BAB 13

89.9K 4.8K 873
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya yaaa

1000+vote dan komen untuk Bab selanjutnya

Mudah-mudahan Bab ini AMAN :)

***

Satu minggu kemudian...

Hal yang paling Ira tidak sukai ketika sudah menikah, adalah bangun pagi. Apalagi sekarang statusnya sudah berubah menjadi istri dan salah satu tanggung jawab Ira yaitu harus bangun pagi sebelum sang suami terbangun. Sejujurnya, Ira paling malas untuk bangun pagi. Ia biasa bangun ketika satu jam sebelum berangkat kerja karena jarak apartemen dan kantornya tidak terlalu jauh.

Sekarang, Ira tidak lagi tinggal di apartemennya. Memilih ikut dengan Alden yang sudah membeli sebuah rumah di Jakarta. Membiarkan apartemennya tak berpenghuni. Wanita itu juga tidak berniat atau ingin menjual apartamennya, meski Alden yang meminta, tetap saja Ira tidak mau dan tidak akan pernah.

Mendesah, Ira menatap Alden yang bertelanjang dada sedang tidur di sampingnya. Matanya melirik sebuah jam weeker di atas nakas yang menunjukan pukul 05.30. Wajah Alden begitu damai saat tertidur, semalam juga pria itu memeluknya dan sesekali mengusap perutnya. Entah apa maksudnya.

Ira berpikir, apakah bisa mempertahankan pernikahan ini dengan tanpa adanya rasa sama sekali. Baik Alden atau dirinya, yang hingga sekarang tidak mempunyai rasa cinta sama sekali. Alden bersikap perhatian kepada Ira karena wanita itu adalah istrinya dan merupakan tanggung jawabnya. Begitu juga dengan Ira yang menaruh perhatian kepada Alden karena dirinya memiliki tanggung jawab sebagai seorang istri. Bisa dosa jika Ira tidak patuh atau memperlakukan suaminya dengan baik. Dan Ira tidak mau menjadi seperti itu.

Wanita itupun bangkit dari tidurnya dan beranjak turun dari ranjang. Mengikat rambutnya secara asal lalu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh sebelum Alden terbangun. Lima belas menit kemudian, Ira tampak segar sehabis mandi dan langsung saja pergi menuju dapur. Menyiapkan sarapan untuk Alden. Ya, walaupun sebenarnya Ira tidak bisa masak sama sekali, setidaknya ia bisa membuat teh atau kopi dan juga sandwich.

"Alden," panggil Ira saat dirinya kembali ke kamar dan mendapati jika pria itu sudah tak ada di atas ranjang. Tetapi, saat mendengar suara pancuran air di kamar mandi, Ira mengembuskan napas panjang. Lalu, ia berjalan menuju lemari pakaian untuk menyiapkan pakaian kerja yang akan digunakan oleh Alden.

Suara getaran dari ponsel suaminya itu membuat Ira menghentikan aktivitas memilih pakaian untuk Alden sejenak. Ia berjalan menuju ranjang, melihat ponsel Alden yang terus saja bergetar. 

Siapa yang mengiriminya pesan singkat pagi-pagi sekali?

Matanya sempat melihat nama Kania pada layar ponsel Alden. Namun, Ira memilih tidak untuk membukanya. Ira bukan tipikan orang yang penasaran dengan ponsel orang lain. Mungkin saja itu urusan perkerjaan yang tidak boleh orang lain ketahui.

Mungkin saja.

"Kamu lagi ngapain?" suara berat itu membuat Ira menoleh ke arah kamar mandi. Mendapati Alden yang terlihat lebih segar dan handuk yang melilit area pinggangnya. Membiarkan dada bidang dan perut kotak-kotaknya terekspos begitu saja.

"Lagi nyiapin baju buat kamu."

"Udah selesai?" Alden berjalan menuju tempat Ira berdiri. Mengambil ponselnya, lalu membuka pesan singkat yang berasa dari Kania tersebut.

Kania: Pagi Aldeeeeeennn....

Alden tersenyum saat membacanya. Membuat Ira mengernyit lalu bertanya, "Kenapa ketawa sendiri? Udah gila, ya?"

Cold Marriage ✔ [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang