[3] First Day of School

138K 19.4K 1.9K
                                    

"Sebelum membaca, spam emoji warna putih disini!"

Selagi nunggu update cerita ini, kalian bisa baca cerita aku yang masih on going, ayo ramaikan, bantu aku dengan vote dan komen. Aku update setiap hari loh disana!

• Selamat Membaca •

•••

"Mereka terlihat seperti bintang dunia."

•••

Setelah libur kenaikan kelas, hari ini, Phoenix harus kembali menjalankan tugasnya sebagai seorang pelajar. Saat ini, ia sudah kelas 12 SMA.

Pagi ini, ia mengendarai motornya menuju ke sekolah. Dirinya menjadi perbincangan hangat pagi ini disepanjang ia mengendarai motornya.

Sudah terbiasa menjadi perbincangan, dirinya acuh terhadap orang-orang yang membicarakannya.

Bagaimana tidak menjadi perbincangan, saat ini, Phoenix mengendarai motor yang bahkan hanya diproduksi 11 unit saja di seluruh dunia.

Motor yang saat ini dikendarainya, merupakan motor yang sering disebut motor termahal di dunia.

Neiman Marcus Limited Edition Fighter.

•••

Sesuai dugaan, pagi ini, sekolah dihebohkan dengan kedatangan bintang sekolah yang mengendarai motor termahal itu.

Phoenix Zayden Osmond Maximilan.

Namanya memang akan selalu menjadi perbincangan yang tidak akan pernah berhenti.

Awalnya, Phoenix memang begitu risih. Merasa terganggu dengan orang-orang yang membicarakannya. Ia merasa ditelanjangi.

Tapi, semakin lama, dirinya semakin terbiasa. Walaupun terkadang, tidak bisa dipungkiri, ia butuh privasi.

Saat sampai di sekolah, ia bisa melihat banyaknya murid yang berada di lingkungan sekolah.

Setelah memarkirkan motor dan melepaskan helmnya, ia berjalan menuju kelas barunya di kelas 12.

Seolah terhipnotis, dalam sekejap, hampir semua murid yang berada diluar kelas, memandangnya dengan tatapan penuh kagum dan penasaran. Tak sedikit juga murid yang menatapnya takut-takut.

Dengan wajahnya yang senantiasa datar dan dingin, Phoenix berjalan dengan langkah kaki yang begitu angkuh. Kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya. Auranya saat berjalan, membuat murid yang ia lewati, menundukkan kepala mereka.

Baju yang dikeluarkan, dengan 2 kancing bagian atas seragamnya yang terbuka, membuat baju dalam berwarna hitam polosnya terlihat dengan jelas.

Dia mengabaikan murid-murid yang membicarakannya dengan terang-terangan.

"Gue nggak bohong, gue bener-bener nggak kuat lihat dia."

"Kok bisa ya, ada orang sesempurna dia?"

"Jalannya aja ganteng, setan!"

"Orang kayak dia tuh, suka orang yang gimana sih? Kalau boleh jujur, gue mau memaksakan diri."

"Kalau mau hidup nyaman, nggak kekurangan sama sekali, terus tentram lagi. Syaratnya harus nikahin anak tunggal kaya raya nggak sih?"

"Hal-hal yang kayak gini tuh, sengaja dibuat Tuhan nggak sih? Jadi kita dikasih kesempatan sama Tuhan, untuk dapetin orang kayak Phoenix. Masalah ditolak apa enggaknya, itu urusan belakangan. Yang penting dicoba dulu. Tapi syarat utamanya, urat malu kita harus diputus dulu," salah satu siswi berujar tak tahu malu.

DANGEREUXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang