Dengan senyum mengembang, bungsu uchiha yang biasanya bermuka datar itu lari menuju 'istana' si kecil hyuuga. Tanpa mengetuk lagi, ia langsung menyentuh kenop pintu putih dengan gantungan bertuliskan 'nyamuk dilarang masuk'.

Cklek

"Hinata, ayo kelu...ar?"
Sasuke membisu. Ekspresinya nyaris cengo.

'Syok akuuh'
Mungkin itu yanga ada dalam pikiran bocah uchiha.

Bagimana tidak, disana, ada hinata dengan anak merah yang kecil kecil hobinya bergadang. Dengan posisi berpelukan! Tangan kanan hinata mengusap usap rambut berantakan si anak yang sedang menangis, sedangkan yang kiri menepuk nepuk punggungnya.

widiii...apa-apaan ini!

sasuke aja, yang udah kenal hinata dari jamannya norman kamaru masih viral sampai sekarang dimana pak eko yang viral nggak pernah digituin.

Ini diskriminasi namanya!
Teriak sasuke dalam hati.

Berbeda dengan sasuke yang gerah hati dan body, dua bocah yang masih setia berpelukan itu malah selo aja. Bahkan si kecil gaara semakin mempererat pelukannya. Sasuke yang nge- notice semakin melotot. Oh, si bocah merah cari masalah namanya, Pikirnya.

"HINATA! SINI!"

Tanpa ba-bi-bu, bocah pencemburu itu langsung menarik lengan hinata, Memposisikan putri hyuuga di belakangnya. Matanya memicing tajam pada anak laki laki yang masih sesenggukan.

Yang jelas, sasuke sudah seperti seorang ayah yang memergoki anak gadisnya beremesraan dengan pria nggak beres.

Anak laki laki yang jadi korban tuduhan tak beralasan sasuke semakin menangis. Tangisannya semakin keras, hal itu membuat hinata khawatir.

"S-sasuke-kun, lepas! Gaara-chan kasihan!"

"Biarin aja! Siapa yang suruh dia meluk hinata!"

"T-tapi gaara-chan masih kecil, papanya tadi pergi sama papa hinata, dia nggak boleh ikut jadinya gaa-chan nangis, makanya hinata peluk"

"Aku juga masih kecil! Papa aku juga pergi! Tapi nggak dipeluk!"

"Hiks..hiks..huwaaaa!!!hinata-chaaan!!"
Gaara-chan semakin tak terkendali. Anak berumur 4 tahun itu mengangkat kedua tangannya, antara minta dipeluk atau digendong. Hinata yang nggak tegaan langsung melepas pegangan sasuke secara paksa, Ia segera menyambut uluran tangan gaara dan kembali memeluknya.

"Ssst...gaa-chan jangan nangis, nee chan nggak kemana mana kok"
Kembali, hinata mengusap usap punggung gaara, kali ini gadis kecil yang sedang berlatih menjadi seorang kakak itu juga mengecup pelipisnya, menirukan cara ibunya menenangkan seorang anak kecil.

Sasuke bagaimana?

Oh, dia hampir tepar, Menatap tidak percaya pada hinata. Hinatanya yang imut imut lebih memilih orang yang baru saja dikenalnya ketimbang sasuke? Jika seperti ini, bukannya memperbaiki mood, yang ada semakin menghancurkan mood hingga menjadi butiran debu. Terlebih saat sasuke sampai pada satu kesimpulan : hinata bosan padanya.

Ok, fine! i leave!

dengan wajah yang ditekuk, sasuke berbalik, meninggalkan kamar hinata dengan perasaan tak terima. Oh, jika perlu tambahkan backsound 'aku pulang' dari sheila on 7.

Aku pulang,
Dengan dendam,
Tak terima kekalahanku~

Oh, itu lirik versi hati kecilnya sasuke.

Braaaak

Pintu ditutup, bersamaan  sasuke yang pergi dengan mood  yang hancur.
.
.
.
.
.

Childhood LoveWhere stories live. Discover now