34.

15.2K 1.3K 144
                                    

“Minum, Tuan?” tawar Riki sembari meletakkan sebotol air mineral yang dibelinya ke meja saat melihat Sang bos hanya diam dengan pandangan kosong. Riki mengambil posisi duduk di depan Iqbal. Ia perhatikan bosnya itu.

“Ki,” panggil Iqbal lirih. Suasana kantin di rumah sakit yang tidak terlalu bising, membuat Riki dapat mendengarnya dengan jelas.

“Iya, Tuan?”

“Kamu punya adik perempuan?”

“Punya, Tuan.”

“Sering menangis?”

“Iya, Tuan.”

“Baik karena masalah kecil, besar atau bahkan tanpa alasan jelas?”

“Iya, Tuan.”

Iqbal meringis.

“Saya heran Ki, kenapa ya istri saya hobi menangis?”

Riki berdeham.

“Tuan, wanita teh bukannya hobi menangis. Allah memang menciptakan kaum Hawa dengan sembilan perasaan dan hanya punya satu akal, itulah kenapa wanita sering disebut sebagai manusia yang suka mengandalkan perasaan, tidak seperti kaum Adam yang disebut manusia berlogika.”

Iqbal terdiam. Riki berucap lagi,

“Jadi jangan heran ketika hati mereka sedang sedih dan sakit, air matanya pun akan ikut mengalir. Bukan karena mereka lemah, tapi dengan air mata itulah mereka bisa meluapkan segala rasa yang ada di dalam dadanya. Tuan, Allah menciptakan wanita begitu istimewa. Wanita itu unik, Tuan. Allah menciptakannya tidak sama seperti kita. Allah menguatkan bahunya untuk menjaga anak - anak kita kelak. Allah melembutkan hatinya untuk memberi kita rasa nyaman. Allah kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih kita.”

Iqbal tertohok. Riki menarik napasnya dan melanjut lagi,

“Allah memberinya naluri untuk tetap menyayangi walau dikhianati dan disakiti oleh orang yang disayangi. Allah hembuskan kasih sayang pada mereka agar mereka bisa mencurahi kita -- yakni laki-laki dengan perhatian. Allah buat matanya lentik karena merekalah yang akan menjadi jendela kedamaian untuk kita. Allah memberinya senyuman merekah seperti mahkota bunga untuk membuat kita tetap mengingat indahnya dunia. Allah buat tangannya terampil untuk menjaga kita agar kita tidak pernah kekurangan. Dan kalau wanita menangis ... itu karena Allah memberikan mereka air mata untuk membasuh luka batinnya, memberi kekuatan pada mereka.”

Menyadari Iqbal yang menegang, Riki mengulum senyumnya.

“Sebab itu pula, doa kaum wanita lebih makbul dari pada lelaki karena sifat penyayang mereka yang lebih kuat dari pada kita. Karenanya, sebagai laki-laki kita tak seharusnya kasar terhadap wanita. Ingatlah, kita dilahirkan dari rahim seorang Ibu yang merupakan wanita. Jika kita melukai wanita, kita sama saja melukai Ibu sendiri, Tuan.”

***

Siska mengelus-elus punggung tangan Nayla. “Sudah dong, jangan menangis lagi,” ujarnya.

“Mendingan kamu makan saja ya? Nanti buburnya keburu dingin. Kasihan koki RS ini sudah capek-capek masak tapi tidak dimakan. Kan kamu tahu sendiri gimana rasanya. Pasti sedih.”

Love You Till Jannah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang