Lagi-lagi, belum sempat Iris menyuap sarapannya, sebuah panggilan suara dari EC London tiba-tiba saja memasuki saluran panggil di dalam ruang rapat. Sebelum Master ECHQ Athena mengangkat panggilan itu, Nicholas sempat menyeringai lagi.
"Aku sarankan kau memasukkan panggilan itu ke mode loudspeaker." Nicholas menyeruput sup asparagusnya dengan khidmat.
"Halo," sapa Master setelah menyetujui saran Nicholas untuk memasuki mode pengeras suara.
"Halo." Sebuah suara yang terlalu terdengar seperti disamarkan dengan menaikkan pitch-nya.
"Siapa di sana?" Master ECHQ Athena bertanya lantaran suara yang nadanya sudah diubah itu benar-benar tidak familiar di telinganya. "Dan, bagaimana kau dapat memiliki akses untuk menelepon ke kantor pusat?" Kali ini semua orang ada dalam sikap waspada, kecuali Nicholas dan Sup Asparagusnya.
"Siapa aku bukanlah urusanmu, tetapi kehancuran pasukan harapan sudah tak dapat dibendung—"
"Apa maksudmu?!" Master ECHQ menggebrak meja.
"Kembalilah ke London tanpa membawa siapapun dari luar, temui dan lawan aku atau harapan di London akan sirna, tetapi tenang saja karena kalian pasti akan kalah."
Sambungan diputus sepihak setelah kalimat itu selesai diucapkan. Nicholas dengan lihai mengartikan kalimat itu sebagai "penyerangan EC London". Masih dengan menyuap sup asparagusnya, ia menyarankan agar empat orang yang berasal dari London harus kembali tanpa campur tangan dari pihak pusat.
Tentu saja Ares tidak setuju, itu terlalu berisiko.
"Sesuatu itu semuanya berisiko, Komandan. Dan, memangnya kenapa, kau meragukan kekuatan tentaramu sendiri?" pertanyaan yang disampaikan Nicholas dengan santai itu membungkam Ares dengan telak. "Kepercayaan akan kekuatan pasukan dibutuhkan dalam perang, Ares. Memangnya, dengan tidak menuruti permintaannya--dalam hal ini, kalian semua datang ke London--itu tidak berisiko? Bagaimana kalau ia segera menghancurkan markas EC London tanpa basa-basi saat mengetahui kalian semua datang tanpa mematuhi perintahnya?"
"Berarti dia pengecut, dia memilih menghancurkan dirinya sendiri sebelum berhadapan dengan kami. Lalu, kami akan selamat--"
"Bagaimana dengan pasukan London, bagaimana kalau ia ikit hancur bersama Mr. X yang menelepon kita tadi?" Nicholas memotong ucapan Ares, sekali lagi membuat Ares bungkam.
"Baiklah." Ares mendesah pasrah.
Setelah perdebatan sengit antara penikmat sup asparagus dan komandan pasukan selesai dengan kepasrahan sang komandan, rombongan EC London memutuskan untuk dikembalikan sementara. Nicholas juga menyatakan alasan lain untuk menahan kesatria utama ECHQ Athena, yakni, ada kemungkinan penyerangan ke ECHQ Athena sementara EC London hanyalah pengalihan. Praduga Nicholas ada benarnya, Ares dan Altair segera memelesat untuk mengumpulkan pasukan dan bersiap diri.
"Jangan kendurkan juga penjagaan di sekitar Pilar-Pilar Herkules," ujar Nicholas sebelum EC London kembali dinaikkan ke helikopter.
"Ah, Iris, satu lagi, jika kau bertemu dengan pamanmu ... kau harus bersiap, seluruh keputusan ada di tanganmu." Nicholas memasang ekspresi serius, Iris sempat mengerjap karena tak menyangka bahwa Nicholas akan mengatakan seperti itu.
Namun, Iris mengangguk, dan ia segera menuju tempat duduknya. Sekarang, di sinilah Iris berada, bersama Leo dan Chelsea serta Nyonya Rose di dalam helikopter yang akan mengantar mereka menuju London.
*
Helikopter perlahan mendarat turun setelah terlihat landasan udara yang ada di atas hotel Daedalus. Chelsea melihat bahwa di sekitar Hotel Daedalus telah disterilkan oleh polisi. Mobil polisi yang terdekat menyalakan pengeras suara untuk memperingatkan mereka agar menjauh dan tidak diperbolehkan mendarat di atas hotel.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA: Iris
FantasyKeping mimpi, bekas luka di tangannya, dan sebuah penyerangan di malam ulang tahunnya yang ke-19. Pemandangan terakhir yang Iris lihat adalah kepergian orang-orang misterius itu dengan membawa serta paman dan bibinya. Setelah terbangun di markas Elp...