Chapter 1 || Keusilan Zoya

56.6K 3.7K 84
                                    

Selamat siang dan selamat tahun baru untuk kita semua. Semoga tahun 2023 jauh lebih baik dari tahun ini. Apa yang kita cita-citakan semoga terkabul. 2023 kita semua akan bahagia. Amin 😊

_______________

"ZOYA!"

Gadis cantik berambut coklat sepunggung itu terkejut mendengar teriakan menggema dalam kelasnya. Netranya tertuju pada seseorang yang baru sampai dengan napas tersengal-sengal. Zoya meraih sebotol air dari laci, membuka tutup botolnya kemudian menyedorkan pada pemuda berkaca mata tersebut.

"Seteguk lima ribu."

Uhuk!

Pemuda itu memegang tenggerokannya.
"Lo mau naik haji?!" semburnya mengelap sekitar bibir.

Zoya terkekeh menikmati kekesalan sahabatnya, mengulurkan tisu yang langsung ditolak mentah-mentah.

"Gue nggak punya duit."

Tidak ingin memaksa menerima niat baiknya, Zoya kembali menyimpan tisunya menunggu lelaki itu bicara.

"Lo mau ngomong apa, Jas?" tanya pemuda rupawan yang duduk di samping Zoya.

Jason Adiwiguna, pemuda dengan postur tubuh jangkung dan kacamata tak lepas dari hidungnya pun menoleh pada Orion. "Zoy dicariin sama Kak Meta." Jason beralih menatap Zoya di depannya.

Gadis bernama lengkap Zoya Adiara itu mengernyit. Lalu menoleh pada Orion di sampingnya saat pergelangan tangannya dipegang.

"Kali ini Kak Meta besok siapa lagi?" tanyanya dengan sebelah alis terangkat menatap Zoya yang berdiri.

Zoya selalu saja cari masalah pada orang lain terlebih lagi pada senior mereka. Apa dia tidak kapok setelah kejadian terakhir kali hingga membuatnya menangis?

"Bukan Zoya kok....dia yang duluan."

"Zoya."

"Zoya nggak sengaja," kelit Zoya merangkul lengan kanan Orion dan menyenderkan kepala di bahu pemuda yang selama ini bersamanya.

Orion Lintang Bratama mendengkus mengurai tangan itu darinya. Meninggalkan Zoya tanpa bicara sepatah kata pun. Setelah Orion menghilang dari pandangan, Zoya beralih pada Jason yang juga menatap kepergian sahabat mereka.

"Kak Jas ketemu cabe kriting itu di mana?"

"Di Pasar Minggu....ya di sekolah, Zoya."

"Kak, mau ngerasain kaos kaki Kak Arsyad nggak?"

Refleks Jason berjengit. Pandangannya tertuju pada kaos kaki putih kecoklatan itu di atas meja. Itu seperti seabad tidak dicuci. Ia menggeleng panik. Menjijikan sekali kaki Arsyad. "Jangan nanti gue nggak nafsu makan."

"Jangan bawa-bawa kaos kaki gue dong! Dia nggak salah." Arsyad mengelus benda yang terpasang pada kakinya, di atas meja.

Zoya mendorong pelan dada Jason agar tidak menghalangi jalannya. Duduk di depan Arsyad yang sibuk bermain dengan ponselnya.

"Kak Arsyad, Si Cabe nyariin Zoy," adunya meminta pendapat. Diantara Orion dan Jason, Arsyad lebih sefrekuensi dengannya.

Arsyad meletakkan ponselnya di meja. "Cabe yang mana?"

"Si Cabe Kriting."

Dari balik punggungnya sentilan mendarat di kening Zoya. Ia mendongak melihat sang pelaku. Orion berdiri bersama Jason yang menaik-naikkan alis. Tidak salah lagi, pasti si Jason yang memanggil Orion karena tahu Zoya akan meminta Arsyad membantu kegilaannya.

ZOYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang