Tour

3.8K 224 20
                                    

Niall

"Ready for Take Me Home Tour guys?" seru Paul bersemangat.

"GUE SIAP! BURUAN UDAH NGGAK SABAR!" seru Louis sangat bersemangat.

"Lou bantu gue bawa koper, banyak nih. Berat lagi." Pintaku ketika aku kewalahan mengangkat koper-koperku yang berjumlah 4 buah.

"Heh gendut! Gue sama yang lain aja cuman dua koper, lo kenapa empat? Maruk amat." tanya Louis heran.

"Suka-suka gue lah." Jawabku lalu terkekeh.

Oke hari ini TMH Tour dimulai, mulai di O2 Arena– London. Aku dan yang lainya sedang memasukan barang-barang ke dalam bus. Sudah satu minggu aku jarang berkomunikasi dengan Ayesa. Terakhir berkomunikasi itu sekitar dua hari yang lalu dan dia mengatakan bahwa dia sedang banyak tugas, sementara aku juga sibuk latihan. Hari ini pun Ayesa belum memberiku kabar, baiklah sepertinya nanti aku akan mencoba untuk menghubunginya.

"Niall." Panggil Louis.

"Apa?" sahutku seraya merapikan koperku yang berantakan karena aku tidak dapat memegang semuanya.

"Isi koper lo apaan sih? Ada empat, ukurannya besar semua dan isinya ringan semua. Lo bawa koper kosong?" tanya Louis yang masih penasaran dengan isi koperku.

"Udah deh nggak usah pengen tau." Jawabku.

Louis mencebik, dia tidak terima dengan jawabanku. Dengan cepat tangan Louis mengambil salah satu koperku dan langsung membukanya. Begitu salah satu koperku terbuka matanya membelak, "WHAT THE FUCK NIALL?! SERIOUSLY?"

"Ada yang salah?" tanyaku santai.

"Pantes tadi gue mau sarapan di kulkas udah nggak ada apa-apa. Parah banget lo gendut!" komentar Liam yang ternyata melihat kejadian barusan.

Zayn yang kebetulan lewat ikut tertawa sambil memukul kepalaku pelan. Setelah itu Liam, Harry mengomentari kelakuanku. Katanya kelakuanku tidak normal dan kelewat batas, mereka bilang katanya aku bisa beli snack di supermarket nanti. Tapi aku tidak mau mengambil resiko terkena serangan fans.

Saat semuanya sedang menceramahiku, Louis yang penasaran malah membuka isi koperku yang lainnya. Dan setelah semuanya terbuka dia menyilangkan kedua tangan di dadanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, bak seorang bos yang baru saja gagal mengajarkan anak buahnya.

"Lo bawa baju cuman satu koper, dan koper lainya isi makanan? Jenius." Seru Louis, entah memujiku atau malah menghinaku.

Sementara yang lain ikut tertawa, emang benar aku membawa empat koper besar. Dan alasan lain mengapa aku membawa banyak banyak makanan adalah karena aku takut jika tiba-tiba di tengah jalan yang sepi dan tidak ada kehidupan gitu terus aku kelaparan kan nggak lucu. Oke, hal tersebut tidak akan pernah terjadi.

"Ni, gue mau tanya." Ujar Harry seraya menarik tangaku dan membawaku duduk pada salah satu bangku di dalam bus ini.

"Apasih tarzan?" tanyaku penasaran.

"Menurut lo Abi orangnya gimana?" tanya Harry serius.

"Abi? Gue cuman ketemu dia baru dua kali, pas dia minjem uang dan dia balikin uangnya. Jadi menurut gue dia cewek baik, mungkin." Jawabku.

"Gue udah agak deket nih sama dia, gue pengen jadiin dia pacar gue, gimana menurut lo?" tanya Harry lagi.

"Iya coba aja, menurut gue sih kalau Abi ngerespon lo berarti dia ada feel sama lo."

"Gue harap sih begitu. Oh ya gue ajak dia nonton kita di O2, dan pulangnya gue mau nyatain perasaan gue."

"Bukanya dia di sini cuman satu minggu?"

My Idol is My BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang