta bantuan sebentar, Li?"

"Eh iya, Mbak! Bisa, bisa, bisa!" jawab Lily cepat.

"Kalau gitu, kita duduk di kursi sana aja ya," kata Amy sambil menunjuk meja kerja Lily dan Amy yang berada di depan pintu Ajie. 

Setelah duduk, Amy menyodorkan dokumen yang dari tadi dipegangnya. "Ini... mmm... bantuin saya milih-milih dong Li! Saya kan belum pernah nikah, sekarang disuruh milih baju pengantin, dekor dan ini... mana ngerti."

"Lah, Mbak Amy... Lily kan juga belum nikah. Kemarin sih iya status nikah, sekarang udah dicere-in sama Pak Wira. Ya Lily juga gak ngerti," sergah gadis mungil itu sambil tertawa.

Amy tertawa kecil. "Ya udah deh, pilih berdasarkan yang kita suka aja deh. Oh iya, nanti EO-nya datang ke sini. Sekarang lagi dijemput Pak Harun di bawah. Kamu nyaman aja gak kita bahas di sini?"

"Loh kan bukan Lily yang mau nikah, Mbak? Lily mah nyaman-nyaman aja.Terserah Mbak aja. Mbak kan yang mau nikah! " seru Lily.

Saat itulah, Danu lewat. Pemuda itu mematung di depan pintu ruang kerja Ajie. Ia tampak shock. Melihat Lily terdiam, Amy menoleh. Ia juga tampak kaget saat melihat Danu.

Untuk beberapa detik Danu menatap Amy. Tatapan terluka dan sedih. Lalu tanpa berkata apapun, ia masuk ke ruang kerja Ajie. Melihat Danu diam seribu bahasa dan masuk tanpa bicara, Amy tiba-tiba berdiri. Tapi ia tak bergerak, hanya memandangi pintu yang kembali tertutup. Seperti orang kebingungan.

Lily benar-benar tak tahu harus berkata apa. Ia mengira selama ini Danu dan Amy saling menyukai. Siapa sangka Amy sekarang malah akan menikah? Cinta memang sulit ditebak dan Lily memilih untuk tidak berkata apapun. Ia sayang sama Amy meski baru beberapa bulan bekerja sama, dan ia juga menyukai Danu sebagai sahabat baik sekaligus orang yang selalu mendukung hubungannya bersama Ajie. Demi kebaikan mereka berdua, Lily memilih tidak ikut campur.

"Lo emang gila ya!!!" teriakan itu terdengar dari dalam ruang kerja Ajie saat Amy dan Lily sibuk memperhatikan album berisi foto-foto gaun pengantin. Itu suara Danu. Kedua gadis itu saling memandang. Para staf yang sedang bekerja juga menoleh ke arah ruangan itu.

Trrt! Trrrt! Trrrt!

Suara telepon meja. Amy meraih gagang telepon. "Iya, Pak! Iya, Pak!" katanya sebelum meletakkan kembali. Lalu menoleh pada Lily. "Saya masuk dulu, bawain soft drink buat Mas Danu ya Li. Kulkas di dalam kosong. Lanjutin milihnya deh!"

Lily mengangguk, tapi ia tak bisa menyembunyikan kekuatirannya. Diraihnya tangan Amy. "Mbak, kalo Pak Ajie marah-marah ke Mbak, keluar aja! Biar Lily yang ngadepin."

Amy tersenyum. "Tenang aja, Lily cantik! Saya udah biasa ngadepin beliau. Kan gini-gini saya juga masih adiknya."

Setelah mengambil minuman di dalam kulkas di pantry, Amy masuk. Lily ingin tahu, dan ia pun bergerak ke arah pintu ruang kerja Ajie. Berusaha menguping.

Ya ampun... ini pintu kenapa tebal banget sih? Susah payah Lily menempelkan dan menggosok telinganya di pintu itu sampai merah, tak ada suara keras lagi terdengar dari dalam. Ia memang mendengar sayup-sayup suara orang bicara. Tapi hanya gumaman tak jelas. 

Dan tiba-tiba saja pintu terbuka, Lily hampir terjerembab jatuh. Untung tangan orang di depannya menangkap tubuhnya. Tangannya Ajie. Yang sekarang menatapnya dengan kening berkerut. "Kamu ngapain?"

Lily cengengesan. "Mas... eh, Bapak habis marah-marah lagi ya?" tanya Lily. Teringat kalau mereka sedang di kantor.

Mulut Ajie mencibir. "Sembarangan! Bukan saya tadi yang teriak. Tuh si Danu! Saya ini orangnya sabar kali."

Hueeeks!!!

Tapi Lily tak berkata apapun. Hanya berusaha melihat ke dalam, namun Ajie keburu menutup pintu. "Kamu tadi disuruh apa sama Amy?"

Tangan Lily menunjuk ke meja, tempat album-album dan dokumen foto bertebaran. "Diminta bantuin Mbak Amy milih baju penganten, Pak. Tapi malah ditinggal. Lah yang mau nikah siapa? Kok malah Lily yang disuruh milih. Nah ini Lily mo nanya ke Mbak Amy. Gituuu... "

Ajie mengangguk-angguk. "Dia lagi saya suruh nyelesein sesuatu sama Danu. Penting. Buat RUPS. Mana? Saya juga mau lihat. Biar entar kita juga punya bayangan mau nikah macam apa nanti," kata Ajie sambil menarik tangan Lily, kembali ke meja.

"Eh?" Lily melirik ke arah para staf Sekper. Tapi mereka sepertinya sibuk semua dan tak lagi memperhatikan.

"Kamu suka yang mana?" tanya Ajie. Setengah tak peduli, ia duduk di atas meja melihat-lihat isi album foto. 

Lily menunjuk beberapa foto pengantin yang ia sukai. Ajie mengangguk-angguk.

"Tapi Lily paling suka ini, Pak!" kata Lily sambil menunjuk foto sebuah baju pengantin. Gaun berwarna putih susu dengan long-sleeve transparan berekor panjang. 

"Ini?" tanya Ajie sambil memperhatikan gaun itu dengan seksama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini?" tanya Ajie sambil memperhatikan gaun itu dengan seksama. Lama ia diam sebelum bergumam, "Sepertinya mahal."

"Issssh!" Lily memandang Ajie sebel. "Ya pasti mahallah. Kalo mo murah, kawin lari aja. Repot amat!"

Ajie tertawa. Tatapannya beralih pada album foto dekorasi. Ia melihat-lihat sambil mengangguk-angguk. Sementara Lily kembali melanjutkan menempelkan post-it di foto-foto yang ia sukai. Sesekali Ajie memaksa Lily menandai pilihannya juga, tapi setelah melihatnya, Lily lebih banyak menggeleng. Mereka asyik melihat-lihat sampai pintu terbuka.

Lily mendongak. Danu muncul dengan tersenyum-senyum. 

Ajie ikut memandang ke arah Danu. "Gimana? Selesai?" tanyanya santai. Danu mengangguk. Tak lama Amy keluar, juga sambil tersenyum. 

"Gue balik dulu ya, Jie. Udah selesai semua. Clear! Tinggal nunggu dari lo aja," kata  Danu, lalu menoleh pada Amy. Tersenyum penuh arti.

Ajie mengangguk-angguk. Amy tersenyum bahagia memandangi Danu yang bersenandung kecil. Laaah, tadi habis sedih, teriak gak jelas dan... sekarang malah nyanyi-nyanyi gak jelas. Aneh!

Pasti gara-gara mau RUPS.

Sepertinya singkatan itu harus diganti. Bukan lagi Rapat Umum Pemegang Saham. Tapi Rapat Umum Pekerja Stress!!!

*****

Note:
Halo Semua!

Mohon maaf untuk Update sampai hari Selasa ya.

Yang nanya sampe berapa part, kemungkinan 45-50... Again, ini sih tergantung mood nanti. Sekuel gak ada, karena setelah BGSB, saya sudah nyiapin fiksi lain. Tentang remaja. Judulnya.... 101 Steps to Your Heart!

Thanks for votes, comments and your likes yaaa!

\(^_^)/

Iinajid (IA)



Boss Galak  & Sekretaris Badung [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang