Valerie menari ke arah kanan dan Nixie melangkah ke kiri. Pergerakan mereka yang elegan membuat orang semakin kagum, mereka tidak bisa melepas pandangan dari semua pergerakan anggun mereka. Sesekali bel terus dibunyikan dari kedua tangan mereka.

Sepertinya mereka melupakan beberapa perhiasan, lupakan, saat ini desa masih kacau. Selama ada penari dan bel yang dibunyikan, maka semuanya bisa berjalan dengan baik. Batin Yue sambil mengangguk puas.

Melihat pemandangan ini, ia tersenyum nostalgia. Ia teringat ketika Quinne berlatih dengan keras sampai menangis tersedu-sedu kepadanya meminta agar ia menemaninya tidur sebagai ganti waktu yang Quinne habiskan karena harus berlatih siang dan malam.

Yue memejamkan matanya, ia terhanyut, semuanya masih sangat jelas sampai beberapa saat yang lalu, apa yang akan mereka katakan bila mereka tahu kalau aku masih hidup? Akankah mereka mengutukku karena mengira aku bersatu dengan iblis untuk mendapat umur panjang? Atau.. akankah mereka menyambutku sebagai keluarga mereka lagi?

Seseorang menyenggol lengan Yue ketika ia masih memejamkan matanya, spontan Yue membuka matanya untuk menengok dan mendapati Archard lah yang sudah menyenggolnya.

"Apa kau merasa lelah?"

"Ah." Yue tersadar, apa mungkin Arc berpikir aku lelah karena menutup mata? Lupakan, ini bukan saatnya untuk mengingat masa lalu. Saat ini upacara adalah segalanya.

"Tidak, aku hanya merindukan hujan."

"Hujan?"

"Waktu itu.. suasananya juga seperti ini, yang berbeda hanyalah hujan yang turun." Yue bergumam, membuat Archard bingung.

Valerie dan Nixie melangkah mundur dengan anggun, kemudian berjalan ke arah sisi yang berlawanan menampilkan Rhine yang berjalan pelan ke altar di taman utama dengan jubah rajanya. Dia berjalan ke meja yang tadi dipersiapkan Ravel, saat sampai dia menutup matanya.

Tangannya perlahan mengelus bola kristal berwarna bening diatas meja. Saat dia membuka matanya, dia menunduk untuk menatap bola kristal itu dengan serius. Cahaya biru bersinar dari tubuh Rhine, perlahan beberapa aliran tipis memasuki bola kristal.

Bola kristal itu begitu bening, cahaya biru yang masuk mulai mengisi ruang kosong di dalamnya mulai meninggi bagaikan air. Air itu perlahan naik dan naik, saat sudah penuh, bola kristal itu memancarkan cahaya yang sangat terang. Hampir semua orang menutup mata. Di detik berikutnya, cahaya biru itu langsung naik ke atas langit menjulang tinggi bagaikan pilar yang menembus awan.

Saat cahaya itu menyentuh langit biru, mereka mulai berpencar dan menyelimuti segala hal yang mereka lewati.

Yue tersenyum puas, ya.. ini adalah upacara yang aku ketahui. Walaupun berbeda warna, tapi semuanya sama.

Saat ia melakukan upacara, cahaya yang dipancarkan berwarna kuning keemasan. Karena itu, ia sempat ragu apakah upacara telah gagal, namun setelah melihat proses terakhir, ia yakin bahwa upacara telah berhasil.

Mungkin warna cahaya akan berubah sesuai dengan kemampuan raja yang melakukan upacara.

Setelah cahaya menyelimuti seluruh tempat, semua Eater menghilang seketika seakan sejak awal mereka memang tidak permah ada. Semua warga yang tadinya berteriak histeris berusaha pergi dari serangan para Eater langsung berhenti. Mereka menatap ke belakang tidak percaya dan berpikir, apa yang baru saja terjadi? Kenapa semua makhluk itu menghilang tiba-tiba?

Semua orang mengangkat kepala mereka ke atas langit. Butiran-butiran cahaya berwarna biru yang berbentuk seperti salju turun, mereka terlihat begitu indah. Layaknya hujan yang membawa harapan.

Soul From The Past[END]Where stories live. Discover now