BAB 50 [PRIVATE]

270K 16.3K 1K
                                    

"Rahasia ini terlalu indah jika harus disembunyikan."

Keadaan hening seketika. Angin seakan mencekik siapapun yang baru saja mendengar ucapan Fajar. Mata mereka masih memperhatikan Fajar dengan tidak percaya. Sedangkan sayup-sayup mata Darpati terbuka. Ada sorotan kebencian saat ia mendengar hal yang Darpati coba bungkam dari kenyataan. Cekalan dua anggota Poison pun memudar. Dengan cepat Milla mendekati Darpati, membantu dia untuk berdiri.

Jantung Athur seakan berhenti berdetak. Ia berharap apa yang baru saja didengar hanyalah candaan. Tubuh Athur langsung mematung. Perlahan ia menoleh pada Fajar. Fajar sahabat sejak kecil tepatnya sejak kelas satu Sekolah Dasar.

"Bercandaan lo basi banci!" ketus Athur berdecih.

Fajar diam. Inilah yang ia takutkan dari pengakuan itu. Persahabatan mereka sedang diujung tanduk.

"Gue gak bercanda. Ini kenyataan yang perlu lo tau. Darpati adik gue," jeda Fajar memeprsipkan dirinya sendiri.

"Dia adik kandung gue," terus Fajar menekankan setiap kata.

Runtuh sudah kepercayaan Athur. Dia kira persahabatan mereka atas dasar ketebukaan. Namun apa Fajar menyimpan rahasia sebesar ini. Mata Athur melirik Darpati yang sudah dalam keadaan parah. Banyak darah di wajah cowok itu. Ada penyesalan begitu besar. Athur tidak pernah berniat memiliki masalah dengan adik sahabatnya sendiri, jika di tau.

"Dim gue pinjem mobil lo," ucap Fajar pada Dimas.

Dimas masih diam. Ia sendiri terlalu kaget dengan pengakuan Fajar. Ketua kubu yang saling bermusuhan itu ternyata adik sahabatnya sendiri.

"Dim!" panggil Fajar lagi karena Dimas masih diam.

"Eh iya-iya," ucapnya kaget dan setengah tidak sadar seraya merogoh kunci di saku celana.

Fajar berlalu, cowok itu memapah Darpati masuk mobil. Hari ini terjadi pertumpahan darah. Hari ini pun terjadi berakhirnya kepercayaan Athur pada Fajar. Mata Athur melirik pada tangan yang masih mengepal. Ada bercak darah di sana.

***

"Woi berhenti Thur!" teriak Reza menahan tangan Athur.

Pyar!

"Thur!" timpas Dimas mendorong tubuh Athur.

Pyar!

Nyatanya apa yang dilakukan Dimas, Daniel dan Reza tidak berpengaruh sama sekali. Cowok dengan seragam lusuh it uterus membanting perabotan ke dinding. Serpihan kaca sudah memenuhi ubin kamar Athur. Sejak pulang dari kejadian itu Athur tidak henti-henti memecah semua barang. Sesekali ia menjotosi dinding hingga membuat tangan bersimbah darah. Keadaan Athur kacau sekacau-kacaunya ia masih tidak menyangka jika Fajar sahabatnya itu kakak dari musuh, musuh yang ingin ia habisi.

"Bangsat! Berhenti lo Thur!" teriak Reza semakin tidak terkendali. Namun cowok itu tidak peduli. Mereka tau Athur kesal. Kesal pada diri sendiri. Dengan ia menghabisi Darpati ia juga sudah menghabisi sahabat dari kecilnya. Sahabat yang selalu bersama. Sahabat yang Athur anggap melebihi sebuah ikatan keluarga.

Pyar!

"Kelakuan lo gak bakal ngubah kenyataan anjeng!"

Bruk!

Satu pukulan mentah-mentah menghantam rahang Athur membuat cowok itu menghantam tembok. Daniel harus melakukan ini untuk menghentikan emosi Athur. Ia menarik kerah seragam Athur. Mata Daniel menatap berapi-api. Dia yang selalu terlihat dengan lelucon berubah menjadi harimau buas.

"Kita gak ada yang tau kalo Darpati adalah adiknya Fajar!"

"Mending kita ke rumah sakit sekarang!" terus Daniel mendorong tubuh Athur.

PERFECT BAD COUPLE (TERBIT) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang