Knott dan bright beranjak pergi sementara itu si pria yang menguping tadi berjalan mendekati kongpob tapi kongpob tetap tidak mau memandang wajah arthit,dia tetap memandang keluar perpustakaan


"Bicara lah dengan nya kong,jika bukan arthit lalu kamu mau bicara dengan siapa lagi, selesaikan lah dengan baik" ujar knott sambil berlalu dan beri isyarat pada arthit untuk duduk disebelah kongpob.





Arthit menarik pelan kursi disebelah kongpob lalu duduk,memandang tubuh kongpob yang tidak mau memandang nya,masalah ini ternyata cukup serius sampai kongpob tetap bertahan tidak memandang arthit.






Arthit menarik nafas,ada rasa lelah tapi dia tetap memilih diam saat ini,dia hanya ingin menemani kekasih nya sehening apapun, arthit mau,kongpob duluan bicara tentang apa yang terjadi




Hanya kesunyian yang ada,entah karena ini adalah perpustakaan atau memang kedua orang ini terlalu keras kepala untuk saling bicara, sampai terdengar suara benda terjatuh diatas meja yang menarik perhatian kongpob yang kemudian buat dia tertawa kecil melihat lelaki yang jadi kekasihnya itu sedang mengusap dahinya yang terlihat merah dengan wajah menggemaskan





"Kenapa dahi p? jika p mengantuk,pulang lah" kata kongpob sambil menyentuh sedikit rambut poni yang menutupi dahi merah arthit untuk mengecek nya





Sambil menunggu salah satu mereka berbicara, arthit ternyata tertidur dan membentur meja ditengah perjuangan nya menahan kantuk,arthit merutuki dirinya sendiri yang antara malu dan menahan sakit tapi tetap harus selesaikan masalah mereka tapi arthit lega setidaknya kongpob mau memandang dan tersenyum padanya.





"Kamu mengusirku kong? baik aku pulang saja" kata arthit sambil berdiri hendak melangkah tapi sebuah tangan menahan dia, tangan yang memegang dia erat "jangan pergi tinggalkan aku P'arthit" kata kongpob pd arthit sambil terdengar sesegukan





Saat arthit menoleh pada kongpob dia kembali duduk dan terdiam bingung karena kongpob tetap memegang tangan arthit sambil menangis,kongpob yang selama ini selalu menjadi sandaran arthit..kongpob yang selama ini selalu menjadi mercu suar dan jangkar bagi arthit..kongpob yang didepan arthit selalu kuat...saat ini sedang menangis didepan nya.





"Berhenti lah kong,kamu buat aku terlihat sperti orang jahat disini" kata arthit pada kongpob, arthit selalu tau cara mengendalikan kekasihnya itu jika sedang bad mood, dengan segera arthit memeluk tubuh kongpob dengan erat,mengelus punggung pria itu,memberikan kehangatan dan cinta,menyalurkan rindu yang arthit tahan karena sempat emosi dan mengacuhkan semua panggilan kongpob di handphone nya.




Ada perasaan menyesal dihati arthit tapi sekaligus ada perasaan lega dan nyaman saat ini.





Arthit melepaskan pelukan nya dan minta kongpob melihat dia "Kong kita harus bicara, jangan diam sperti ini, aku tidak suka kekasihku tidak sperti biasanya,aku mau kongpob ku yang selalu lebih tenang dari aku...aku mau kongpob ku yang selalu mau mengalah jika aku emosi" kata arthit pada kongpob yang memegang kedua pipi kongpob




"Maaf P'arthit maaf " suara kongpob pelan sambil mengelus dahi arthit yang memerah tadi,rona merah mulai tampak di wajah arthit karena sentuhan jari kongpob itu, arthit tidak bisa mengelak, dia rindu kongpob, bahkan tubuhnya bereaksi karena merindukan sentuhan kongpob, arthit mengambil jari itu lalu mencium nya berkata "tidak ada yang salah, aku tidak salahkan kamu kong, aku malah senang karena ternyata kamu tidak sesempurna aku pikir kongpob" lalu mencium jari itu lagi


*
*
*
*


Flashback ke situasi tadi pagi



Just Another Ordinary Day حيث تعيش القصص. اكتشف الآن