Chapter 35

34.4K 1.1K 18
                                    

Akbar's POV

Gue terbangun gara-gara suara gedor-gedor di pintu. Gue mencoba untuk memblock suara itu dengan menutup telinga gue dengan bantal.

"AKBAR BANGUN SAYANG!" Gue langsung membuka selimut dan beranjak dari kasur sampai hampir terjatuh. Nyokap kalo udah teriak gini serem banget. Gue membuka kunci kamar dan membukakan pintu.
"Kamu tuh ya, bikin temen nunggu."
"Hah..." Gue bingung sendiri. "Ini hari apasih ma?"
"Minggu," Jawabnya sambil merapihkan tempat tidur gue.
"Temen siapa sih?" Gue mengucek mata dan merapihkan rambut.
"Itu Rio ada dibawah— nungguin kamu."
"Rio?" Lalu gue teringat kalau dia mengajak gue pergi hari ini. "YA AMPUN AKU LUPA."
"Temuin dulu sana." Gue langsung kebawah dan Rio lagi duduk sambil menonton TV sama Jihan.
"Ganteng amat lu." Sindir dia.
"Ya ya makasih, maaf banget gua lupaa!" Gue memeluk kepala Rio dan menopang kepalanya di perut gue.
"Sana mandi ah. Bau lo nyet." Rio mendorong gue. "Heh, bahasanya tolong ya Rio." Ya siapa lagi yang bilang itu kalau bukan nyokap gue? Karena Rio sahabat gue dari SMP,dia udah dianggap dekat kayak keluarga juga disini. "Mampus," Gue menoyor kepala Rio dan pergi ke kamar untuk mandi.

Kemarin malam minggu gue bosen banget di rumah jagain Jihan.Ortu pergi rayain anniv mereka dan kita ditinggal di rumah.Ya gue ngerti buat privasi tapi setidaknya gue sama Jihan ngapain gitu?

Kanya kemarin juga diajak pergi sama abangnya, terus ada acara keluarga. Alif? Gaada pulsa.Tajir-tajir tapi dompetnya tipis. Gue akhirnya menelfon Rio dan mengajaknya kesini tapi dia lagi menemani ibunya belanja bulanan.

Gentleman.

"Yaudah besok gua traktir Bar," Kata dia sebagai permohonan maaf karena gue ngeles dengan alasan 'kita gapernah jalan berdua lagi'.

Maka itu orang orang sering menganggap kita homo. Yaelah, namanya juga temen deket.Gue mengeringkan rambut dan mencari sesuatu untuk dikenakan. Chinos pendek dan baseball tee pun jadi. Gue balik ke ruang keluarga dan dia masih duduk sambil mmemainkan hpnya. "Ayo, gue udah selesai nih," sahut gue dan dia langsung berdiri. "Ma aku sama Rio pergi ya," Kata gue ke nyokap yang di dapur lalu salim. "Salam buat mama kamu ya." Ucapnya ke Rio setelah salaman.

Rio tampang nerd gini tapi sebenarnya gaul. Dia juga udah bisa nyetir kayak gue.Gue memasuki mobil dia dan duduk disampingnya sedangkan dia yang mengemudi.

"Dompet dan hp udah?" Tanya Rio sambil membenarkan spion mobil.
"Udah Pak," Gue menepuk kantong celana dan Rio langsung menatap gue dengan sinis. "Ampun ampun." Kita di perjalanan mengobrol dan nyanyi, ikutin lagu di radio walaupun suara kita tidaklah indah. Tapi yang dengarjuga cuma kita jadi masa bodo.
"Bar gimana lo sekarang sama Kanya?" Tanya Rio tiba-tiba.
"Udah gue anggap sahabat, percaya atau engga." Gue ketawa mikirin itu.
"Wah saingan gua dong."
"Tenang, lo masih nomor satu." Gue menepuk lengannya. "Lo sebenernya ada perasaan gak sih sama dia?" Tanya Rio sambil melirik ke gue lalu memfokuskan pandangannya lagi ke jalan."Engga. Lo kan tau gue gasuka bawa-bawa perasaan amat sama orang soalnya-"

"Ujung-ujungnya terlalu sayang dan akhirnya sakit. Iya Bar lo udah ulang berapa kali ke gue," Dia menyelesaikan perkataan gue lalu menghembuskan nafasnya. "Lo gamau coba gitu? Belajar mencintai bar." Oke ini jadi pembicaraan serius.
"Umur gua masih berapa?"
"Lah lu aja pacaran pas kelas tujuh. Itu kan first love lo, si Tamara."
"Lo sendiri gimana? Belom ada yang menarik perhatian?" Tanya gue untuk mengalihkan topik. "Ada, sayangnya taken."
"HAHAHAH NASIB LO EMANG YE," dengan spontan Rio pun melempar lap karet dari sisi pintunya. "Siapa? Kok gak cerita lo?" Tanya gue.
"Soalnya udah taken. Apa guna nya gua berharap?"
"Aduh gausah galau gitu lah."
"Lagian cewek masih banyak, bar."
"Betul sih.Tapi jangan putus asa juga bro," Ucap gue menyemangatinya.
"Naya."
"Hah?"
"Naya Wibisono. Sahabat cewek lu."
"ADUH RIOO CARI GEBETAN TUH YANG REALISTIS DONG. DOI CANTIKNYA GAK NANGGUNG!"
"Wow lo emang teman terbaik," Rio menggelengkan kepalanya lalu akhirnya tertawa. Gue mengeluarkan hp karena tiba-tiba ngerasa geter dan ternyata di ping bokap. Apaan nih maunya

DilemaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang