Part 5

5.4K 302 43
                                    

Hai... haii...

Ana-Dias datang lagi nihhh :D

Warning!!

Mending bacanya nnt abis buka yaa...

*peluk dan cium dari indrii*

***

 Aku menatap pemandangan di hadapanku tidak percaya. Setengah jam lalu ketika membuka mata, aku langsung disuguhi pemandangan yang paling memukau sepanjang hidupku. Di hadapanku Dias sedang tertidur pulas. Raut wajahnya terlihat tenang dan damai. Dan yang paling membuat jantung stres adalah, jarak kami yang kurang dari sepuluh senti.

Aku ingat semalam aku bermimpi buruk, lalu aku membangunkan Dias dan memintanya memelukku. Jika seperti ini terus, kau akan sangat mudah membuatku jatuh cinta padamu Dias. Namun, bisakah kau mencintaiku semudah aku mencintaimu?

Dengan satu jari, aku menelusuri tekstur wajah Dias yang tampan. “Sebenarnya kebaikan apa yang telah aku lakukan hingga mendapatkan suami setampan dirimu?” Tanyaku pada Dias yang masih terlelap. “Sepertinya akan banyak wanita yang rela melakukan apa saja untuk menggantikan posisiku ini.” Jariku meulai bergerak menelusiri rahangnya, ketika sebuah tangan menahanku.

“Sudah puas mengamatiku?” Aku langsung merarik jariku dari tangan Dias dan mendelik kesal ke arahnya.

“Sejak kapan kau bangun?” Tanyaku penasaran. Semoga saja Dias tidak mendengar kata-kataku tadi.

“Sejak kau mulai memandangiku setengah jam yang lalu.” Sial! Jadi Dias pasti mendengar kata-kataku tadi. Ya Tuhan, semoga saja wajahku tidak memerah sekarang.

“Ck, jangan malu-malu seperti itu Ana. Jangankan wajahku, aku tidak akan keberatan jika kau memandangi seluruh tubuhku.” Dan seringai jahil itupun muncul, memberikan kesan nakal pada wajah Dias yang tadi terlihat polos.

“Uh! Dasar mesum!” Aku tahu sekarang pasti wajahku sudah berubah warna menjadi merah, seperti orang bodoh.

“Hahaha... tidak perlu malu-malu seperti itu, lagi pula bukankah aku ini suamimu.” Dan tawa Diaspun menggema di setiap sudut kamar kami.

“Sudahlah dari pada meladenimu, lebih baik aku mandi dan bersiap-siap kerumah sakit.” Baru saja aku akan bangkit, Dias sudah menahan tanganku. “Ada apa lagi?”

“Kau pasti melupakan sesuatu.” Melupakan sesuatu? Maksudnya? “Morning kiss Ana, kau belum memberiku morning kiss.” Lalu sedetik kemudian Dias sudah melumat bibirku.

Awalnya ciuman kami ringan dan santai, tapi lama-kelamaan ciuman ini berubah menjadi panas dan dalam. Aku hampir saja terpekik ketika Dias dengan tiba-tiba menarikku hingga berbaring di bawahnya.

“Aku suka aromamu.” Tubuhku langsung merinding ketika Dias membisikkan kata-kata itu di telingaku.

“Gelii~” Aku berusaha menjauhkan tubuhku ketika Dias mulai menjilati telingaku. “Di~ Dias, hentikan enngg..” Aku menggigit bibir bawahku berusaha menahan desahan-desahan yang yang mulai keluar tanpa bisa kucegah.

Belahan Jiwa - Say LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang