B

3.1K 468 57
                                    

Beberapa murid mengeluh sengatan matahari yang menyengat di lapangan. Beberapa ada yang pergi berlindung di bawah pohon. Mingyu memberi waktu pada muridnya selama lima belas menit untuk beristirahat setelah sebelumnya ia mengadakan tes dadakan pada muridnya untuk penambahan nilai.

Kim Mingkyung—guru Bahasa Inggris itu datang bersama Jun—guru Matematika, ikut duduk bersama Mingyu yang sibuk mendribble bola basket. Memberikan botol minum dingin padanya.

"Dia melihatmu lagi..."

Jun menunjuk Wonwoo yang berada di tribun lapangan bersama murid lain. Mingyu paham siapa yang Jun maksud, jadi ia menoleh, tapi ketika melihat dimana Wonwoo berada, Wonwoo malah mengalihkan pandangan darinya.

"Kau punya masalah dengannya?"

Mingkyung bertanya serius. Bukan apa-apa. Ini sudah berjalan lima bulan. Tapi pandangan Wonwoo pada sahabatnya membuatnya curiga. Apa murid mereka dan sahabatnya memiliki masalah yang cukup serius?

Mingyu menggeleng. Tentu saja ia tidak punya masalah dengan Wonwoo. Tapi bila boleh jujur, Mingyu benar-benar penasaran kenapa Wonwoo selalu melihat ke arahnya.

Maksudnya, siapa yang tidak penasaran ketika seseorang melihat ke arahmu dengan tatapan intens dan saat kau membalas tatapannya. Ia malah mengalihkan pandangannya darimu. Membuatmu berpikir, apa ada yang salah pada dirimu?

"Mungkin cara mengajarmu yang salah" Pikir Jun ragu.

Tepat! Mingyu juga pernah berpikir begitu dulu. Mungkin Wonwoo melihat ke arahnya karena tidak suka cara mengajarnya tapi muridnya terlalu takut untuk menegur dirinya.

"Aku pernah berpikir begitu dulu"

"Kalau kau penasaran. Kenapa tidak mencoba bertanya padanya?"

Dribblean Mingyu pada bola basket terhenti. Kemudian terkekeh kecil mendengar ucapan Mingkyung. Lalu menggeleng "Dia sangat sulit di dekati..."

Kemudian memandangi Wonwoo di ujung sana. Menatap muridnya begitu dalam. "...Aku pernah mencoba untuk mendekatinya beberapa kali, tapi dia selalu lari"

Mingyu ingat empat bulan yang lalu, tepatnya di perpustakaan. Karena rasa penasarannya dengan Wonwoo. Mingyu mencoba mengikuti muridnya, mencoba mendekatinya. Awalnya Mingyu ingin berbasa-basi terlebih dulu, tapi ketika Wonwoo menyadari keberadaannya, Wonwoo melotot lucu, kemudian lari meninggalkan dirinya. Pada hal Mingyu belum membuka suara saat itu. Tidak pantang menyerah, Mingyu mencoba melakukannya lagi, lagi dan lagi. Tapi hasilnya selalu sama. Wonwoo selalu lari saat melihat dirinya.

Dari kejadian Mingyu mengambil kesimpulan sendiri, bukan cara mengajarnya yang salah. Tapi karena tubuhnya yang tinggi dan besarlah jadi terlihat menyeramkan, membuat muridnya takut padanya. Pada akhirnya Mingyu hanya menikmati, bagaimana mata rubah muridnya menatap mata elang miliknya.

♥️♥️

Wonwoo masih sibuk memperhatikan guru olahraganya berbicara bersama dua gurunya di sana. Sementara dirinya masih duduk bersama dua sahabatnya di tribun lapangan.

Wonwoo tahu ia begitu naif. Terlalu mengharapkan hal yang tidak pasti. Berharap berlebih bahwa perasaannya pada gurunya tersampaikan. Tapi bila di telusuri lebih jauh. Tidak ada yang bisa Wonwoo lakukan selain memperhatikan gurunya diam-diam, mengaguminya, mencintainya secara rahasia. Hanya seperti itu. Karena Wonwoo tahu batasannya. Batasan antara murid dan guru.

Ji Eun melihat bagaimana tatapan Wonwoo pada guru mereka. Ia benar-benar sudah jengah melihat Wonwoo menatap gurunya seperti itu.

"Berhenti memandanginya"

HEARTBEATS - MeanieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang