BAB II MOM!?

4.6K 284 26
                                    

"Hampa. Itulah yang kau rasakan saat disandingkan dengan orang yang tidak kau cintai"
*********

"Good morning, My Ed",sapa Alleta.

Edwin tersenyum. Wajahnya sedikit merona mendengar sapaan dari wanita yang dicintainya diam-diam.

"Morning, kak",jawabnya berusaha senormal mungkin agar kegugupannya tidak terlihat.

Seluruh keluarga Edward tersenyum memandangnya. Edward memperhatikan penampilan adiknya dari kepala sampai kaki, setelan jas berwarna dark blue lengkap dengan kemeja abu-abu gelap dan dasi berwarna hitam membalut tubuh Edwin dengan nyaris sempurna. Ia tersenyum bangga melihat adiknya yang kini tampak dewasa dan bisa diandalkan.

"You look gorgeous today, Ed",saut Edward.

Edwin terkekeh.

"Aneh rasanya dipuji seperti itu oleh sesama pria",ujarnya. Alleta tergelak mendengar celetukan adik iparnya yang tampan.

"Oh astaga, Ed.. kau tetap saja menggemaskan!",seru Alleta.

Catat baik-baik, Ed. Meng-ge-mas-kan, pikir Edwin.

Ia tersenyum kikuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Uncle Ed",panggil Satria, anak sulung Edward dan Alleta.

"Yes, boy",jawab Edwin.

"Tidak, aku hanya ingin memanggil saja hahaha",Satria tergelak kencang melihat wajah pamannya yang menurutnya lucu ketika kesal.

"Kau ini benar-benar, sudah mau SMA tetap saja jahil. Sangat persis dengan ayahmu",desis Edwin.

"Of course, like father like son",saut Edward.

"Yek bader yek syen"

Seluruh penghuni ruang makan menatap Audrey, kembaran Sam. Putri ke empat Edward dan Alleta. Mereka tergelak bersama mendengar Audrey berusaha menirukan ucapan ayahnya dengan kosakata yang lucu.

"Oh, adikku sangat menggemaskan!",seru Aleyna memeluk Audrey dengan gemas.

Edwin masih meredakan tawanya, ia sangat menyayangi keponakan-keponakannya. Entahlah, hal yang ia bingungkan adalah dirinya yang mencintai Alleta namun ia juga sangat bahagia melihat keluarga Edward.

"By the way, bagaimana mom dan dad?",tanya Alleta.

Edwin mendengus.

"Masih berusaha memaksaku mencari wanita sebagai calon istri, padahal hal itu tidak mudah kan kak? Mencari jodoh tidak seperti membeli kacang goreng kau tau itu",keluh Edwin.

"Hmm... memang benar, tapi tidak ada salahnya mencoba membuka hatimu untuk wanita yang menyukaimu, Ed. Itu menurut kakak",ucap Alleta.

Kau yang harus bertanggungjawab karena membuat hatiku tak bisa menerima wanita lain, kak. Jawab Edwin dalam hatinya.

"Ya, Alleta benar, Ed. Setidaknya pikirkanlah keinginan dad dan mom",tambah Edward.

Edwin menghela nafasnya lelah, tangannya tergerak menyugar rambut coklatnya.

"Akan kucoba. Tapi aku tidak janji",jawabnya yang ditanggapi oleh anggukan dari Edward dan Alleta.

********

Edwin Darian Allan. Berdiri menatap pemandangan kota dari balik dinding kaca ruang kerjanya. Ia menyugar rambutnya. Kebiasaannya ketika memikirkan sesuatu maka ia akan sering menyugar rambutnya. Dan tentunya disertai pekikan dari wanita yang ada di sekitarnya jika ia melakukannya di area kantornya maupun tempat umum lainnya.

Bad Mistake - Exclusive At DreameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang