Part I Hate The Most

51K 3.9K 961
                                    

Seperti biasa, waktu aku bangun Heath sudah nggak ada

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti biasa, waktu aku bangun Heath sudah nggak ada.

Mantel tidurku sudah lepas dan aku pakai selimut. Apa Heath macam-macam waktu aku tidur? Kenapa harus nunggu aku tidur kalau dia bisa macam-macam waktu aku bangun?

Heath bukan cowok cabul kaya gitu.

Kuraba bantal dan tempat tidur kosong di sebelahku. Aku kecewa. Sebenarnya kuharap ada Heath di situ. Bangun tidur lihat muka gantengnya pasti enak banget, ya?

Pintu kamarku terbuka. Heath masuk dengan senyum lebar. Dia sudah rapi dan wangi. Dia juga sudah cukuran bersih.

"Aku tidak tahu bagaimana cara membangunkanmu." Dia tersenyum sambil menutup pintu kamarku. Dari caranya berjalan, kurasa dia lagi senang. Senyumnya juga kelihatan manis banget. Apa semalam dia tidurnya nyenyak?

"Kamu menendangiku lagi." Dia mengecup keningku. "Selamat siang, Little bee."

"Siang?"

Dia tersenyum. "Ya."

"Jam berapa?"

"Jam sebelas." Dia melihat jam tangannya. "Lewat lima belas."

Aku mendengus. "Kok nggak bangunin?"

"Kukira kamu lelah karate dalam tidurmu." Dia duduk di pinggir tempat tidur dan menggelitik jempol kakiku. "Kita akan mengunjungi Mr. Johansson hari ini. Kamu bisa ngobrol dengan Claire lagi."

"Mereka di mana?"

"Di dekat sini. Martin menyewa apartemen di dekat rumah sakit untuk mempermudah akses pengobatannya. Aku sudah pernah mengunjunginya."

"Kenapa nggak ngajak gue?"

Dia mendekat padaku. "Jangan. Nanti aku cemburu," ucapnya sambil mendekatkan wajahnya padaku. Kupejamkan mata dan membuka bibir untuk menerima ciumannya.

"GLACIE!" 

Shit!

Savanna menyerbu masuk, lalu terdiam saat melihat kami.

"Kalian mau cipokan?"

Heath mendengus. "Aku harus pergi," ucapnya sambil mengecup kepalaku. "Ma'am," sapanya sambil menunduk pada Savanna sebelum berjalan menuju pintu.

Sebelum menutup pintu, dia mengedipkan mata padaku.

"Pinter lo," gerutuku pada Savanna. "Lo bikin gue gagal cipokan."

Savanna terlihat salah tingkah. "Sori, deh. Aku nggak nyangka Heath di sini. Kukira dia di ruang kerja. Tadi Drey dari sana juga. Kirain barengan." Savanna duduk di bekas tempat duduk Heath, lalu memelukku. "Aku kangen sama kamu, Glace. Kangen banget."

Kami menghabiskan bermenit-menit kemudian dengan pelukan hangat. Rasanya, aku seperti memeluk Drey. Savanna sama sekali nggak beraroma mawar seperti biasanya. Dia beraroma parfum Drey. Kayanya dia belum mandi setelah berbuat.

Nasty Glacie (Terbit - Rainbow Books)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang