Yoga terkejut melihat Dimas sedang berdiri menghadap pada pintu kamar mandi. Tak disangka olehnya Dimas berada di ruang makan tersebut.

"Eh, Pak, aduuh, aduuh gimana ini? Maaf, Pak. Maaf."

Yoga berkata sambil kedua tangannya berusaha menutupi kedua kontolnya. Dimas tersenyum.

"Abis mandi, Mas Yoga? Gerah yaa? Keringatnya banyak banget. Dinyalain atuh ac-nya biar ngga gerah yaa. Saya tidur lagi yaa."

Dimas pun berlalu dengan gaya cuek seolah apa yang dilihatnya adalah hal biasa. Dimas berlalu sambil tersenyum yang tentunya senyuman itu tak dilihat oleh Yoga.

Sampai di kamarnya Dimas menutup pintu kemudian kembali ke tempat tidurnya. Tak lama kemudian Dimas sudah kembali terlelap dengan senyum di bibirnya.

Sementara itu Yoga yang kembali ke ruang tamu lalu menyalakan ac ruang tamu sambil memakai celana boxernya itu dia bertanya dalam hati apakah Dimas melihatnya saat dia coli, kenapa Dimas bisa tahu dia keringatan banyak.

Jam 6 pagi Pak Sudana masuk ke dalam rumah. Dilihatnya Yoga sedang tertidur. Dihampirinya Yoga lalu dibangunkannya.

Yoga tampak tergagap dan kaget melihat Pak Sudana membangunkannya.

"Selamat pagi."

"Eh .. Pagi, pak, pagi."

"Kamu masuk jam berapa hari ini? Shift jam 8 kan?"

"Iyaa, pak."

"Ya udah, kamu mau mandi disini apa dikantor?"

"Dikantor saja, Pak. Saya ke kantor saja sekarang, lumayan bisa tidur sebentar terus mandi dan kerja."

Pak Sudana mengangguk. Yoga kemudian memakai bajunya, setelah itu ia memakai celananya dan segera keluar rumah. Tak lama kemudian terdengar suara motor meninggalkan pekarangan rumah.

Pak Sudana kemudian mengunci pintu, setelah itu ia masuk ke kamar tidur, dilihatnya Dimas masih terlelap. Disentuhnya pipi Dimas perlahan lalu diciumnya pipi tersebut.

Dimas membuka matanya lalu tersenyum.

"Baru pulang, 'bang?"

"Iya."

Pak Sudana kemudian membuka seragam kerjanya. Dengan hanya memakai celana dalam dia kemudian masuk ke dalam selimut, sebelumnya dia mematikan terlebih dahulu lampu tidur. Tirai kamar yang masih tertutup menyebabkan ruangan itu masih terlihat gelap. Dia kemudian menaruh kedua tanganya dibelakang kepalanya, menarik napas panjang dan kemudian memejamkan matanya.

Dimas kemudian bergerak mendekati Pak Sudanan, diciumnya puting Pak Sudana lalu digigit gigitnya puting itu perlahan sambil kemudian dijilat dan dihisapnya.

Pak Sudana melenguh.

"Aaaah .. 'yaaanggghh .. Ssshh .. "

Dimas kemudian naik keatas tubuh Pak Sudana. Diciumnya leher Pak Sudana lalu kembali mulutnya turun ke putingnya Pak Sudana dihisapnya bergantian. Dimas merasakan kontol Pak Sudana yang mulai menegang. Dimas segera mengambil pelicin lalu dioleskannya pelicin itu di kontol Pak Sudana sambil dikocoknya dengan pelan dan lembut dengan sedikit remasan. Setelah itu ia mengoleskan pelicin tersebut ke lubang pantatnya.

Dimas kemudian berjongkok, memasukkan kontol Pak Sudana ke lubang pantatnya perlahan. Setelah semua masuk didiamkannya beberapa saat.

Pak Sudana terheran-heran dengan tingkah laku Dimas.

"'yang?"

"Ooooh baaanggghh .. Aaahh ... Ssshh ... Kontollhh abaangggh enaaakkhh baanggghh .. "

Dimas mulai menaik turunkan pantatnya sambil tangannya meremas dada Pak Sudana dan sesekali memelintir putingnya Pak Sudana.

"Hooohh 'yaaaangggghhh .. Sssh ... Aduuhh ... Ada apaaahh pagi-pagi ngeweee? Hooohh yaaanggghh .. anjiinggghhhhhhh .. Ssssshh ... enaaaakkhh .. memekknya aaaayyannggh enaaakkhhh .. "

Dimas terus menaik turunkan pantatnya sementara Pak Sudana meremas kontol Dimas sambil mengocoknya.

"Baanggghh ... Memeeekk akkuuuhh enaaakkhh ngggaaakkhh baanggghhh? Enaaakkhhh?"

"Iyaaa 'yaannggghhhh .. Enaaakkh .. Sssshh .. Aaahh aaahh ... Abang dari semalam pengeenn ngeweeehh ayaanggghh .. "

Kocokan Pak Sudana pada kontol Dimas membuat Dimas semakin intens menggenjotkan pantatnya.

"Arrgghh yaanggghh jepiitth bangeetthh ... Ssshhh .. Ssshhh .. Bangsaattthh lo yaaanggghhh bangsaaathh pagih pagiih bikiinnhh abaangggggg enaaakhhh ... "

"Hooohh ... aaaaahh ... mentoookkhh baaanggghh ... memek akuuuuu penuuhhh ... Baaanggghhh .. Banggghhh enaaakkhh manaaa sama memeeekh Bu Wiraaaahhh? Enaaakkh manaaa?"

"Enaaakkh memekkhh kamuuhh yaanggghh .. Ssshh ... Arrggghhh ... Arggghh .. Abaaangggh mauuhh ngecroottthh yaangggh .. Arrrghhh .. "

Dimas semakin cepat menaik turunkan pantatnya yang berisi kontol Pak Sudana. Pak Sudana pun semakin cepat mengocok kontol Dimas yang ada ditangannya.

"Baanggghh Sudanaaaahhh ... Aaaahhhh ... ngecroottt bangggghh .. Kontoooollhh abannngghh juaraaahh .. Hhhhhhh ... Aaaaahhhhhhh baaaaanggghhh .... "

Dimas pun menyemprotkan air maninya berkali-kali ke dada dan perut Pak Sudana. Pak Sudana yang merasa kontolnya semakin dijepit karena klimaksnya Dimas pun langsung ikut bereaksi klimaks.

"Hooooohhh .. Haaaaahhhhhhhh ... Yaaanggghhh ... Anjiiinggggggggghhhh ... Memeeekkhh biniihh baaangg enaaakkhhh bangetthhh .. Taaiiiiii .. Aaaahh .. Niihh yaaannggg maniiiih abaaanggghh buatt kamuuhh .. Aaahh .. Aaahh ... Hamil looo yaaanggghhh ... Njiiiingggg ... "

Pak Sudana menyemburkan air maninya berkali kali di lubang pantat Dimas, Dimas merasakan semburan hangat itu lalu dia merebahkan diri diatas Pak Sudana.

Pak Sudana menarik napas panjang. Dimas kemudian mencium Pak Sudana. Kontol Pak Sudana masih berada di dalam pantat Dimas. Setengah tegang.

"Ada apa, yang? Kok tumben pagi-pagi langsung nyerbu ngewe abang?"

"Serangan fajar, bang, heheheh. Kangen abang aja."

Pak Sudana tertawa. Dimas kemudian mengangkat pantatnya perlahan dan kontol Pak Sudana pun lepas dari pantatnya.

"Aku mandi yaa, bang. Abang mau ikutan mandi air anget apa mau langsung tidur?"

"Tiduur, yaangg .. Kalo ikutan mandi nanti abang takut khilaf."

Dimas tertawa dan bergegas ke kamar mandi.

Keluar dari kamar mandi, dilihatnya Pak Sudana sudah tertidur dengan keadaan masih telanjang dan kontolnya masih basah oleh air maninya sendiri. Dimas tersenyum, diurungkannya niatnya untuk membersihkan air mani ditubuh Pak Sudana dan dikontolnya itu dengan tissue basah, takut membangunkan Pak Sudana.

Dimas kemudian segera berpakaian. Setelah rapi dia lalu keluar kamar sambil menyandang tas kerja dan tas laptopnya. Dia menuju ruang makan, dibuatkannya kopi untuk Pak Sudana setelah itu dia keluar rumah. Dipanaskannya mobilnya lalu dia keluar lagi dari mobilnya untuk membuka gerbang.

'Duh, ini kok ngga digembok sih? Yoga pasti lupa buat gembok gerbang tadi pas keluar.'

Dimas kemudian masuk kembali kedalam mobil. Setelah keluar dari gerbang, dia kembali turun untuk menggembok pintu gerbang. Tak lama mobilnya tampak meninggalkan rumah.

Pak Sudana membuka matanya. Duduk ditepian tempat tidur sebentar lalu berdiri, dibukanya lemari baju, diambilnya boxer dan dipakainya boxer itu. Dengan bertelanjang dada dan hanya memakai boxer dia kemudian keluar dari pavilion lalu berjalan menuju rumah utama. Dibukanya pintu rumah utama yang tidak terkunci. Pak Sudana kemudian masuk dan menuju salah satu kamar di rumah utama itu.

Didalam kamar yang remang-remang karena hanya ada bayangan sinar dari tirai yang tak begitu gelap, Pak Sudana kemudian menuju tempat tidur dikamar itu. Dibukanya celana boxer yang dipakai olehnya setelah itu ia merebahkan diri di tempat tidur itu. Seseorang yang sudah lebih dulu ada di kamar itu menoleh padanya lalu tersenyum. Seseorang yang juga sudah telanjang bulat dan hanya memakai topi.


SUDANAWhere stories live. Discover now