33. Bolehkah? (Revisi)

63.7K 3.8K 114
                                    

Update lagi yuhuu

Happy Reading📖📖

"Dia pacar gue!!"

Ucapan Adrian selalu saja berputar di benak Aurel. Seakan lagu yang tak pernah sampai dan selalu menari-nari di pikirannya.

Sungguh, hal itu membuat Aurel senang dan juga sedih. Aurel senang ketika Adrian mengatakan hal tersebut, namun Adrian melakukan itu supaya Ririn diam.

"Hahaha ternyata masih ada cowok yang mau sama lo," ejek Ririn.

"Aurel cewek yang baik, semua orang suka sama dia, gak kayak lo cuman bisa merebut kekasih orang. Emangnya lo gak laku sampai pacar kakak lo aja di embat?" Ketus Adrian.

Kata-kata Adrian sangat menohok Ririn begitu dalam, Ririn mengepalkan tangannya begitu kuat membuat Aurel tersenyum tipis karena Adrian seolah  menembak jantung Ririn dengan kalimat tersebut.

"Dia itu gak lebih dari pembawa sial, lo belum tau siapa dia. Sebelum lo kena sial, mendingan lo jauh-jauh dari dia. Gue gak pernah rebut Rendy dari dia!!! Tapi Rendy sendiri yang datang ke gue anj*ng!!!" Teriak Ririn.

"Gue cinta sama Aurel dengan tulus. Bagi gue dia bukan pembawa sial tapi dia membuat gue bahagia, gue gak akan ninggalin dia karena gue gak bisa jauh dari Aurel ngerti lo?" Tegas Adrian.

"Satu hal lagi, gue rasa lo iri dengan Aurel, dia di kelilingi orang-orang yang sayang sama dia dengan tulus, tapi lo? Mungkin gak ada satu pun orang yang sayang sama lo dengan tulus termasuk kedua orang tua lo, makanya lo ngefitnah dia dan meracuni semua orang agar mereka benci sama Aurel kan?" Lanjutnya.

"Ck tau apa lo tentang kehidupan gue hah?" Bentak Ririn tak terima.

"Orang bodoh pun tau kalau lo iri sama Aurel!!" Ejek Adrian.

Kali ini Ririn benar-benar skakmat dan tak berani membalas ucapan Adrian. Matanya menatap Aurel yang hanya diam.

"Gue pikir, gak ada lagi yang mau sama lo anak pembawa sial!!" Sindir Ririn.

"Jaga ucapan lo Rin. Lo yang pembawa sial, semuanya kacau karena lo!! Kenapa saat itu lo tega fitnah gue di depan mama sama papa!!! Jelas-jelas gue bantu lo menuju mobil tapi lo dengan sengaja melepaskan tangan gue seakan gue mendorong lo ketengah jalan dan akhirnya lo tertabrak."

Satu tamparan mendarat mulus dipipi Ririn. Yah, Aurel bisa menamparnya  sangat keras.

"Lo? Berani banget lo nampar gue?" Ririn hendak menjambak lagi rambut Aurel namun Adrian menghentikannya.

"Jangan pernah lo sentuh Aurel!!!" bentak Adrian.

"Minggir gak!!! Gak ada seorang pun yang boleh memihak sama dia brengsek. Dia gak boleh bahagia asal lo tau, dia gak boleh punya teman, gue pengen dia merasakan sendirian di bumi ini," tunjuk Ririn mengeluarkan amarahnya.

"Lo itu gak lebih dari anak pembawa sial tau gak!!! Makanya Rendy ninggalin lo dan memilih gue, sahabat lo gak percaya lagi karena lo menggoda pacarnya. Mama sangat benci sama lo meskipun papa gak sepenuhnya benci sama lo, tapi gue bahagia semua orang berpaling dari lo."

"Dasar cewek gak punya hati. Apa salah gue sama lo hah!!!!"

Seketika Ririn menghentikan tawanya dan menatap Aurel dari jauh karena ada Adrian yang jadi perantara.

