Chapter 37

8.9K 474 7
                                    

Adrian POV

Perlahan gue buka mata gue yang masih terasa berat. Entah jam berapa gue terbangun di pagi hari dari tidur panjang semalam. Bangun pagi bukannya gue merasa nyaman karena udah bangun tidur, tapi gue ngerasa ada sesuatu yang aneh sama diri gue sendiri.

Gue sama sekali ngak memiliki bantal guling diatas kasur gue tapi kenapa gue merasa seperti lagi memeluk bantal guling. Gue mengerjapkan mata beberapa kali sampai akhirnya gue sadar kalau ternyata yang gue peluk bukanlah bantal guling melainkan adalah si Reo.

Tangan gue meluk bagian atas tubuhnya sedangkan kaki gue berada diatas pahanya si Reo. Gue meluk Reo layaknya gue lagi meluk bantal guling. Gue kaget banget pas mengetahui diri gue sendiri sedang memeluk Reo kayak gini. Karena itu gue segera berhenti meluk dia dan ngangkat kaki gue menjauh dari tubuhnya yang masih tertidur pulas.

Gue balik badan dan ngeliat ke arah jam yang ada diatas meja. Gue tambah kaget lagi melihat waktu yang udah mepet buat ke sekolah. Diwaktu yang mepet gini gue harus manfaatin buat beres-beres dan juga bikin sarapan, dan kayaknya semua itu ngak bakal nutut.

Gue langsung bergegas turun dari atas tempat tidur dan ngambil handuk gue lalu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi. Didalam kamar mandi gue melakukan hal yang serba cepat mulai dari gosok gigi, pakek sabun pakek sampo, pokoknya gue lakukan secara cepat biar gue bisa kejar waktu dan ngak telat ke sekolah.
Selesai mandi gue balik lagi ke kamar gue dan melihat Reo yang masih tetap tertidur pulas. Gue segera ganti baju mumpung si Reo masih tidur jadi ngak bakal ada yang liatin gue ganti baju.

Setelah gue selesai ganti baju, gue segera ke tepi tempat tidur gue dan menatap Reo yang masih tertidur pulas. Kemudian gue guncang-guncangin tubuhnya Reo agar dia terbangun.

Reo sedikit mengerjapkan matanya saat dia sudah merasakan guncangan di tubuhnya. Si Reo langsung buka mata lebar-lebar dan dia natap gue yang udah ada didepannya.

"Re buruan bangun, sana mandi!" perintah gue ke si Reo. Reo kemudian bangun dari tidurnya dan duduk di atas tempat tidur sambil sesekali menguap

Dia mengusap-ngusap matanya mencoba untuk terbangun dengan sempurna. Sedangkan gue ngambil handuk lain untuk diberikan kepada Reo. Setelah gue udah dapet itu handuk, gue langsung lempar handuknya ke arah Reo dan dengan cepat handuk itu mendarat di kepalanya Reo.

Gue nyuruh si Reo mandi dengan cepat karena jam masuk yang udah mepet. Reo turun dari atas tempat tidur gue, dan masuk ke dalam kamar mandi. Sambil nunggu si Reo selesai mandi, gue ngeberesin tempat tidur yang berbantakan dan juga membereskan barang-barang yang harus gue bawak ke dalam tas.

Setelah semuanya selesai, rupanya si Reo masih belum kunjung keluar dari dalam kamar mandi jadi gue memutuskan untuk ke dapur terlebih dahulu.

Gue melirik ke jam yang ada di atas meja dan waktunya benar-benar mepet sampai-sampai kayaknya ngak cukup buat bikin sarapan. Karena itulah gue memutuskan untuk membuat bekal agar bisa dibawak ke sekolah dan juga membuat makanan yang praktis serta hemat waktu.

Gue pun keluar dari kamar gue menuju ke dapur. Nyampek dapur gue buka kulkas dan ngambil bahan-bahan yang gue butuhkan lalu menaruhnya di samping kompor ditempat yang emang udah disiapin buat masak.

Gue ngambil tempat makan tiga buah karena yang mau makan ada tiga orang yaitu gue, Raven dan juga Reo. Kasian kan kalau si Reo ngak gue kasih juga karena dia juga ngak sempat buat sarapan.

Ide gue pagi ini adalah membuat sandwich karena sandwich mudah di buat dalam jangka waktu yang cepat. Gue menghidupkan kompor dan juga memanaskan minyak dalam penggorengan kecil yang berbentuk lingkaran agar nantinya telur yang gue goreng disini berbentuk lingkaran sempurna.

[END] Senior Aggressive Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang