22

778 138 2
                                    

Lucy bersama kakak setianya--Lysandra--berdiam diri di dalam lift yang bergerak turun menuju lantai B1, tempat di mana ada sel khusus untuk tawanan yang mereka tangkap.

Ketika lift berdenting dan pintu sepenuhnya terbuka, Lysandra mempersilakan Lucy untuk berjalan terlebih dahulu. Gadis itu setia mengekori Lucy seperti seorang anjing peliharaan--dan dia baik-baik saja soal itu, karena itulah tugasnya.

Dari lift, mereka hanya perlu berjalan lurus, sebab apa yang mereka tuju berada di ujung ruangan. Sesampainya di depan pintu, Lucy meletakkan tangannya di depan sebuah sensor sihir yang mampu mendeteksi lingkaran magis setelah ia berkonsentrasi. Lingkaran magis dengan warna ungu terbentuk di depannya dengan sebuah simbol di tangannya dan ukiran-ukiran di sekelilingnya, tak lama pintu pun terbuka.

Terlihat Jane di sana, ia berdiri di sebelah seorang wanita paruh baya yang tertunduk lesu di sebuah kursi dengan keadaan terikat dan kerah bagian atasnya terbuka.

"Tidak ada," ujar Jane.

Lucy dapat melihat dengan jelas bahwa kalung itu tidak berada di sana, di tempatnya seharusnya ada. Gadis kecil itu mengepalkan tangannya, sejurus kemudian ia maju, berdiri di hadapan wanita paruh baya yang tidak mau sadar dari tidur panjangnya.

Tangannya terangkat, kelima jarinya saling merapat dan tak perlu ragu-ragu serta tanpa aba-aba, gadis kecil itu menampar pipi Stephenie hingga suaranya mampu mendengung dan menggema di dalam ruangan luas nan sepi itu.

"Bangun," ujar Lucy, dingin.

Satu tamparan melayang lagi ke pipi sebelah kanan.

"Bangun." Suaranya naik setengah oktaf.

Beberapa detik tanpa jawaban, tangannya melayang lagi menampar pipi kirinya.

"Bangun!" Suaranya naik satu oktaf.

Seakan kurang keras, ia mengambil langkah mundur dan mengangkat satu kakinya, menendang kepala Stephenie hingga jatuh bersama kursinya.

"Bangun, keparat!" Teriakannya bercampur dengan suara debuman yang menggema hingga keluar sepanjang koridor.

"Lucy." Lysandra menenangkan Lucy yang memijat pangkal hidungnya.

"Kalau begitu, biar aku yang mengomando pasukan Centaurus. Sementara, tugas kita sekarang adalah mencari kalungnya dan memadamkan Tekhne kedua," ujar Lucy setelah emosinya kembali tenang.

"Di mana lokasi Tekhne kedua?" tanya Jane.

"Labirin Daedalus." Lysandra menjawab. "Aku berpikir kemungkinan lain lagi, apakah keponakannya yang membawa kalung itu?" Lysandra menoleh ke arah Stephenie yang sudah didudukkan kembali oleh Jane.

"Keponakannya?" tanya Lucy.

Lysandra mengangguk, "menurut laporan tim penculik--Jane juga--saat mereka membawa pergi targetnya, ada seorang gadis yang berusaha mengejar mobil tim penculik."

"Itu, sebelum gadis itu mengalami kecelakaan." Jane menyahut.

"Jadi, sebelum kalian berhasil membawa dua orang ini, ada seorang gadis?" Jane dan Lysandra serempak mengangguk. "Dan kemungkinan, dia yang membawanya?"

Lucy tampak berpikir sejenak, bagaimana pun juga, kemungkinan yang dikatakan Lysandra ada benarnya.

"Aku punya ide, ayo ikut aku!" Lucy berjalan ke luar ruangan, diikuti Lysandra dan yang terakhir adalah Jane. Mereka bertiga kembali berjalan ke area lift.

*

Setelah mendapat penjelasan dari rapat singkat kemarin, Iris langsung dibawa ke kamar dan beristirahat, kemungkinan mereka akan berangkat di pagi hari--bahkan saat matahari belum muncul--agar saat sampai di Athena belum terlalu siang, kemudian menggunakan teleportasi untuk sampai ke tujuan mereka.

PANDORA: IrisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang