PART VI THE MAD EUNGI

1.5K 77 8
                                    

Eungi mengedarkan pandangannya ke sekeliling.

“Ibu…” ucapnya, membuat Maroo yang rupanya masih tinggal dan mengintip dari balik pintu menjadi terenyak dan kini mematung.

Eungi sudah ingat semuanya.

\\*

*//

\\*

Masa lalu adalah bagian dari kepingan waktu yang terhormat. Sebuah masa yang angkuh dan congkak, dimana Ia tak dapat dirubah namun dapat merubah apapun yang Ia inginkan.

Takdir, cinta dan masa depan adalah beberapa hal yang tergantung kepadanya. Kata orang, masa lalu bersahabat dengan karma. Mereka bagai sepasang kekasih yang tak bisa dipisahkan  antara satu sama lain, dan Maroo adalah salah satu dari beberapa orang yang yang mempercayai itu.

Memeluk Eungi dalam tidurnya seperti semalam adalah takdir yang dapat dihujat oleh masa lalu kapan saja Ia merasa terusik. Kutukan sudah datang, karma pasti tiba. Maroo tahu itu semua dengan jelas, hanya saja… hanya saja… cintanya pada Eungi tumbuh terlalu besar. Layaknya ruang dan waktu, Ia dan Eungi telah menjadi melebur dalam satu nama, satu tubuh.

Masa lalu dan karma itu, bisakah dia bersama Eungi mengalahkannya?

Ah tunggu, Maroo tersadar jika bukan dia bersama Eungi tapi dia sendirian.

Eungi mungkin akan bersekutu dengan masa lalu dan meninggalkannya dihujani karma.

Matahari sudah meninggi ketika Maroo terbangun dari mimpi indahnya, sendirian.

Tanpa Seo Eungi. I

a berlari mengitari penginapan dan terus memanggil nama wanita yang sangat Ia cintai itu, namun sekeras apapun usaha Maroo. Sejauh apapun Ia mencari, tak ada Eungi.

Semalam seolah mimpi namun, bagaimana mungkin itu mimpi jika aroma tubuh Eungi bahkan masih melekat kuat di sekitar tengkuknya. Membuatnya merinding dalam bahagia.

“Eungi… Seo Eungi…” Maroo berteriak dengan suaranya yang nyaris parau.

Ia mencoba menelepon tapi tak ada jawaban. Teleponnya mati.

Pria itu akhirnya menyerah, menyandarkan kepalanya pada dinding bisu penginapan mereka, saksi mati kisah semalam.

Andai Maroo bisa bertanya pada dinding ini, kemanakah kekasihnya pergi?

Tapi mustahil, Ia tertunduk sendirian berjam-jam.

Waktu berlalu begitu lambat… satu… dua … tiga …

Yang Ia tunggu belum kembali… empat … lima …  enam… seharian…

Matanya menatap kosong, terbius rasa putus asa.

Ia menunggu lagi hingga aroma familiar itu muncul di lelap hari yang mulai gelap.

Menyeruak di antara kegelisahan tak bertepi yang merayapi rongga dadanya.

“Maroo…” sapa sebuah suara yang Ia kenal jelas. Wanitanya telah kembali.

“Eungi….” Pekik Maroo, lega.

Ia bangkit dan langsung memeluk bidadarinya itu. Airmatanya jatuh tanpa sadar, mengisi kerut kecemasan yang tadi merasuk dan merusak wajah manisnya.

Eungi terdiam dalam pelukan Maroo. Aroma pria ini masih sama seperti semalam. Menggiurkan, menggairahkan. Membuat Eungi sejenak ingin memilikinya kembali.

Nice Guy "Another Ending" || Chaeki FFTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang