"Perkenalkan, namaku Iason, sinyorita." Laki-laki itu mengecup punggung tangan Iris yang memiliki noda hitam, kemudian ia bergidik karena baru kali ini punggung tangannya dikecup.
"Iason, waktu istirahatmu sudah habis." Altair berucap dingin.
Iason mendesah dan kembali berdiri, ia berpamitan dengan alasan 'ibu negara sudah bertitah'. Tentu saja itu membuat Altair semakin memicingkan matanya pada lelaki flamboyan itu. Dalam sekejap mata, Iason membawa tubuhnya menggunakan sihir teleportasi untuk menuju ke lokasi pertama piketnya malam ini. Sebenarnya ini adalah piket tanpa berhenti, setiap delapan jam berjaga--menyamar menjadi apapun untuk menyaru dengan sekitar--akan ada istirahat selama dua jam untuk membersihkan diri di markas.
Pekerjaan akan jauh lebih mudah, mereka tinggal menggunakan ramuan sihir untuk menghilang dari pandangan manusia biasa yang biasa di dapat daro divisi penyihir, jika kekuatan mereka sedang stabil, maka ramuan itu akan bertahan selama dua puluh empat jam. Namun, Tekhne pertama telah padam, kekuatan sihir yang tidak stabil membuat mereka yang menggunakan ramuan itu bisa-bisa saja tiba-tiba muncul. Tentu saja itu bisa berbahaya, berbuntut panjang, dan bisa menguras sihir lebih untuk menghapus ingatan di area tempat kejadian perkara.
Untungnya, reruntuhan Knossos di Kreta itu sebenarnya sepi jika malam hari. Di sana, bangunan-bangunan belum terlalu dekat, masih ada tanah hijau dan itu memudahkan Iason untuk mencari kucing atau anjing yang sekadar lewat, atau tupai atau bahkan semut. Kemampuan Dionysus membuatnya memiliki tombak dan kemampuan berbicara dengan binatang berkaki empat--terutama harimau dan sebangsanya, tetapi ini bukan hutan, menciptakan harimau dengan sihir akan memakan energi yang besar.
Angin dingin mendesir membelai kulit dan mengibaskan poninya, ia mengeratkan syal dan berujung mengambil sebatang rokok, ketika menyalakan pemantiknya, kakinya menginjak benda logam yang bergemerincing di balik sepatunya.
"Koin?" Iason mengurungkan niatnya untuk merokok.
Pandangannya beralih ke sepanjang aspal yang sudah ditumpahi koin-koin berbagai nilai yang tersebar di aspal, membuat para penduduk serta pasukan dari ECHQ Athena keheranan, siapa yang menjatuhkan koin sebanyak itu sepanjang jalan?
Iason berbalik, ia juga menemukan koin logam di belakangnya yang tercecer sepanjang jalan. Aneh, seluruh indranya bersiaga, ia berjalan pelan menyusuri aspal, memerhatikan koin itu dengan seksama sembari mengirim kode dengan jarinya pada intel-intel pasukan ECHQ Athena.
Setelah memerhatikan dengan seksama, tepat saat malam mulai terbit dan salju telah turun rintik-rintik, laki-laki itu menyadarinya.
"Semuanya masuk ke dalam ruangan!" Ia berteriak tepat saat suara lengkingan alat tiup membelah langit Knossos.
Koin-koin yang berada di sepanjang jalan mengeluarkan asap keunguan serta lingkaran magis di sepanjang jalanan yang melingkari Labirin Daedalus. Asap yang membumbung membuat para manusia biasa dan sebagian pasukan ECHQ Athena sukses membuat kepala mereka pusing hingga pingsan. Iason segera membekap hidungnya meski pusing ringan segera menyerang kepalanya, di tangannya telah bersiaga sebilah tombak berujung kecil dengan batang tombak sepanjang lehernya.
Laki-laki itu memutar tombaknya seperti memutar baling-baling, cukup hingga membuat asap beracun itu menjauh dari tubuhnya. Tepat saat asap menipis, bilah kapak melayang dari atas ke bawah di depan batang hidungnya, dengan sigap ia menghindar ke samping, mengayunkan tombak dari kiri bawah ke kanan atas, membuat mata tombak saling berdenting dengan bilah kapak.

KAMU SEDANG MEMBACA
PANDORA: Iris
FantasyKeping mimpi, bekas luka di tangannya, dan sebuah penyerangan di malam ulang tahunnya yang ke-19. Pemandangan terakhir yang Iris lihat adalah kepergian orang-orang misterius itu dengan membawa serta paman dan bibinya. Setelah terbangun di markas Elp...