Langit begitu pulas menikmati heningnya
bumi. Ia menyeduh segelas teh melati
untuk merayakan hari yang selama ini
Ia nanti. Sedangkan di bawah atap-atap
rumah itu, ada yang menari; meratap;
hingga melukis detak-detak waktu
yang pergi tanpa menjadi sejarah.Percaya saja, semua ini akan berakhir.
Sebentar lagi, akan kubawa seikat
merpati sebagai bukti bahwa aku
benar-benar berhenti mencari.Tapi itu semua hanya tong kosong.
Bahkan semut-semut saja sadar
bahwa tidak akan pernah ada kata
bersama. Lalu untuk apa lagi aku menunggu
kita bersatu jika yang sebenar-benarnya,
kita tidak pernah sewaktu.Menunggu tidak berlaku untuk
orang-orang yang tidak menghargai
waktu, sayang.-2020.
YOU ARE READING
Mencintaimu Seperti Menanti Ombak
PoetryBagaimana rasanya masih menjadi pemenang tunggal sebagai manusia yang kutulis diantara deretan kata?