PART. 11 - LOVE GROWTH

13.3K 1.5K 65
                                    

Kangen2an dulu sama Anak Bungsu yang selalu terabaikan. 🤣

Halo, semuanya.
Kiranya kamu selalu sehat ya.
Aku akan kasih update untuk cerita lain, supaya kamu punya stok bacaan di hari libur. 💜


🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷


Bisa melihat keindahan pulau Jeju secara langsung seperti ini, Nadine memekik girang saat bisa menyaksikan panorama indah yang biasanya dilihat lewat Internet saja. Setibanya mereka di cottage dan menaruh barang, mereka segera bergegas untuk menyusuri indahnya pantai Woljeong, pantai berpasir putih dengan air laut berwarna biru terang.

Menempati sebuah tempat di pesisir pantai bersama yang lainnya, Nadine segera mempersipkan kamera beserta lensa pemberian Juno. Melihat lensa itu, membuat Nadine teringat tentang pria yang begitu apik dalam memilih lensa, dan tentu saja, hasil fotonya jauh lebih tajam. Senyumnya mengembang saat berpikir jika Juno sepertinya sudah tiba di Jakarta sekarang.

Selesai dengan mengatur kameranya, Nadine beranjak dan berjalan menyusuri garis pantai yang memberi pemandangan indah, berupa kincir angin dari sudut pesisir pantai, dari posisinya berdiri. Sambil bertelanjang kaki, Nadine menapaki pasir putih dengan perasaan senang dan ringan. Angin pantai bertiup kencang menyapu floral crochet beachwear-nya, memberi perasaan yang begitu lega saat dirinya menutup mata, menikmati indahnya hari itu.

"Motret lagi?"

Tersentak, Nadine segera menoleh pada sumber suara. Tanpa disadarinya, Adrian sudah berada disampingnya.

"Iya," jawab Nadine sambil membuang muka ke arah lain, merasakan rona panas yang menjalar di kedua pipinya saat ini.

Seumur hidup mengenal Adrian, Nadine tidak pernah merasa segugup ini. Semua karena ciuman yang dilakukan keduanya semalam. Setiap kali melihat Adrian, setiap kali itulah Nadine mengingat kejadian itu. Bahkan, Nadine berusaha menghindari Adrian agar tidak terlihat konyol karena wajahnya yang memanas dan menjadi salah tingkah. Apalagi, Adrian tampak biasa saja seolah tidak ada yang terjadi.

"Aku masih nggak percaya kalau kamu suka fotografi kayak gini. Yang aku tahu tuh kamu aja nggak pernah mau pake fitur kamera yang ada di hape," ucap Adrian saat keduanya sudah berjalan bersisian menyusuri pantai.

"Temenku itu ketua klub fotografi di kampus, Ian. Dia yang ajarin aku banyak hal soal ini," balas Nadine langsung.

"Temen?" tanya Adrian sambil menoleh dengan kening berkerut.

"Lana," jawab Nadine langsung.

"Oh."

Nadine memberanikan diri untuk memperhatikan Adrian yang sedang menatap lurus ke depan. Jantungnya berdegup kencang melihat Adrian yang hanya mengenakan celana pendek di atas lutut, tanpa atasan, dan memperlihatkan tubuh atletisnya. Sudah begitu lama tidak melihatnya, postur tubuh Adrian semakin menjulang dan kekar. Juga, tato salib yang ada di punggung terlihat semakin indah di sana.

"Kamu udah mendingan?" tanya Adrian sambil menoleh dan membuat Nadine segera membuang muka untuk menghindari tatapannya.

"Udah," jawab Nadine sambil memegang kameranya dengan erat.

"Kamera baru?" tanya Adrian lagi.

Senyum Nadine mengembang saat Adrian menanyakan barang kesukaannya. Spontan, Nadine menoleh dan menggeleng. "Kameranya udah lama, tapi lensanya aja yang baru. Bagus, gak?"

Adrian hanya mengangguk sambil menatap kamera yang diperlihatkan Nadine tanpa ekspresi. "Bagus."

"Emangnya kamu mau kemana?" tanya Nadine riang.

UNSPOKEN SECRET (NEW VERSION)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang