PROLOG
"Ikuti kata hatimu, aku tidak ingin saat kau mengambil berlian itu kau tersakiti sepanjang perjalanan."
"Aku rasa." ujar wanita itu, "kau pengecut karena membiarkanku mencari berlian ke dasar laut padahal berlian itu ada di hadapanku."
"Sesekali cobalah melihat yang tak- tersirat." Sudut mulutnya terangkat membentuk senyum. "Ella,Saat gua tertarik sekecil apapun gerak-gerik lo,Saat gua
khawatir badan lo merah-merah pas hujan Karna gaada yang ngasih lo jaket,Gua orang yang paling khawatir saat lo tanding anggar,Saat dimana ocehan ga masuk akal masih terdengar indah kalau itu dari bibir lo."
"Tapi lo bilang gua ngerepotin lo-." respon wanita itu dengan cepat.
"Emang, gua pernah bilang begitu?"Matanya berkilau pura-pura terkejut.
Dengan marah, wanita itu mencetus, "pernah!.
"Ella--" ujarnya dengan lembut, menatap mata Hazel Bella.
Pria itu menggenggam dagu wanita itu "Tidak, Kau salah paham. Aku bilang kau merepotkan--tapi, semakin kau merepotkanku semakin kita dekat, Atau kau sudah melupakannya?"
"Kalau begitu, kau akan merelakannku?" Tanya Bella.
Pria itu mengalihkan wajahnya "Tergantung, jika ku bilang sekarang berlian yang ada di hadapan-mu lebih bersinar daripada berlian yang ada di dasar laut, Apakah kau masih ingin menyelam"
"Walaupun, aku sangat ingin yang ada di dasar laut Apakah kau mengijinkannya".
Pria itu tersenyum. "Menyelamlah, jika kau lelah berenang naik ke atas aku tetap di sini."
ВЫ ЧИТАЕТЕ
choose
Подростковая литература"Lyra,ly,ly" ucap aghata terengah-engah "Apa si tha" jawab lyra yang masih berkonsentrasi dengan latihan anggarNya "Dia dateng Lyr" ucap aghata dengan hebohnya. "Maksud lo dia! Aghata pun langsung mengangguk. "Aduh gmna ni!." Tak punya pilihan l...
