Ia melihat Carbonara buatan Jungkook. Ia hampir lupa dengan masakan suaminya itu, mungkin Carbonaranya mulai mendingin. Salahnya juga tadi tidak langsung mencicipinya.

Jungkook menghentikan kunyahannya, ia menatap Jinri dengan serius ketika melihat wanita itu mulai mencicipi masakannya. Apalagi setelah mencicipi masakannya, Jinri terlihat terdiam sambil mengecap-ngecap lidahnya lalu tidak lama setelah itu langsung minum air putih. Wajah Jungkook semakin serius.

"Berapa banyak kau menabur merica, Jungkook-ah?" tanya Jinri setelah ia menghabiskan satu gelas air minumnya.

"Hah?... eng... secukupnya." sahutnya ragu-ragu.

"Secukupnya bagaimana? Ini sangat pedas. Coba cicipi." Jinri yakin merica di dapurnya tersisa sedikit karena Carbonara Jungkook.

Jungkook dengan cepat mencicipi Carbonara buatannya dan matanya langsung membulat. Ia dengan susah payah menelan spaghetti miliknya. Rasanya pedas hingga tenggorokannya terasa panas. Ia tidak menyangka Carbonaranya malah terasa pedas ketimbang asin. Padahal sejak tadi ia khawatir Carbonaranya terasa asin.

Sepertinya ia tidak sadar menabur merica berkali-kali karena sibuk memikirkan resep yang ia hapal dan tadi Jinri juga sempat mengganggunya hingga membuat konstrasinya buyar.

"Sepertinya aku tidak sengaja menaburnya beberapa kali." akunya pada Jinri. "lebih baik kau tidak usah memakannya. Ini akan semakin pedas jika kau memakannya bersama Dakbal."

Jinri menggelengkan kepalanya. "Tidak. Aku tetap akan memakannya. Inikan Carbonara perdanamu."

Ia tidak mungkin membuat kerja keras Jungkook sia-sia. Carbonaranya masih layak untuk dimakan. Walaupun Jungkook terlihat biasa-biasa saja tapi ia menebak jika lelaki itu sebenarnya kecewa.

"Hah? Kau yakin? Jangan menyalahkanku jika terjadi apa-apa pada perutmu besok pagi." ucap Jungkook. Jinri memang sering terkena gangguan pencernaan jika terlalu banyak makan makanan pedas.

"Hmm... tenang saja." sahut Jinri. "ini enak."

Percaya atau tidak kata 'enak' yang dikatakan oleh Jinri bagaikan angin surga bagi Jungkook. Ada satu kelegaan ketika istrinya mengatakan masakan amburadulnya itu enak. Ia tahu Jinri hanya mencoba menghiburnya tapi tetap saja ia senang. Setidaknya kerja kerasnya terbayar.

Jadilah, mereka berdua menikmati Dakbal, Carbonara, dan kepiting rebus dengan penuh penghayatan. Pedasnya dakbal dipadukan dengan panasnya merica membuat mata dan hidung mereka berair. Bibir Jungkook terlihat memerah, ia mengipas wajahnya dengan kipas karena terlalu pedas. Tidak berbeda dengan Jinri, wanita itu bahkan hampir kembung karena terlalu banyak minum sejak tadi.

Karena terlalu menghayati makan malam mereka, Jungkook dan Jinri sama-sama lupa tujuan utama acara mereka malam ini. Untung saja saat Jinri pergi ke dapur untuk mengambil air minum, ia melihat cake yang sudah lengkap dengan lilin di atas meja makan.

Seharusnya cake itu bintang utama di dalam acara mereka tapi ia dan Jungkook malah sibuk menikmati makan malam.

Akhirnya, ia membawa cake itu ke ruang tengah. Jungkook juga terlihat terkejut melihat cake tersebut. Padahal ia yang membeli cake itu tapi ia juga yang melupakannya. Rencananya setelah ia keluarkan dari kotaknya langsung ia bawa ke ruang tengah namun ia lupa karena terlalu menikmati Dakbal.

"Kita hampir melupakan cake ini." ucap Jinri. Ia meletakkan cake itu ditengah-tengah meja setelah menyingkirkan piring-piring bekas makan malam mereka yang sudah habis.

"Seharusnya tadi aku membawanya. Aku lupa karena Dakbal buatanmu sangat enak." kata Jungkook dengan wajah tanpa dosa.

Walaupun Jungkook tidak menjelaskan, Jinri sudah tahu apa alasan suaminya itu. Ia saja hampir dilupakan hanya karena Dakbal. Sepertinya Jungkook sudah cinta mati pada Dakbal hari ini.

Married by AccidentKde žijí příběhy. Začni objevovat