DUAPULUH SEMBILAN. Maaf, Gue Akan Lupain Lo.

ابدأ من البداية
                                    

Dagu Althaf bertengger di bahu Amira. Matanya terpejam, tangannya semakin erat memeluk Amira. "Lo gak boleh lupain gue. Karena hanya gue saja yang boleh meluk lo kayak ini. Sekalipun lo itu calon tunangannya orang lain. Gue gak akan biarin itu terjadi."

Amira berusaha melepas pelukan Althaf. Namun, bukannya dilepaskan  malah erat memeluknya.

"Althaf, lepasin!"

Althaf tak juga melepaskan pelukannya walaupun Amira sudah memintanya berulang kali. Jika pelukan itu dosa bagi keduanya, maka biarkanlah Althaf yang menanggungnya sendiri.

"Tetap seperti ini, sebentar aja."

***

Cowok bertubuh atletis itu menghempaskan tubuhnya di sofa. Otaknya berpikir keras untuk menemukan solusi agar ia tetap bersama Amira. Ia tidak akan membiarkan pertunangan Amira dan Arga begitu saja. Setelah Amira bercerita semuanya, ia paham jika cewek itu juga tidak setuju dengan keputusan kedua orang tuanya.

Kenapa hidupnya terasa seperti sinetron? Ataukah ia sedang bermain drama?

"Althaf, jalan yuk!"

Suara dari seseorang menggema di ruang tamu rumah Althaf. Dengan malasnya Althaf menatap tiga orang yang tengah berjalan ke arahnya.

Tiga orang itu datang pada waktu yang tidak tepat. Althaf sedang kesal saat ini. Dan tiga orang itu mengajaknya jalan-jalan. Dasar setan. Ingin sekali Althaf mengumpat lalu mengusir ketiga orang itu.

"Thaf lo kenapa?" tanya Harumi kala raut wajah Althaf terlihat masam.

"Anda sedang PMS, ya, Mas?" tambah Revan yang berdiri di sebelah pacar tercinta itu.

Althaf menatap ketiga orang itu bergantian. "Gue lagi gak mood buat bercanda. Sorry, ada hal lain yang lebih penting buat gue pikirin," ketus Althaf.

"Jadi lo gak mau ikut?" tanya Revan ragu-ragu. "Kalo banyak pikiran, jalan-jalanlah. Refreshing."

"Enyah!" tegas Althaf singkat padat dan jelas.

Tahu jika sahabatnya sedang tidak bisa diajak kompromi, Revan bersama Azalea langsung melenggang pergi. Tinggallah Harumi yang kini sudah mendarat di sofa sebelahnya Althaf.

"Lo juga, ngerti kagak? Enyah!"

Entah mengapa emosinya langsung membara kala pulang  ke rumah layaknya api yang disiram minyak tanah. Bersama Amira ia tidak seemosi sekarang. Wajah Arga dengan tawa evilnya bak video yang terus berputar di otaknya.

"Gue tau lo lagi punya masalah. Tell me."

Althaf mengembuskan napas, tidak buruk juga jika bercerita pada Harumi. Barangkali ia bisa membantunya.

Althaf mulai bercerita. Tak disangka, jika masalah yang dialami Althaf mampu membuat rasa cemburunya Harumi kambuh. Tapi, Harumi tahu ia tidak boleh egois. Gimana pun, Althaf hanya menganggapnya sebagai sahabat.

Harumi memejamkan matanya.

Gunakan makna sahabat yang sebenarnya. Batin Harumi.

"Kalian saling mencintai, itu bisa menjadi first pointnya. So, tinggal di elo aja. Bisa yakinin orang tuanya Amira atau gak? Kalau lo beneran sayang sama dia, yakinin juga orang tua dia. Buktikan kalo lo cowok baik dan serius sama Amira."

AMIRALTHAF [Completed]حيث تعيش القصص. اكتشف الآن