Te Amo Ata | Boneka

817 36 0
                                    

aren  rindu semua tentang ata









Sang mentari yang keluar dari tempat persembunyiaanya membawa sinar cahaya yang begitu terang tapi tidak membuat gadis yang masih nyaman dengan alam mimpinya terbangun. Altha masih tertidur padahal jam sudah menunjukkan pukul 10.00 am, tapi altha masih saja berkutat dengan mimpinya. Altha tidak ada kelas hari ini maka dari itu ia santai, semalam ia juga tidur larut malam mungkin faktor itu juga yang membuat altha susah untuk bangun hari ini.

Vian kali ini turun tangan untuk membangunkan altha, ia suka sekali membangunkan adeknya itu jika sedang tidur.

“woy kebo bangun lo.” Perintah vian sambil tangannya mengoyang goyangkan tubuh altha, tapi usaha itu tak membuahkan hasil. Altha masih setia menelungkupkan badannya dengan selimut. “ta bangun udah siang.”

“bang jangan ganggu gue, sesekali kek gue bangun siang.”

“mana ada bangun siang, udah bangun cepet mandi gue tunggu dibawa buat sarapan.”

“bang gue masih ngantuk.” Rengek altha.

“bodo amat, siapa suruh loe gak tidur semalam.”

“loe tau kan bang adek loe ini lagi sedih.”

“gue gak nanyak dan gak mau tau, udah sana mandi.” Ucap vian yang mencubit hidung altha dengan sangat keras.

Altha terbangun tapi bukan karena faktor hidungnya yang sakit saat dicubit oleh vian tapi karena ia teringat suatu hal. Darren dulu membangunkan dirinya dengan cara seperti ini, kenangan itu muncul begitu saja membuat altha teringat kejadian kemarin.

“akhirnya bangun juga adek gue.” Altha masih terdiam kemudian tak lama air mata altha keluar membuat vian merasa bersalah. “loe kenapa dek, sakit ya duh maaf ya.” Ucap vian membuat altha ingat kembali tentang kenangan darren dulu. Isakan altha tak bisa berhenti air mata itu terus keluar bersama rasa sakit.

“nggak bang, gue Cuma inget sama darren.” Ucap altha, vian lagsung memeluk altha.

“maaf.” Ucap vian.

“iya bang, gue aja yang cengeng.”

Vian mengacak acak rambut altha. “dah sana mandi, gue udah buat sarapan buat loe.”

“makasih bang.” Altha pun beranjak menuju kamar mandi untuk melakukan aktivitas mandinya.

👟👟

Altha dan vian sedang menikmati sarapan paginya sebelum berangkat ke kampus masing masing. Mereka sedang asik berbicang bincang sesekali mereka tertawa bersama.

Ting tung...
Bel rumah altha berbunyi
“gue aja bang.” Tawar altha.

“ya..”
Altha berjalan menuju pintu rumahnya, ia membuka pintu rumahnya.

“rumah altha deanda.”

“iya dengan saya sendiri.”

“ini ada kiriman.”

“ dari siapa ya?”

“nggak tau mbak katanya di dalamnya ada nama pengirimnya kok.”

“oh ya udah mas.” Altha cuek dengan siapa pengirimnya, ia lalu menerima barang tersebut.

Altha bertanya tanya siapa yang mengirim boneka tedy bear sebesar ini.

Apa mungkin darren tapi darren sedang marah dengan ku. Atau jangan jangan rey ahggg gak mungkin rey sudah tidak ada perasaan dengan ku lagi. Siapa sih ini.
Altha bertanya tanya dalam batinya.

🍁🍁

“weh gede amat dek kalah badan loe.” ucap vian saat altha sudah ada di sampingnya dan meletakkan boneka itu di kursi dekatnya.

“ngejek banget loe bang, badan gue gak kecil tau tapi ramping.” Canda altha.

“haahahaha ... btw tuh dari siapa? Dari darren?” tanya vian.

“gak tau.”

“gimana sih masak gak tau.”

“beneran gue gak tau.”

“dari darren mungkin.”

“dia lagi marah abang.”

“tau ah mgapain gue pusing, mending gue nonton tv.”

Ucap vian lalu meninggalkan altha.

Altha pun melangkahkan kakinya ke kamar, ia akan membuka bungkus boneka itu di kamar saja.

Saat sudah di kamar altha membuka boneka itu yang terbungkus oleh plastik besar. Ia menemukan kertas atau bisa dibilang seperti surat. Ia membuka lalu membacanya.

For Ata (dari pertama membacanya altha sudah tau kalau ini dari darren, terlihat dari si penulis surat ini memanggilnya ata.)

Hay ata .. aku harap kamu baca surat ini sampai habis walaupun kamu udah tau siapa pengirim boneka ini.
Ata maafin aren, aren udah keterlaluan bentak ata. Jangan marah lagi ata, aren kangen sama ata. Aren harap ata balas pesan aren.
Cuma itu yang aren  pengen omongin sama ata. Pokonya aren  rindu semua tentang ata.

Secarik surat itu mampu membuat altha bahagia. Darren memang salah tapi altha tidak harus seegois ini lagi pula darren sudah minta maaf. Ini juga bukan kesalahn darren ini juga kesalahan altha yang berbohong.
Altha melihat bonek tedy bear yang katanya vian mengalahi besarnya mengalahi badan altha itu. Altha tersenyum lalu memeluk boneka itu erat erat. Altha teringat oleh darren saat itu juga altha mengambil ponselnya dan langsung mencari kontak bernama aren.

“hallo.”

“iya hallo ata.”

“iya aren ma.” Belum sempat altha berkata darren langsung memotongnya.

“maaf ata.” Kata darren
“ maafin aren, aren nyesel.” Kata darren sekali lagi.

“iya aren, maafin ata juga ya.”

“enggak kamu gak salah, aren yang salah udah bentak ata.”

‘jadi aren gak mau maafin ata nih.”

“bukan gitu ata, tapi ata gak punya salah.”

“tapi ata salah  udah bohong sama aren.”

“iya jangan diulang lagi ya ata.”

“iya aren.” Sejenak altha melihat boneka pemberian darren, sampai lupa ingin bilang terima kasih. “aren makasih ya bonekanya.”

“udah nyampek.”

“iya bonekanya besar banget ngalahin badan ata..”

“hehehehe.. kamu bisa aja ata, suka bonekanya?”

“iya suka pakek banget aren.”

“heehe.. ya udah dijaga ya bonekanya.”

“iya aren pasti, ya udah aku matiin ya.”

“loh kenapa ata kamu mau berangkat kulia.”

“enggak aren hari ini gak ada kelas.”

“terus kenapa kok buru buru.”

“gak buru buru aren tapi kamu pasti capek dah tidur sana.”

“enggak ata aku gak capek, aku masih kangen sama kamu.”

“aren jangan bandel deh nanti kalau kamu sakit gimana kan gak ada aku disana.”

“hehehe cerewet banget sih pacar aku.”

“bodo, sana tidur aku matiin ya.”

“iya iya.”


























Vote:)

Te Amo ata (Seri 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang