First Sight

22.9K 1.6K 398
                                    

Oiya hari ini bengkel.

Apa aku akan baik-baik saja? Ah paling tidak, aku sudah seperti montir cantik hari ini. Kalian tahu baju kang bengkel?  Warnanya biru dongker, ada saku di sisi kanan dan kiri. Oiya, Bajunya seperti baju kodok yang kalau aku mau ke kamar mandi akan sangat susah sekali. Yang paling aku suka itu sepatunya, tahu sepatu polisi kan? Yang tingginya sampai betis bawah? Ah aku terlihat kuat dengan seragam ini. Teknik Mesin? Sepertinya pilihanku tidak salah, aku suka sekali memandangi cermin.

"Wah keren.. Kuncir rambutnya dek, biar kelihatan lebih sporty.." Kak Ara menghampiriku dan mengikatkan rambutku.

"Mami mana kak?"

"Udah berangkat.. Katanya ada rapat.."

"Padahal masih jam 7, gue kan bisa nebeng."

"Udahlah naik angkot aja. Belum rame tuh."

"Sandwich-nya enak. Lebih mamaan lu dari pada mami."

"Hush. Kita udah setuju gak ngomongin itu di rumah kan?."

"Canda doang, elah." Iya aku tidak sedikitpun sedang bercanda. Tapi yasudahlah, aku lelah berdebat. Apalagi masalah ini. Dan, dunia kampus sudah menungguku.

ooOOoo

<WhatsApp>ME-Bang Indra

Bang Indra : Lo dimana dek? <<7.23>>

Aku : Di angkot, kenapa bang?<<7.23>>

Bang Indra : Masih jauh? Udah mau apel nih..<<7.23>>

Aku : Apel? Apel apa? <<7.23>>

Bang Indra : Apel pagi, kalau bengkel set 8 apel ada apel pagi.. gue lupa bilang kemarin.<<7.24>>

Aku : Yah gue masih lampu merah sebelum simpang pasar, mana macet lagi. Kalau gak apel dihukum ga?<<7.24>>

Bang Indra : Push Up<<7.24>>

Aku : Yahh sedih bat gua bang, hari pertama bengkel.<<7.24>>

Bang Indra : Gue OTW sana, Lo turun aja depan masjid simpang pasar. <<7.25>>

Aku : ha? Beneran?<<7.25>>

Gue mesti turun. Gue harus percaya sama orang lain. Gue bisa, gue bisa. Bang Indra gak mungkin bohong kan? Gak mungkin Cuma ngerjai gue kan? Ga, gak mungkin. Gue harus turun.

"Kiri bang!" Akhirnya, dengan penuh gejolak dalam dada, aku mencoba mempercayai orang lagi. Walau hanya sebatas percaya dia tidak sedang bercanda.

Dag dig dug

Apa gue bakal di bully lagi di sini?

Gak, gak, ini cuma perasaan gue. Bang Indra itu orang baik.

"Dek, naik buru!" Wah gila, dalam 5 menit? Dan benar, dia ini orang baik. Paling tidak lebih baik dari teman-temanku dulu. Memangnya pantas disebut teman ya? Pathetic.

"Bang, cepet banget sampe sini?"

"Kalau naik motor kan bisa lewat belakang."

"Makasih ya bang, gara-gara gue lo ikut telat."

"Ah Push Up doang." Deg.

ooOOoo

Apa bau bengkel akan selalu tercium seperti ini? Aku bisa mencium bau pekat besi yang menempel di setiap sisi. Entah kenapa, tidak ada kesan hangat sedikitpun di dalam ruangan yang lebih seperti gudang besar ini. Belum lagi, aku memulai hari ini dengan push up. Di bagian belakang gudang ini ternyata ada ruangan, dengan kolam ikan yang ya begitulah. Paling tidak ikannya masih hidup dan masih kelihatan dengan mata telanjang. Di sisi yang menempel ke tembok gudang ada loker yang jumlahnya mungkin ada seratus? Lima puluh? Ah aku tidak punya waktu menghitungnya.

MIRACLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang