Part 1 - Cinta Tak Bersyarat

14.5K 626 10
                                    

Satu bulan kemudian.

Kamu tidak akan mengerti bagaimana rasanya jadi aku, yang harus menghabiskan banyak waktu diatas tempat tidur. Tidak bisa melaksanakan tugasku sebagai seorang istri dan kini harus suamiku yang mengambil peranku dalam mengurus rumah. Sungguh aku tidak bisa berlama-lama dalam kondisi seperti ini, aku ingin sembuh, aku ingin menjadi istri yang sempurna yang bisa merawat suamiku.

Tiba-tiba lamunan Sabila buyar ketika, Tommy suaminya datang menemuinya dikamar. "Sayang, makan dulu yuk. Tadi aku udah buatin bubur buat kamu, oh ya ini semuanya aku tim jadi kamu gak perlu khawatir tidak bisa mengunyahnya ya, kan dari kemarin kamu makannya buah-buahan dijus, nah sekarang kamu udah boleh makan yang berat-berat. Makanya aku buatin bubur tim". Ujar Tommy yang langsung meletakkan nampan berisi makanan di meja.

Hati Sabila sangat teriris, bagaimana tidak. Ia harus melihat suaminya yang tidak berpengalaman dalam memasak harus bisa melakukan semua untuknya. Airmata Sabila pun menetes membasahi kedua pipinya, sungguh dirinya benar-benar ingin sembuh.

"Sabil, kamu kenapa nangis? Kamu jangan nangis gitu dong, aku kan jadi sedih". Ujar Tommy

Namun airmata Sabila terus menerus keluar tiada henti. "Udah ya sayang jangan nangis lagi, coba aku tebak kenapa kamu jadi sedih gini. Kamu kedipin mata kamu satu kali kalau jawabannya iya dan kamu kedipin mata kamu dua kali kalau jawabannya tidak, kamu bisakan?". Gumam Tommy.

Sabila pun mengedipkan matanya satu kali, kemudian Tommy memulai pertanyaannya. "Kamu pasti terharukan melihat aku bisa masak?". Tanya Tommy antusias sambil memasang cengirannya.

Sabila pun mengedipkan matanya dua kali. "Loh kok nggak sih sayang? Terus apa dong?". Ujar Tommy sambil berpikir kembali, namun airmata Sabila kembali menetes.

"Kok kamu malah nangis lagi sih sayang". Ujar Tommy yang langsung menyeka air mata Sabila. "Kamu sedih karena melihat kondisi aku yang harus bertukar peran untuk merawat kamu, sayang?". Tanya Tommy lirih.

Sabila pun mengedipkan mata sekali yang kemudian di ikuti oleh tetesan airmatanya yang semakin banyak.

"Ya ampun sayang. Kamu kenapa harus sedih? Aku ikhlas menjalani semua ini, kamu jangan khawatir ya". Ujar Tommy yang langsung mengusap kepala istrinya lalu mengecup keningnya. "Dengarkan aku ya sayang,  cintaku ini tanpa syarat. Aku mencintaimu segenap hati dan jiwaku, aku tidak pernah mempermasalahkan bagaimana kondisi kamu? Yang terpenting bagi aku adalah kamu sembuh sayang".

Sabila pun mengedipkan kembali kedua matanya sebanyak satu kali, dirinya benar-benar bersyukur karena suaminya sangat bertanggung jawab atas dirinya. Sabila tidak tau lagi bagaimana nasibnya jika tidak memiliki suami seperti Tommy.

Tak lama kemudian terdengar bunyi suara bel, Tommy langsung bergegas untuk membukakan pintu. "Tunggu sebentar ya sayang, sepertinya ada tamu". Ujar Tommy yang langsung bergegas menuju ruang tamu.

Assalamualaikum.

"Waalaikumsalam, bapak, ibu, kak Laras. Kapan kakak kembali ke Indonesia kak, mas Rahman mana kak?". Tanya Tommy antusias.

"Aku baru sampe dua hari yang lalu, mas Rahman masih sibuk sama bisnisnya. Rencananya dia akan kesini dua bulan lagi, sekalian mau urus paspor dan dokumen lainnya. Nah pas aku denger dari bapak sama ibu kalau Sabila sakit makanya aku minta antar bapak sama ibu untuk jenguk Sabila, tapi maaf ya aku baru sempat kesini sekarang. Soalnya dua hari kemarin aku jetlag, gak bisa ngapa-ngapain jadinya". Ujar Laras.

Tommy tersenyum. "Iya gak apa-apa kak, kakak datang kemari untuk jenguk Sabil aja aku udah seneng banget apalagi kalau sama mas Rahman juga tambah seneng aku". Gumam Tommy.

"Keadaan Sabil gimana Tom? Apa sudah ada perkembangan selama satu bulan ini?". Tanya sang ibu.

"Belum bu, doakan saja untuk kesembuhan Sabila. Yaudah yuk bu, pak, kak kita masuk, Sabil ada dikamar". Ujar Tommy yang langsung mengajak keluarganya menemui Sabil.

Sabila pun mendengar suara seseorang berjalan menuju kamarnya,  ia mengenali suara mereka. Itu adalah bapak dan ibu mertuanya, tapi ada suara perempuan juga yang sepertinya tak asing bagi Sabila. Itu seperti suara kakak iparnya Laras, istri dari kakak suaminya. Tapi setaunya Laras berada di Amerika bersama suaminya, mas Rahman.

Tak lama kemudian Tommy membuka pintu kamar dan memberitahu kedatangan mereka. "Sayang, coba lihat siapa yang datang nih. Ada bapak, ibu dan kak Laras. Kak Laras baru sampe dua hari yang lalu loh dan sekarang dia kemari untuk jenguk kamu". Ujar Tommy.

"Hai Sabila, apa kabar? Aku turut prihatin ya dengan apa yang sedang menimpamu, aku doakan semoga kamu cepat sembuh ya". Ujar Laras yang langsung mengecup kedua pipi Sabila.

"Nak, jangan lupa ya diminum obatnya. Ibu yakin kamu pasti sembuh". Gumam sang ibu mertua sambil mengelus-elus tangan Sabila.

Kali ini kebahagiaan Sabila benar-benar lengkap, selain ia memiliki suami yang super sabar dan selalu perhatian pada dirinya. Ia juga memiliki mertua yang juga sangat menyayanginya, Sabila tak henti-hentinya mengucap syukur di dalam hati.

Kasian banget sih Tommy, harus ngurus mayat hidup kaya gini. Kenapa gak mati aja sekalian, dari pada hidup tapi malah nyusahin banyak orang kaya gini. Gumam Laras dalam hati.

.

.

.

.

.


Partnya masih sedikit ya, karena ini masih awal-awal dan belum ada konflik. Stay tune terus ya karena di part berikutnya kalian akan semakin gemas membacanya 😁 btw itu si Laras kok gitu ya ngebatinnya 😞😞



Selamat Membaca ❤

Jangan Rebut Suamiku (Pelakor Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang