Part 1 --Interview--

162 10 2
                                        

Karena setiap kejadian dalam hidup adalah sebuah keajaiban yang harus disyukuri
--Nitnut-

Jefferson Building, Washington DC

Interview Room, 09.30 AM

"Apa alasanmu melamar sebagai staff di Jefferson Corporation ?" tanya wanita setengah baya yang duduk di hadapan Danela.

Sejenak Danela diam memikirkan apa yang menjadi alasan Danela untuk melamar sebagai staff di Jefferson Corporation. Salah satu perusahaan terbesar di dunia yang memiliki banyak cabang di berbagai negara yang kebetulan perusahaan tersebut berpusat di Washington DC.

"Saya melihat peluang besar ada di Jefferson Corporation. Dimana saya tahu bahwa di sini bukan hanya berkerja untuk perusahaan namun juga bekerja untuk masyarakat..."

Danela menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan kalimat yang akan Danela utarakan sebagai alasan Danela melamar sebagai staff di sini.

"...apalagi Jefferson Corporation tidak pernah menganggap remeh pegawainya, selalu menghargai pegawainya. Jadi, beberapa hal yang saya sebutkan tadi adalah alasan saya ingin menjadi salah satu staff di Jefferson Corporation." Danela menutup jawaban yang diberikan dengan sebuah senyum simpul, yang Danela harap dapat membuat wanita di hadapan Danela ini mempertimbangkan Danela untuk menjadi salah satu staff di Jefferson Corporation . Terlalu percaya diri memang, Danela sudah terlalu putus asa dalam mencari pekerjaan mengingat ini adalah kesekian kalinya Danela melamar kerja.

"Terima kasih, karena sudah datang untuk memenuhi panggilan wawancara dengan Jefferson Corporation. Semoga berhasil menjadi staff di Jefferson Corporation."

Danela berdiri dan menjabat tangan wanita paruh baya tersebut, yang baru Danela ketahui namanya ialah Debby, tertera pada name tag yang ada di meja kerjanya.

&&&

Jefferson Building, Washington DC

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jefferson Building, Washington DC

CEO Room 27th Floor, 07.30 PM

" Bagaimana dengan interview hari ini, Deb?" tanya Nicholas.

"Berjalan lancar, Sir. Kami sudah memilih beberapa kandidat sesuai dengan kualifikasi yang anda minta. Anda tinggal memilih mana yang anda inginkan untuk menjadi sekretaris anda."

"Terimakasih, Deb. Kau boleh pulang."

Nicholas Jefferson adalah anak tunggal dari Chris Jefferson pemegang saham terbesar di Jefferson Corporation. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang manufacturing, trade, dan construction.

Nicholas memandangi beberapa profil karyawan yang telah dipilih oleh Debby. Dia sudah percaya sepenuhnya pada Debby, karena Debby sudah mengabdi di Jefferson Corporation sejak ayahnya yang menjadi CEO di perusahaan ini. Meskipun sudah paruh baya Debby merupakan wanita yang pintar, teliti, dan jujur. Jarang sekali dia mengeluh mengenai apa yang ia kerjakan.

Kembali ke profil karyawan yang ada di tangan Nicholas, dia terpaku pada satu profil dimana dia sangat heran ketika membaca apa yang tertera pada curicullum vitae yang dicantumkan pada berkas lamaran itu. Lulus sudah satu tahun yang lalu dan tidak ada pengalaman kerja yang dimiliki. Nicholas mengambil telepon lalu menelpon Debby.

"Halo Deb, are you kidding me? Really, salah satu staff yang kau pilihkan tidak memiliki kualifikasi yang aku minta."

"Anda bisa bertemu dengannya dulu, Sir. Atau jika memang anda tidak suka, anda tidak usah memilihnya. As simple like that." Jawab Debby sembari tersenyum tipis diseberang telepon.

Nicholas terpaku mendengar jawaban Debby, yang benar saja mengapa dia begitu bodoh sampai harus menelpon Debby untuk hal yang sebetulnya sangat sederhana.

Nicholas meletakan profile karyawan dan mematikan laptopnya. Dia memilih untuk melajutkan esok hari karena tubuhnya cukup lelah hari ini. Dia harus beristirahat mengingat besok dia sendiri yang akan melakukan interview pada kandidat yang telah dipilih Debby.

Blue Ivy Apartment, Washington DC

Danela's Room, 18.05 PM

Drrrtt....drrrttt...

Danela mengambil handphone di nakas. Hampir tidak percaya Daniella membaca ulang pesan yang ia terima.

"Aaaaaaaa....... " Danela berteriak saking girangnya. Ia mendapat pesan dari Jefferson Corporation bahwa ia di terima untuk next interview. Meskipun masih ada tahap yang perlu ia lalui, namun ia sudah merasa sangat senang karena baru kali ini ia bisa lolos ke tahap selanjutnya.

Danela menginjak lantai 27th Jefferson Building. Danela menghirup napas dalam untuk menghilangkan rasa gugupnya. Bersiap karena sebentar lagi gilirannya untuk masuk dan bertemu dengan CEO Jefferson Corporation.

"Danela Hamilton..."

Danela berjalan menuju ruangan CEO, jantungnya berdegup sangat cepat. Bagaimana tidak kali ini dia akan bertemu dengan CEO muda yang santer diberitakan memiliki perawakan gagah yang menjadi idaman setiap wanita.

"Danela Hamilton, lulus dari Harvard University satu tahun yang lalu namun tidak memiliki satu pengalaman pun? Bagaimana bisa kau melamar di Jefferson Corporation?"

Pernyataan sang CEO sedikit membuat Danela geram. Bagaimana tidak, belum sempat Danela dipersilahkan duduk, dia sudah mendapat cibiran yang cukup menyakitkan.

"Jika memang anda tidak berniat merekrut saya, anda tidak perlu meloloskan saya pada interview sebelumnya..." ucap Danela dengan genangan air di pelupuk matanya. Danela berjalan keluar tak memedulikan CEO itu lagi. Entah mau di cap bagaimana Danela sudah tidak peduli, ia sudah terlanjur sakit hati.

&&&

Part satu finish, tunggu part-part selanjutnya ya.  

Jangan lupa untuk vote, comment, kritik, dan sarannya.

Makasi semua

Luvv

V-Nita / 12 Mei 2020

Miracle #COMPLETE#Where stories live. Discover now