Basta sedikit penasaran sama wajah gadis ini, karena wajahnya yang sangat rumit untuk di gambar kan dengan keadaan nya sekarang. Dia lebih tepatnya seperti gadis yang mempunya ciri khas berbeda.
"Ayolah gadis, bangun! Ah bikin perkara"
Ujarnya dengan nada perlahanGadis itu tidak mengekspresikan apapun, hanya saja terlihat wajah yang sedang tertidur tenang. Ah tuhan begitu tenang nya dia, sedangkan basta disini benar-benar pusing.
Sekarang ia sudah menghabiskan waktu 10 menit lebih, ia memutuskan untuk ke rumah sakit All saints general hospital.
Karena jarak rumah sakitnya lumayan dekat tidak jauh-jauh banget. Lebih tepatnya 10 Kilometer dari tempat nya sekarang.Tatapannya tetap fokus kejalan raya. Ia telah melewati beberapa toko-toko bahkan perumahan-perumahan, dan ia pun telah melewati restaurant Jim's ring, restaurant yang terkenal dengan nama pemilik bisnis itu. Sekarang ia sudah dipertengahan menuju rumah sakit. Sudah sangat jauh dari rumahnya di vinewood.
Dan ya! Ia teringat akan sesuatu. Mama. Mama menyuruhnya untuk membelikan minuman, dan sampai sekarang pun ia belum kembali juga. Ini sudah pasti mama akan menelfon nya beribu panggilan.
Lalu ia meraba saku celana nya, ia mencari cari ponsel nya. Tidak ada.
Ia baru teringat, ponsel nya dititipkan kepada pria tua itu sebagai jaminan mobil nya yang dipinjam."Jika aku bisa meminta, aku lebih meminta untuk dilahirkan sebagai wujud sapu lidi, walaupun dia buruk, tapi dia berguna."
Beberapa menit telah berlalu, ia sudah sampai tepat dirumah sakit yang dituju.
Tanpa memperlama waktu lagi, ia langsung memarkirkan mobilnya dan membuka sabuk pengaman gadis itu.
Lalu menggendongnya untuk memasuki rumah sakit didepan.Tepat diambang pintu rumah sakit, ia berteriak kepada siapapun yang mendengar nya.
"Dok, sus, perawat, atau siapa aja. Tolong"
Kemudian datang seorang dokter dan disusul perawat-perawat wanita. Mereka langsung ke arah basta, salah satu perawat itu mendorong brankar.
"Misi, saya akan menolongnya, tolong letakkan pasien di brankar ini" sahut dokter tersebut.
Tanpa berpikir panjang, ia langsung meletakan gadis ini dengan posisi tiduran telentang.
"Tolong, bantuan nya ya dok" ucapnya dengan memandang wajah dokter didepan.
"Saya akan berusaha yang terbaik, mari" Jawabnya yang langsung berjalan ke koridor rumah sakit.
Disusul nya oleh perawat-perawat tadi dengan didorongnya brankar tersebut.
Salah satu perawat itu menegurnya."Mari tuan, dan tuan urus semua ke meja sana" kata perawat wanita itu seraya mengulurkan telapak tangan nya ke arah meja depan.
"Baik, terimakasih" Jawabnya singkat dengan langsung jalan meninggalkan perawat itu.
Ia berjalan mengarah ke arah meja kasir.
"Misi,,, perawat" Serunya kepada salah satu perawat yang menjaga meja.
"Pembayaran disini ya?" Sambungnya lagi.Perawat wanita yang berpakaian putih dengan rambut di kuncir rapih menoleh ke arah basta, "Iya tuan" Sahutnya. "Ada yang bisa saya bantu?" Sambungnya dengan menatapnya memastikan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Nostalgia (HIATUS)
Romance⚠️ (Plagiator dilarang membuka !!!) Note : Cerita mengandung bawang, silahkan siapin tissue. ●●● Gadis lugu dengan kelopak mata sayu itu menatap sendu dibawah pohon hyperion. Desiran angin mengelus rambut panjangnya yang terurai tanpa ikat rambut. I...