"Lo mau tau apa salah lo hah? Semuanya berawal dari kakek dan nenek!!! Mereka selalu--"

"Mohon maaf bagi pengunjung jangan membuat keributan, ini rumah sakit kalian jangan membuat pasien lain terganggu, kami pihak rumah sakit meminta anda segera keluar, jam besuk sudah habis!!"

Ucapan Ririn terhenti ketika suster masuk dan menghentikan keributan ini. Adrian sengaja memencet tombol panggilan agar Ririn segera di usir. Kalau tidak, bakalan terjadi perang antara mereka berdua.

"Shitt awas lo!!"

Ririn keluar dan membanting pintu sangat keras. Adrian menghela nafas lega lalu melirik Aurel ternyata cewek itu menangis.

"Kenapa lo lakuin itu?"

"Lakuin apa?" Adrian yang duduk di sofa menoleh.

"Kenapa lo bohong sama Ririn kalau kita pacaran?"

"E...emm gak papa, gue refleks," jawab Adrian menggaruk tengkuknya.

"Ohh."

Hati Aurel merasa tak puas dengan jawaban Adrian. Memangnya jawaban apa yang dia nantikan? Apakah dia berharap lebih.

"Sorry Rel, gue belum bisa jujur ke lo, sebenarnya gue tulus sama ucapan gue tadi," batin Adrian menatap Aurel.

Suara bunyi ponsel membuat Aurel menoleh, dia menatap layar ponselnya, ternyata dari kak Iqbal.

"Dek maafin kakak, kakak sama papa gak bisa jagain kamu di rumah sakit, kami berdua harus pergi ke singapore mengurus dokumen penting di sana, kamu gak papa kan?"

Aurel menghela nafas lalu membalas pesan itu.

"Iya gak papa kak, Aurel bisa sendiri kok."

"Gak!! Kamu gak boleh sendiri, nanti kakak nyuruh Ririn sama Mama nemenin kamu."

"Please kak, aku gak mau liat mereka dulu, yang ada nanti kami berdebat, kakak tau sendiri kan mereka gimana? Mama gak anggap aku anaknya."

Di sisi lain Iqbal merasa sedih karena keluarganya tak seindah dulu, kebenaran membuatnya merasa hancur.

Yah, Doni dan Ningrum telah menjelaskan rahasia terbesar keluarga mereka. Namun Iqbal tidak tega mengatakan hal itu, bagaimana pun dia sangat sayang terhadap Aurel melebihi sayangnya ke Ririn.

"Ya sudah nanti kakak akan menghubungi seseorang menemani kamu."

Aurel menautkan alisnya bingung, siapa yang akan menemaninya? Dia tidak punya keluarga yang bisa menemaninya.

"Rel!!!"

"Hah apa?" Panggilan dari Adrian membuatnya menoleh.

"Kakak lo nyuruh gue nemenin lo disini sampai lo keluar," kata Adrian membuat Aurel terkejut.

"Kenapa dia nyuruh lo?"

"Gak tau."

"Ish cepetan kasih tau gue, kayaknya lo gak pernah ketemu sama kakak gue deh, tapi kok dia nyuruh lo?"

Adrian hanya tersenyum misterius, biarkan saja Aurel penasaran. Adrian juga senang karena amanat ini, sejujurnya dia memang ingin menemani Aurel.

"Gue gak sendiri kok jagain lo, nanti bakalan--"

"AUREL!!!!!" Teriakan itu membuat mata Aurel melotot.

"Nah tuh mereka datang." Adrian bangkit dan tersenyum.








Jangan lupa follow wattpad aku supaya dapat notif update dan follow Instagram aku untuk tau perkembangan novel love or Osis nantinya.

See you next chapter🎉 jangan lupa share ke instagram dan tag aku supaya aku repost ya.

Saniyyah Putri Salsabila Said
Instagram : saniyyahputrisaid
Revisi 6 Agustus 2020

LOVE or OSIS [TELAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang