eight : ergo

145K 16.6K 1.4K
                                    

therefore

_________________


"Welcome to Peds!" Dipta dan Dayu menyambutku dengan wajah sumringah di depan bangsal Nusa Indah, bangsal khusus untuk rawat inap anak-anak. Keduanya adalah senior di stase anak, dan Dipta sebagai Chief koas anak senior. Sudah menjadi aturan tidak tertulis bahwa koas baru di stase tertentu datang pagi-pagi di hari kedua untuk mengikuti orientasi dari senior di stase itu. Walaupun tidak kupungkiri stase ini adalah salah satu stase yang kutunggu-tunggu, tapi bukan rahasia juga ritme kegiatan di stase anak terkenal paling hectic dan disiplin, membuatku sedikit keder.

"Ya kalau dibanding stase lain, di sini memang paling banyak aturan sih Nad. Jadi kamu nggak ada tuh yang namanya luntang-lantung nggak jelas di sini, nggak bakal ada waktu juga buat ngabur-ngabur ke kantin. Yuk ikutin aku!" ajak Dayu menggamit lenganku untuk mengikutinya, sebelum memberikan kiss in the air pada pacarnya itu.

"Kalau minggu pertama, yang junior masih orientasi, jadi belum boleh pegang pasien. Ikutin aja seniornya, satu orang senior tanggung jawab satu junior, kamu ikutin aku ya, Nad! Tapi udah ikut jaga, jadwalnya nanti Chief antar kelompok yang buat. Minggu kedua baru mulai follow up sendiri, jam enam kayak gini ini mulainya paling aman."

Dayu kemudian berdiri di depan sebuah papan di sebelah kamar jaga koas yang berisi kode nama-nama kami dan kode pasien-pasien beserta kamarnya.

"Pembagian pasiennya pakai sistem matriks ini, koas-koas diurut, tiap pasien yang masuk nanti dibagi perkoas yang masih kosong, jadi semuanya pasti dapet, nggak berebut dan nggak bisa pilih-pilih pasien baru. Minggu kedua itu juga junior udah ikut rolling masuk Melati," Dayu menunjuk empat nama koas yang di kolom sebelah kirinya diberi keterangan 'Melati', "nginep dua minggu di sana ngurusin bayi-bayi. Selesai dari Melati, minggu berikutnya masuk poli anak, abis itu ke bangsal lagi. Minggu kesebelas sama duabelas nanti senior udah nggak pegang pasien lagi ya, fokus sama ujian. Mmm ... terus setiap hari Senin sama Kamis, ada presentasi kasus di ruang diskusi, semua koas anak wajib hadir, termasuk yang lagi di Melati dipanggil juga."

Aku mengikuti Dayu berjalan dari ruang perawatan satu ke ruang lainnya, sambil mendengarkannya menjelaskan tentang peraturan umum di stase anak, tangan kiriku membantunya membawa rekam medis pasien, sedangkan tangan kananku sibuk mencatat penjelasannya. Sesekali ia berhenti dan memeriksa pasien yang ia pegang.

"Ada enam konsulen di sini, catet nih ya ... Yang pertama dokter Haryadi, pediatrik senior yang dulunya sempat jadi ketua departemen anak. Orangnya santai, tapi harus ati-ati sama dia kalau ngomong, karena katanya masih turunan darah biru gitu jadi harus sopan banget, agak bungkuk dan nunduk-nunduk terus. Kalau visit nggak banyak tanya, tapi pastikan no mistake & tanggung jawab sama pasien yang dipegang. Kamu harus hapal diagnosis pasien apa, perawatan hari ke berapa, juga terapi yang diterima terutama antibiotiknya. Terus yang diperhatikan lagi kalau waktu presus, harus siapin kopi merk Nescafe yang rasa espresso, dingin, kalo nggak ada di kantin, cari di toko luar, pokoknya harus kopi itu. Yang terakhir, ini penting terutama buat kamu Nad, dokter Haryadi perokok berat, jadi selama presus itu, beliau nggak bakal berhenti ngerokok di ruangan, jangan sekali-kali kamu batuk gara-gara asapnya atau dia bakal tersinggung." Aku mengangguk sambil tersenyum kecut, mengingat aku seseorang yang sangat anti perokok.

"Yang kedua dokter Hera, juga dokter senior. Ini konsulen anak paling cerewet dan paling bahaya, soalnya paling sering ngasih hukuman inhal sampe refresh kalo kamu bikin salah. Jadi perhatiin ini : dokter Hera seringnya visit pagi jam delapan, jadi kalau bisa semua follow up beres setengah jam sebelum itu. Begitu beliau dateng, semua koas wajib nyambut di depan bangsal, salim dan jangan lupa cium tangan. Ikutin beliau visit sambil pegang buku kecil dan catat apa pun yang keluar dari mulut dia, karena biasanya soal ujian keluar dari situ, jangan keliatan diem aja kalau dia lagi ngomong. Dia selalu tanya teori dari kasus pasien yang dipegang, jadi pastikan kamu pelajari pasien kamu dan penyakitnya. Jangan pernah telat tiap presus atau referat dia, kalau nggak, kamu langsung otomatis dikasih bonus inhal.

Primum, Non Nocere (First, Do No Harm)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang