Empat

16.7K 674 15
                                    


"Assalamualaikum," Alma masuk kedalam rumah dan langsung di wawancarai oleh mama dan kakaknya.

"Waalaikumsalam."

"Alma, kamu enggak apa apa?" Tanya mamanya dengan raut khwatir.

"Enggak ma Alma enggak apa apa kok," jawab Alma dengan melepaskan jaket yang ia kenakan.

"Ehh jaket siapa ini?" Mamanya mengangkat dan memperhatikan jaket yang sekarang Alma genggam.

"jaket temen mah."

"Cowo yaa?" Selidik mamanya yang membuat Alma gelagapan sendiri.

"Hahaha, yaudah mama ke dapur dulu ya mau buat teh anget buat kamu. Jangan lupa temen cowonya kenalin sama mama yaa," Mamanya menggoda Alma yang membuat pipinya merah.

"Apaan si mama ihh," Alma jadi melting sendiri, mamanya tertawa sambil berjalam kearah dapur.

"Dek coba gue liat jaketnya," Alam mengambil jaket yang di pegang oleh Alma tadi.

Alam melihat jaket dengan dekat, bahakan sampai menyentuh. Merasa ia pernah melihat jaket ini, namun dimana. Saat Alam membalikan jaket itu ia melihat gambar tengkorak disana, dan Alam membelakan mata disana dibawah gambar itu terdapat lambang dua tangan.

Yang berarti menyatu, atau bisa disebut dengan adu panco. Bukan salah lagi, ini adalah jaket leader anak Geng Panco. "Lo kenal sama ketuanya?"

Alma bingung pasalnya yang diucapkan kakaknya begitu ambigu membuat Alma tidak mengerti. "Maksudnya?"

Alam pernah mendengar ini ia dan anak anak sekolahnya dulu saat kelas sebelas pernah berurusan dengan anak Panco, saat Azmi teman Alam tidak sengaja menumpahkan minuman di baju ketua mereka. Semuanya marah namun tidak dengan orang yang memakai jaket seperti ini, mereka semua meminta harus ganti rugi padahal kan tidak sengaja.

Terjadilah kerusuhan yang membuat kafe itu jadi cekcok dan banyak yang keluar dari sana karna takut. Meneger kafe itu marah dan mengusir mereka semua.

"Woyyy, kak malah bengong," Alma mengagetkan Alam dan ia kembali kealam sadarnya.

"Eh, en-enggak enggak," Alam jadi gelagapan sendiri.

"Yaudah ya gue mau keatas," Alma segera merebut jaket yang dipegang oleh Alam dan berlalu naik keatas.

Alam jadi penasaran dengan muka ketua geng panco tersebut. Sudah banyak anak sekolahnya yang bela bela bertemu dengan orang itu hanya untuk melihatnya. Ah sudahlah lebih baik nanti tanyakan kepada Alma saja.

Alma sampai di kamarnya, ia melepas sepatu, kaus kaki, dan tas. Lalu berjalan kearah kamar mandi, Alma sudah hampir lama didalam kamar mandi. Rasanya hangat ingin sekali Alma berlama lama disini, sampai suara yang berat mengganggunya membuat ia kesal.

"Almaa lama amat lo, mandi apa konser!" Teriak Alam yang sedang guling guling di kasur quen size milik Alma.

Alma segera menyudahi kegiatannya ini, dari pada nanti ada suara beo yang membuat ia pusing. Alma keluar dan berjalan kearah kasurnya yang sudah menyisakan seprai saja, sedangkan selimutnya sudah jatuh dilantai

"Ishh kak, lo mah jadi berantakan kan," Alma memungut selimutnya dan memasangkan ke tempat semula, yang membuat Alam tertawa.

"Heh, dek gue mau nanya," Alam tiba tiba jadi serius.

"Apaan," Alma manaiki kasurnya dan bersender di kepala ranjang

"Jaket tadi itu punya siapa?"

"Punya temen, kak perasaan tadi gue bilang emang lo budek," tutur Alma.

Elang [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang