ILWD | 8. Become A Real Mommy

37.7K 1.7K 34
                                    

Happy Reading!

○ ○ ○

Kanaya berulang kali menahan nafas lama, dirinya paling takut dengan sesuatu yang berbau ugal ugalan. Delapan puluh kilometer perjam-- itu adalah rekor tercepat Kanaya mengendarai mobilnya, tapi kali ini ia mengendarai mobilnya dengan kecepatan hampir melebihi seratus kilometer perjam.. ajaib bukan, Kanaya saja takut dengan caranya mengendarai mobilnya itu-- apalagi pengendara lain yang banyak mengeluarkan sumpah serapah dan itu semakin membuat Kanaya panik sendiri tapi Kanaya berusaha bodo amat, berusaha menghilangkan rasa bersalah karena mengendarai mibilnya dengan ugal ugalan yang penting dirinya dapat dengan cepat mengetahui keadaan Cecil.

Kanaya memarkirkan mobilnya dihalaman depan rumah mewah milik Adrian, dengan terburu buru Kanaya keluar dari dalam mobilnya kemudian melangkahkan kakinya cepat memasuki rumah mewah Adrian.

"Permisi" Kanaya mengetuk pintu rumah Adrian, kemudian dengan sabar menunggu pintu itu dibukakan untuknya.

"Eh.. non Kanaya. Ayo masuk, itu udah ditungguin sama tuan Adrian sama non Cecil" Endah, kepala pelayan dirumah Adrian dengan sopan menyambut kedatangan Kanaya yang sudah lama dinanti oleh tuan dirumah itu.

"Iya, bi. Boleh tau Cacilnya ada dimana?" Tanya Kanaya sopan.

"Ada dikamarnya non Kanaya, langsung aja.. udah lama ditungguin"ucap bi Endah kemudian membungkukkan bahunya sopan lalu pergi kembali kedapur.

Kanaya melangkahkan kakinya lebar berusaha berjalan secepat mungkin menuju kamar Cecil.

Dengan sopan Kanaya mengetok pintu kamar Cecil kemudian membuka pintu kamar Cecil pelan pelan tak ingin menganggu Cecil yang keadaan sedang kurang baik.

Saat Kanaya membuka pintu kamar Cecil, tampaklah Adrian yang dengan sabar berada disamping Cecil yang sedang terbaring lemah ditempat tidur dengan mulut yang bergerak merapalkan sesuatu yang tak bisa Kanaya dengar.

"Maaf karena keterlambaranku"gumam Kanaya menundukkan kepalanya merasa bersalah.

"Hm"gumam Adrian datar kemudian bengkit berdiri lalu menjauhkan tubuhnya dari Cecil, mempersilahkan Kanaya untuk berada didekat Cecil. Seperti mengerti maksud Adrian, kanaya duduk disisi ranjang Cecil kemudian dengan lembut mengelus pucuk kepala Cecil yang tarus merapalkan namanya.

"Cecil, ini mommy"bisik Kanaya tepat ditelinga Cecil membuat cecil mau tak mau harus membuka matanya untuk memastikan kebenaran ucapan Kanya tadi.

"Mommy"lirih Cecil dengan mata memerah yang menatap Kanaya sayu membangkitkan sisi keibuan Kanaya.

"Cecil kenapa? Apa yang sakit? Kasih tau dong ke mommy biar mommy bisa kasih obatnya"  tanya Kanaya dengan lembut membuat senyum pada bibir Adrian terbit begitu saja tanpa diminta-- Adrian si pria beku bagai es batu balokan tersenyum, setelah begitu lama senyum itu tak pernah ia tunjukkan pada siapapun setelah mengetahui penghianatan yang dilakukan sang mantan istri sekarang senyuman itu kembali dan itu karena Kanaya.

In Love With Duda ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang