Jimin

1.7K 109 5
                                    

Cast

Min Yoongi
Park Jimin

Genre
Misteri

"The truth love is for last and forever! "

___________________________________________

Pukul 03:00 aku terbangun dari tidurku. Kebiasaannya aku jika sudah terbangun di sepertiga malam aku tidak akan bisa memejamkan mataku kembali hingga matahari muncul ke permukaan.

Dengan malas aku bangkit dari tempat tidur. Lunglai aku berjalan menuju dapur. Ah, tiba-tiba tenggorokan ku terasa kering. Aku membuka kulkas dan mengambil sebotol air dingin yang biasa ku isi sebelum aku berangkat bekerja.

Duk!..

Duk!..

Duk!..

Aku tertawa kecil, suara itu selalu saja ku dengar hampir setiap bulan. Aku membuka tirai jendela, dan benar saja sosok mungil itu kembali berdiri di depan halaman rumah. Ia tersenyum lebar saat menyadari aku mengintipnya lewat jendela.

"Kalau mau masuk, masuk saja! " kata ku lewat jendela rumah. Ia tersenyum dan mengangguk senang.

"Kenapa menendang nendang batang pohon Jim kalau ingin masuk. Pintu tidak di kunci. Kau bisa masuk kapan pun kau mau dan dari pintu mana pun. Ini rumah mu Jim." ia masuk dan kembali tersenyum.

Ya Tuhan, sungguh indah sekali senyum itu, aku rindu. Sangat! Ingin rasanya tubuh ini memeluknya, ingin sekali tangan ini mengelus rambutnya, ingin sekali bibir ini mengecup keningnya.

"Aku merindukan mu! " dengan gerakan tangan yang sudah aku pahami ia berbicara.

"Aku juga! "

Perlahan ia mendekati ku. Menatap ku dengan tatapan sendu. Wajahnya seperti biasa. Pucat dan selalu bercahaya.

"Besok bawakan aku bunga lily yang sudah mekar di halaman depan. Aku menunggu bunga itu." kembali ia berbicara dengan gerakan tangannya.

"Iya.. Besok pagi akan ku bawakan! Sekarang kau mau apa? " tanya ku.

Dia tersenyum dan meletakkan satu ruas jarinya di bibir.

"Cium?" tanya ku. Dia menganggukkan kepalanya dengan lucu. Dan tangan ku bergerak untuk menyuruhnya mendekat.

Perlahan aku mendekatkan wajahku, meletakkan bibir ku pada bibirnya.

Dingin, hanya itu yang ku rasakan. 1 menit saja aku melepaskan bibir ku dari bibirnya.

"Terima kasih Hyung. I Love you! " kali ini bibirnya bergerak lucu hanya untuk mengucapkan kata-kata itu. Aku tersenyum, setetes air mata ku jatuh.

"Aku juga. Mencintaimu Jim! Sangat."

Dia kembali tersenyum, masih senyum yang sama seperti dulu. Manis, ramah, dan tulus.

"Jangan menagis! " tubuh ia gerakkan, mengepalkan kedua tangan yang ia gerakkan lucu di ujung matanya. Bibirnya dimanyunkan. Tak lama ia kembali tersenyum.

Ya Tuhan, kenapa dia selalu saja tersenyum. Aku mengangguk menuruti perintahnya.

.
.

06:00 pagi, setiap seminggu sekali di pagi hari yang selalu cerah. Matahari bahkan belum menyombongkan cahayanya. Aku berjalan menerpa dinginnya hembusan angin pagi. Berjalan melawati lorong-lorong jalan, hingga ilalang menjulang sebatas lutut. Dibawah pohon mahoni yang rindang. Melindungi tanah di bawahnya agar tidak terkena air hujan dan teriknya panas matahari.

Langkah kaki ku berjalan hati-hati melewati bebatuan yang tersusun rapi.
Tangan ku tergerak merapatkan coat hitam yang membungkus tubuhku. Dingin, musim dingin akan segera tiba sebentar lagi.

Aku tersenyum sambil tanganku mengenggam dua tangkai bunga lily. Aku berdiri saat sampai di tempat tujuanku, berjongkok membersihkan daun-daun kering di atas tanah di bawah pohon mahoni itu. Aku mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan nisan itu dari debu. Ku elus batu itu, seperti aku mengelus rambutnya dulu, ku letaknya bibir ku pada batu itu seperti aku menciumnya dulu, ku peluk batu itu seperti aku memeluknya dulu.

"Terima kasih sudah mengunjungi ku tadi malam. Sesuai janji, ku bawakan bunga lily yang kau tanam dua tahun yang lalu. Tapi lucunya baru mekar hari ini. Maaf, aku tidak merawatnya dengan baik." ucapku, aku tersenyum. Air mata ku sudah enggan mengalir, mungkin sudah kering.

Dua tahun..
Air mata sudah bosan turun.
Tapi tidak, tidak dengan hati ku yang tetap bertahan, bertahan dengan satu orang, dengan satu nama, Park Jimin.


Fin

Bangtan Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang