20. Deep Message

6.3K 380 3
                                        



"Sayang kok kamu ninggal aku lagi sih ? Terus kapan aku ketemu Appa?" Suara yang bersumber dari telepon yang tidak bersuara dari seberangnya.

"Kamu dengerin aku kan ? Ini aku udah siap-siap malah kamu tinggal gitu aja."

"I-iya sabar sayang nanti siang aku jemput kamu ya. Aku ada meeting ini nanti aku telpon lagi ya. Love you."

Telepon diputus sepihak dari Taehyung yang meninggalkan kernyitan di dahi Kuki. Aneh.

Tapi Kuki ga ambil pusing. Dia berniat ke dapur buat masakin pacar dan Appa nya buat nanti kunjungan ke kantor Taehyung.

"Kalo kamu ga jemput aku yang bakal beramgkat sendiri." sungut nya sambil menyiapkan makanan yang bakal dimasak.

.
.
.

Ting Tong
.
.



Tanda seseorang dari luar pintu. Kuki sempat bingung siapa yang bakal bertamu siang-siang begini.

"Ya sebentar.." Kuki berjalan jinjit ke pintu dan mengintip dari celah pintu.

Seorang perempuan. Cantik. Sedang membawa banyak paper bag di tangan kananya.

"Siang, mau cari siapa ya ? " sapa Kuki sambil memilas senyumnya.

"Apartemen nya Taehyung kan? Aku mau masuk." perempuan di depan nya kini menerjang masuk ke ruang tamu dan duduk di sofa dengan menyilangkan kaki nya.

"Maaf, tapi kamu siapa ya?" Kuki menghampirinya dengan tangan yang sudah mengepal.

"Oh jadi Taehyung belum bilang kalo Mamanya mau kesini ?"

Kedua mata bulatnya hampir keluar dari tempatnya. Ma-ma..?

"Sebentar, mama? "

"Mama baru buat Taehyung dan Appa Kim. Emang masih muda kok. Beda sama Taehyung cuma lima tahun."

Kuki bersusah payah buat engga buka mulutnya tanda cengohnya.

"]adi kamu Kuki yang bakal jadi calon nya Taehyung? Aku ga habis pikir kenapa dia bisa bodoh banget."

"Kamu itu ngomong apa ya, kok jadi ngelantur dan ngurusin urusan orang lain?" Susah payah Kuki nahan emosinya.

"Jelas Appa Kim ga bakal setuju kalo liat anaknya bakal nikah dengan orang yang kaya gini. Mau ditaruh dimana pride

Kim Corps kalo yang jadi calon anak kebanggaanya itu seorang yang ngga pantas sama sekali."
.
.
.


Cukup. Cukup membuat hati Kuki hancur dengan hanya mendengar kata-kata perempuan yang menyebut dirinya sebagai mama angkat dari Taehyung.

"Sudah bicaranya? Kalau sudah, kamu bisa keluar dari sini." Kuki memalingkan wajahnya dari hadapan perempuan itu.

"Kamu cuma mau harta dan kemewahannya dia kan? Ambil ini semua dan tinggalin Taehyung buat kebaikan nya. Karena sebentar lagi, dia akan tunangan dengan calon yang sepadan."

Belum sempat Kuki bertanya, perempuan itu pergi meninggalkan Kuki dan kepedihanya.
.
.
.

"Tu-tunangan?" pelupuk matanya basah tanpa disadarinya.

"Tapi hyung janji bakal selalu ada buat aku. Hyung ga mungkin bohongin aku. Aku lebih percaya hyung daripada siapapun." Kuki berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Melihat dirinya sendiri di cermin ruang tamu dan mengusap kedua mata nya yang berair seperti anak kecil kehilangan donat.

"Halo… hyung.. kamu jadi jemput aku kan ?" Kuki ingin segera melaporkan kebenciannya tadi.

"Sayang, aku masih meeting. Jangan telpon sekarang dulu ya. Nanti kalo udah waktunya aku j emput dan ketemuan, oke?"

"Ga usah jemput aku! Sana ketemuan sama calon yang menurutmu lebih pantas dari aku!" sambungan terputus.

Taehyung berkerut setelah mendapatkan ucapan aneh dari pacarnya. Pasti ada kekeliruan yang Kuki pahami.

Segera Taehyung menyelesaikan pekerjaan nya dan berniat pulang ke rumah awal dan bertemu Kuki.

.
.
.

"Taehyung. Appa mau bicara berdua di ruangan."

"Baik Appa."

Taehyung akan mempersiapkan semuanya dengan baik. Dia punya banyak cerita dan alasan nya kenapa dia memilih Kuki sebagai calon nya kelak.

"Tae, aku sudah tahu semuanya." "Sudah tahu tentang apa?"

Taehyung membenarkan duduknya yang santai menjadi lebih tegak.

"Tentang Kuki. Calon yang mau kamu kenalkan."

"Ohh. Ya itu-itu aku, aku mau bicarakan sama Appa. Tapi tapi aku masih mencari waktu." Taehyung sempat tergagap.

"Mencari waktu untuk apa? Tinggal bawa dia kesini dan kenalkan pada Appa mu yang sudah menua ini. Mau menunggu sampai aku lebih tua lagi ? Dasar berandal kecil."


Sontak kedua mata hazel nya membulat sempurna seperti ditampar setan di siang hari.

"Maksud Appa, Appa tidak marah ? Appa tidak melarangku?"

"Marah dan melarang putra tunggalku ? Jangan bodoh Kim. Kau lah yang akan jadi penerusku disini. Appa mendukung setiap keputusanmu."

Hari itu Taehyung sangat bersyukur. Bersimpuh di kaki Appa dan mengucapkan terimakasih belasan kali seperti anak kecil yang diberi kebebasan.

"Appa terimakasih. Aku menyayangimu. Aku sangat berterimakasih."

"Iya sudah berdirilah, sifatmu sama seperti Eomma mu dulu. Selalu menyembunyikan sesuatu yang harusnya dibicarakan bersama."

"Appa, boleh bertanya?"

Taehyung kembali duduk bersandar pada sofa dan melihat ke arah pria berkemeja abu di sampingnya itu.

"Kenapa Appa menikahi perempuan itu. Bukan kah Appa berjanji akan rujuk kembali dengan eomma?"

Masih sunyi dan membuat Taehyung kembali bertanya.

"Apa Eomma tahu tentang ini?"

"Aku tidak menikahinya Tae, aku membantu kehidupanya. Semua orang, berhak untuk mendapatkan kesempatan kedua untuk hidup, bukan? Dan Eomma mu kurasa dia sudah tahu."

"Tapi aku tidak suka dengan kehadiranya yang sudh membuat Eomma dan Appa bercerai." Taehyung masih menatap dalam mata Appa.

"Nak, bukan dia yang menjadi  penyebab perceraian kami. Ada sesuatu yang tidak bisa kami sepakati. Lebih baik fokuslah dan cepat kenalkan aku pada calonmu." Appa menepuk punggung Taehyung dan disambut senyum hangat dari keduanya.

"Hmm baiklah aku mengerti. Aku akan mengenalkan Appa dan Kuki secepatnya. Dan tolong Appa, aku tidak mau perempuan itu ikut campur urusan ku."

"Baiklah tuan muda. Kita akan membicarakanya lagi. Sekarang kau bisa pulang sore. Biar sekretaris Geon yang membereskan sisanya."

Pelukan hangat sebelum Taehyung meninggalkan Appanya menuju ke apartemen dan menceritakan semuanya pada Kuki.





















Hola i'm back how's life everyone?

Voment ya bebs❤


ML YukWhere stories live. Discover now